Michael merasa seperti baru saja bermimpi. Semuanya terasa begitu tidak nyata. Tanda besi di tangannya seolah mengatakan pada Michael kalau apa yang dialaminya bukanlah mimpi. "Hei hei!” Nolan mengakui dengan malu-malu sambil meremas kepalanya, “Jadi begini, aku tadi melihatmu ... tak terkendali. Lalu aku memukulmu dengan palu untuk membangunkanmu ....” Dasar bodoh! "Lalu apa yang terjadi pada wajah ini? Aku tidak perlu lagi menuduh yang lain karena ini pasti juga perbuatanmu, kan?” Michael memutar bola matanya dengan muram. "Kami tadi takut menyebabkan luka parah padamu. Jadi ... jadi ... sebelum menggunakan palu ....” "Jadi kamu menampar wajahku dulu sebagai pendahuluan?” tebak Michael dengan geram. "Kamu sudah bisa menebaknya dengan benar,” Nolan tersenyum lebar. "Kamu mendekatlah padaku!” Michael mengulurkan tangannya menyuruh Nolan mendekatkan wajahnya. "Sial, Mira juga terbangun. Aku periksa dia dulu,” Nolan tersenyum malu dan mundur dengan cepat.
Read more