Tidak ada seorang pun yang menyadari saat Michael bergerak. Begitu pun saat dia tiba-tiba merobek kantung hitam. Karena saat itu semua mata tertuju pada pertarungan sengit di angkasa. Seandainya apa yang terjadi pada Zeba terjadi di lain waktu, para pria yang menyaksikan pasti akan bersemangat mengintip tubuh menarik Zeba. Tapi saat ini, tidak ada seorang pun dari mereka yang berpikiran kotor semacam itu. Hanya satu yang mereka harapkan. Mereka berdoa semoga Zeba akan baik-baik saja. Namun, keadaannya sangat buruk sekali. Pakaian Zeba akan terlucuti hanya dalam beberapa menit saja! "Gadis Kecil, ini yang kamu minta!” Iblis Malam tersenyum dingin. Kemenangan saat ini membuat dirinya sangat sombong. Pada saat bersamaan dia menambah kekuatannya dan melompat ke arah Zeba! Iblis Malam berencana mengulang serangannya untuk menarik pakaian di bagian tubuh terlarang Zeba saat gas hitam berputar-putar di tangannya. Iblis Malam menjadi semakin nekat dan mengabaikan Z
Leluhur Wanqi? Zeba melihat senyum penuh percaya diri di bibir Michael saat Michael bicara. Dia pun sangat bingung karena Michael tidak tampak sedang bercanda dengan pengakuannya. Siapa itu leluhur Wanqi? Zeba tidak pernah mendengar maupun melihatnya! Bahkan konsepnya seperti apa tidak jelas bagi Zeba. "Jadi ... siapa itu leluhur Wanqi?” "Sesuatu yang bisa menaklukannya,” Michael terkekeh. "Gila, apa yang terjadi? Mengapa mereka berdua masih saja asik ngobrol?” "Ya, Iblis Malam sudah menyerang. Bukankah seharusnya mereka bersiap melawannya?” "Mereka harus hati-hati karena Iblis Malam sangat tidak normal.” Semua orang di darat mengungkapkan semua kekhawatiran di hatinya saat melihat situasi yang terjadi. Karena bagaimanapun juga mereka sudah melihat kemampuan Iblis Malam dengan mata kepala mereka sendiri. "Kamu tidak boleh kalah di tangan Iblis Malam meskipun ucapanmu sudah bisa menyakinkan ribuan orang di sini. Kamu harus hati-hati.” Sekelo
Zeba tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Mengapa dirinya tiba-tiba memiliki begitu banyak energi? Mengapa Iblis Malam babak belur seperti ini? Zeba kebingungan karena dia yakin dirinya tidak melakukan apa pun. Michael hanya tersenyum tipis tanpa menjawab. Dia menatap Iblis Malam dengan tatapan mengejek dan sindiran tajam. "Hei, ilmu sihir apa yang kamu gunakan?” Iblis Malam tidak juga mengerti dengan apa yang terjadi. Mengapa semua ini bisa terjadi di sini, di tempat kekuasaannya?! "Aku mengerti. Semua itu hanya kebetulan semata. Kamu hanya beruntung saja. Tapi jika sudah beruntung satu kali, apa mungkin bisa beruntung lagi?” Iblis Malam sangat tersinggung saat mendengar provokasi Michael. Dia terbang dan melepaskan arwah hitamnya dengan membabi buta hingga pandangannya kabur. "Serang!” Arwah hitam tiba-tiba menelan langit. Iblis Malam bergerak cepat sambil berteriak.Michael tersenyum dingin lalu menatap Zeba dengan tajam, “Zeba!” Zeba terkes
"Ini ....” Semua orang tercengang. Burung Phoenix berdiri di tengah-tengah angkasa seperti gunung raksasa. "Duaaar!” Burung Phoenix tiba-tiba mengepakkan sayapnya menukik ke arah Iblis Malam! Kemarahan Iblis Malam berubah menjadi keterkejutan. Tidak mudah baginya menghindari serangan demi serangan. Bisa jadi serangan si Burung Phoenix dapat membunuhnya hanya dengan satu kali kepakan. Siapa tahu? Dan kini serangan si Burung Phoenix datang lagi! Terlebih lagi Burung Phoenix kali ini begitu besar. Melawannya bisa jadi sebuah kekonyolan!! "Hiyaaa!” Iblis Malam berteriak lalu menyatukan semua kekuatannya. Aku atau kamu yang mati! "Auuum!” Pada saat bersamaan, punggung Iblis Malam mengeluarkan seekor naga hitam raksasa kelaparan yang siap menyerang. Naga mengaum dan Burung Phoenix yang gagah bertabrakan! "Duaaar!” Sebuah ledakan kuat membuat seluruh dunia terkejut hingga air pun berhenti mengalir untuk sesaat! Sebagian langit tercabi
