Wajah Iblis Malam terlihat panik saat serombongan orang datang mendekat pada lubang yang dalam. Dirinya yang sebelumnya mendeklarasikan diri sebagai Iblis Malam yang tak terkalahkan, kini harus menanggung dosanya sendiri dan menerima balas dendam terakhir dari orang-orang yang mengepungnya. Kerumunan orang secara otomatis membuka jalan dan Michael berjalan pelan melewatinya dengan sorot mata mengejek yang samar. Dia melompat beberapa kali untuk masuk ke dalam lubang lalu berlutut di samping Iblis Malam. Iblis Malam berusaha keras melawan keputusasaannya. Dia menatap Michael dengan tatapan marah, tapi dia tidak dapat bergerak sama sekali. "Sangat tidak enak, ya?” Michael tersenyum tipis. "Kamu sungguh istimewa!” Iblis Malam menggertakkan gigi. Dia marah besar. Namun, apa yang bisa dilakukannya selain menunjukkan kemarahannya? Luka serius yang dideritanya membuat diri Iblis Malam sangat sulit bergerak. "Kamu masih bermimpi sebagai penguasa wilayah? Mimpimu telah
Michael merasa seperti baru saja bermimpi. Semuanya terasa begitu tidak nyata. Tanda besi di tangannya seolah mengatakan pada Michael kalau apa yang dialaminya bukanlah mimpi. "Hei hei!” Nolan mengakui dengan malu-malu sambil meremas kepalanya, “Jadi begini, aku tadi melihatmu ... tak terkendali. Lalu aku memukulmu dengan palu untuk membangunkanmu ....” Dasar bodoh! "Lalu apa yang terjadi pada wajah ini? Aku tidak perlu lagi menuduh yang lain karena ini pasti juga perbuatanmu, kan?” Michael memutar bola matanya dengan muram. "Kami tadi takut menyebabkan luka parah padamu. Jadi ... jadi ... sebelum menggunakan palu ....” "Jadi kamu menampar wajahku dulu sebagai pendahuluan?” tebak Michael dengan geram. "Kamu sudah bisa menebaknya dengan benar,” Nolan tersenyum lebar. "Kamu mendekatlah padaku!” Michael mengulurkan tangannya menyuruh Nolan mendekatkan wajahnya. "Sial, Mira juga terbangun. Aku periksa dia dulu,” Nolan tersenyum malu dan mundur dengan cepat.
"Apakah itu kamu?” Lilia mengernyit saat melihat tamunya. Lilia melirik pada Zeba yang sedang tidur di kamar kemudian mengarahkan pandangan kembali pada seseorang yang mengangguk di depan pintu. "Silakan masuk!” ucap Lilia cepat-cepat setelah terdiam untuk beberapa saat. “Kamu datang ke sini untuk menengok Zeba? Dia masih belum bangun, tapi dia baik-baik saja. Dia hanya kelelahan,” lanjutnya. "Tidak. Aku datang ke sini untuk bertemu denganmu.” "Mencariku?” Lilia tercengang. Pipi Lilia sedikit merona meskipun dirinya sangat terkejut."Kamu punya waktu untuk jalan ke luar dan bicara berdua denganku?” Lilia melirik pada Kakak Keempat dan Kakak Kelima yang sedang menjaga Zeba di tempat tidur. Dia perlahan menggigit bibirnya dan mengangguk, “Baiklah!” Lilia berjalan ke luar kamar dan mengikuti tamunya. Mereka berdua masuk ke kamar lain. Setelah menutup pintu, tamunya menyajikan teh dan meminta Lilia untuk duduk. "Apa yang membuatmu ingin menemuiku?” tanya Lilia tan
Langit penuh dengan awan gelap. Cahaya matahari sore tertutup awan. Awan-awan tebal berdatangan seolah-olah akan ada badai datang. Hari menjadi gelap. Kondisi ini membuat orang-orang ketakutan.Seluruh dunia tenggelam dalam dunia hitam dan putih!Pemandangan ini membuat kota menjadi suram, tapi yang membuat orang-orang menjadi lebih takut adalah suara mengerikan dari arah keluar jalan kota!"Howl""Howl!"Suara raungan itu seperti datang dari sosok zombi, makhluk yang menyeramkan. Suara itu terdengar sampai ke seluruh kota. Zombi-zombi berkumpul di tepi jalan. Badan mereka bergoyang dari kanan ke kiri. Mereka berjalan sambil menyeret kaki. Ada juga zombi yang berjalan seperti kepiting. "Ada yang berubah menjadi zombi dalam waktu satu malam!" Danu berteriak sambil mendekati Michael. Kemudian dia menatap kerumunan zombi di pinggir jalan. Raut wajah mereka sungguh mengerikan. "Ya, seolah-olah mereka keluar dari liang kuburan," Nolan mengerutkan dahi. "Hei, lihat. Bukankah