Wajah Iblis Malam terlihat panik saat serombongan orang datang mendekat pada lubang yang dalam. Dirinya yang sebelumnya mendeklarasikan diri sebagai Iblis Malam yang tak terkalahkan, kini harus menanggung dosanya sendiri dan menerima balas dendam terakhir dari orang-orang yang mengepungnya. Kerumunan orang secara otomatis membuka jalan dan Michael berjalan pelan melewatinya dengan sorot mata mengejek yang samar. Dia melompat beberapa kali untuk masuk ke dalam lubang lalu berlutut di samping Iblis Malam. Iblis Malam berusaha keras melawan keputusasaannya. Dia menatap Michael dengan tatapan marah, tapi dia tidak dapat bergerak sama sekali. "Sangat tidak enak, ya?” Michael tersenyum tipis. "Kamu sungguh istimewa!” Iblis Malam menggertakkan gigi. Dia marah besar. Namun, apa yang bisa dilakukannya selain menunjukkan kemarahannya? Luka serius yang dideritanya membuat diri Iblis Malam sangat sulit bergerak. "Kamu masih bermimpi sebagai penguasa wilayah? Mimpimu telah
Michael merasa seperti baru saja bermimpi. Semuanya terasa begitu tidak nyata. Tanda besi di tangannya seolah mengatakan pada Michael kalau apa yang dialaminya bukanlah mimpi. "Hei hei!” Nolan mengakui dengan malu-malu sambil meremas kepalanya, “Jadi begini, aku tadi melihatmu ... tak terkendali. Lalu aku memukulmu dengan palu untuk membangunkanmu ....” Dasar bodoh! "Lalu apa yang terjadi pada wajah ini? Aku tidak perlu lagi menuduh yang lain karena ini pasti juga perbuatanmu, kan?” Michael memutar bola matanya dengan muram. "Kami tadi takut menyebabkan luka parah padamu. Jadi ... jadi ... sebelum menggunakan palu ....” "Jadi kamu menampar wajahku dulu sebagai pendahuluan?” tebak Michael dengan geram. "Kamu sudah bisa menebaknya dengan benar,” Nolan tersenyum lebar. "Kamu mendekatlah padaku!” Michael mengulurkan tangannya menyuruh Nolan mendekatkan wajahnya. "Sial, Mira juga terbangun. Aku periksa dia dulu,” Nolan tersenyum malu dan mundur dengan cepat.
"Apakah itu kamu?” Lilia mengernyit saat melihat tamunya. Lilia melirik pada Zeba yang sedang tidur di kamar kemudian mengarahkan pandangan kembali pada seseorang yang mengangguk di depan pintu. "Silakan masuk!” ucap Lilia cepat-cepat setelah terdiam untuk beberapa saat. “Kamu datang ke sini untuk menengok Zeba? Dia masih belum bangun, tapi dia baik-baik saja. Dia hanya kelelahan,” lanjutnya. "Tidak. Aku datang ke sini untuk bertemu denganmu.” "Mencariku?” Lilia tercengang. Pipi Lilia sedikit merona meskipun dirinya sangat terkejut."Kamu punya waktu untuk jalan ke luar dan bicara berdua denganku?” Lilia melirik pada Kakak Keempat dan Kakak Kelima yang sedang menjaga Zeba di tempat tidur. Dia perlahan menggigit bibirnya dan mengangguk, “Baiklah!” Lilia berjalan ke luar kamar dan mengikuti tamunya. Mereka berdua masuk ke kamar lain. Setelah menutup pintu, tamunya menyajikan teh dan meminta Lilia untuk duduk. "Apa yang membuatmu ingin menemuiku?” tanya Lilia tan
Langit penuh dengan awan gelap. Cahaya matahari sore tertutup awan. Awan-awan tebal berdatangan seolah-olah akan ada badai datang. Hari menjadi gelap. Kondisi ini membuat orang-orang ketakutan.Seluruh dunia tenggelam dalam dunia hitam dan putih!Pemandangan ini membuat kota menjadi suram, tapi yang membuat orang-orang menjadi lebih takut adalah suara mengerikan dari arah keluar jalan kota!"Howl""Howl!"Suara raungan itu seperti datang dari sosok zombi, makhluk yang menyeramkan. Suara itu terdengar sampai ke seluruh kota. Zombi-zombi berkumpul di tepi jalan. Badan mereka bergoyang dari kanan ke kiri. Mereka berjalan sambil menyeret kaki. Ada juga zombi yang berjalan seperti kepiting. "Ada yang berubah menjadi zombi dalam waktu satu malam!" Danu berteriak sambil mendekati Michael. Kemudian dia menatap kerumunan zombi di pinggir jalan. Raut wajah mereka sungguh mengerikan. "Ya, seolah-olah mereka keluar dari liang kuburan," Nolan mengerutkan dahi. "Hei, lihat. Bukankah