Sorot mata Michael menajam. Dari matanya terpancar kesedihan dan rasa bersalah. Kerumunan zombi itu saling tumpah tindih. Mereka tidak peduli keadaan satu sama lain. Di antara kerumunan zombi itu, Michael melihat wajah-wajah yang terasa akrab baginya. Ada tiga anggota Tujuh Manusia Aneh yang dipimpin oleh Deva!Sebelumnya tiga orang itu bertugas mengamati situasi dekat tembok kota. Michael tidak ingat pada mereka ketika memasang energi pelindung. Sekarang tiga orang itu juga ikut berubah menjadi zombi. Hati Michael menjadi sedih. Padahal mereka sudah banyak membantu Michael, tapi Michael tidak sengaja melupakan mereka. Dia merasa menyesal. "Howl!""Howl!"Michael masih mengenali wajah ketiga orang itu, tapi rongga mata mereka kosong dan keluar darah. Wajah mereka dipenuhi bintik hitam. Mereka menatap Michael seolah-olah ingin menyantapnya. Michael menggelengkan kepala dan terjun ke bawah. "Howl!"Hempasan angin terbentuk ketika Michael mendarat. Para zombi itu terle
Mata Michael menjadi merah darah di cermin itu. Wajahnya dipenuhi bintik biru keunguan. Ada taring yang muncul dari mulutnya. Michael tampak seperti Iblis!Michael pikir itu hanya ilusi. Kemudian dia menggelengkan kepala sambil mengedipkan matanya berulang kali, tapi bayangan itu tampak tidak berubah. Michael menatap tajam Buddha Emas yang ada di tembok kota. "Kamu pikir itu ilusi?" Si Buddha Emas seakan bisa membaca jalan pikiran Michael. "Kamu pikir itu bukan ilusi?" Michael balik bertanya dengan nada dingin. "Dengan level kemampuanmu, apakah halusinasi itu tampak benar?" tanya si Buddha Emas sambil tersenyum. Michael terdiam. Dia sudah melihat banyak sekali halusinasi, tapi dia tidak akan pernah tertipu sekali pun. Michael berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Kemudian dia menatap sekelilingnya lagi. Tidak ada yang berubah!Alis Michael terangkat. Si Buddha Emas masih ada dan tetap tersenyum penuh percaya diri. "Aku tahu ada sesuatu, tapi apa kamu pikir kamu
Semua informasi dari si Buddha Emas memang masuk akal!Naga Iblis berhasil Michael lumpuhkan. Iblis Malam datang untuk membalas dendam pada Michael dan ingin menolong Naga Iblis. Iblis Malam berpura-pura menjadi biksu dan mengadu domba pihak-pihak yang berkepentingan. Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Termasuk apa yang dikatakan Iblis Malam setelah kematiannya. Setelah Michael mencoba memikirkannya, dia merasa tertipu. Iblis Malam berhasil menipu dirinya!Tubuh istimewa Zeba menjadi bintang pada permainan ini. Mungkin tubuh abadi suci Zeba memiliki kesaktiannya sendiri. Tubuh Michael sebenarnya juga tak kalah sakti, tapi tubuhnya tidak berhasil mengalahkan Iblis Malam. Mungkin ini adalah bagian dari skenario Iblis Malam. Iblis Malam sudah membuat sebuah pertunjukan luar biasa. Dia menggunakan kematian palsu. Setelah mendengar ini semua, Michael menjadi lebih waspada. Setelah melindungi orang-orang di penginapan, semua orang benar-benar tidak terluka. Hal ini langsung m
"Pemimpin. Dia keluar kota!""Apa?"Nolan dan lainnya segera berdiri. Mereka semua terkejut. "Dia … dia pergi meninggalkan kota?" tanya Nolan dengan cemas. "Iya!"Danu dan Nolan sepakat untuk menyuruh anak buah mereka untuk memantau keadaan di lantai paling atas penginapan. Tujuannya adalah untuk melihat situasi di sekeliling kota dan para zombi."Apa kamu yakin tidak salah lihat?""Aku melihatnya dengan jelas," jawab si anak buah sambil mengangguk. Di antara kerumunan para zombi sosok Michael pasti terlihat jelas. Apalagi ini siang hari. Meskipun level kekuatan si anak buah tidak tinggi, tapi melihat sosok Michael bukanlah kendala baginya."Kenapa Michael keluar kota di saat genting begini?" tanya Nolan dengan bingung. "Ya. Bukankah masih ada kerumunan zombi di luar, tapi kenapa ….""Jika pemimpin pergi, apa yang akan kita lakukan?""Dia tidak sengaja meninggalkan kita, bukan?"Orang-orang yang baru bergabung dengan Kelompok Misterius menjadi panik. Wajar saja. Mereka