"Cukup! Jangan bicara lagi!!"Wajah Rahel sedingin es. Dengan lambaian tangannya, tubuh Mark menghantam kekuatan tidak terlihat. Dia memuntahkan darah lagi. Mark merasakan tekanan hebat mengenai tubuhnya. Dia menggertakkan gigi mencoba menahan energi tersebut. "Sudah, cukup!" Michael berkata dengan lantang.Rahel menarik tangannya dan menatap Michael tajam. Rahel tahu kali ini dia berada di atas angin. Dalam hatinya Michael sangat cemas memikirkan Bella. Demi Bella, Michael sanggup melawan seluruh dunia, tapi dirinya juga memiliki teman-teman yang sangat setia. Tentunya dia tidak ingin melihat Mark dan lainnya mati sia-sia. Yang mana yang harus dia dahulukan?Meskipun di dalam hatinya Bella dan Hanna tidak akan bisa terganti, tapi saat ini ada teman-temannya ada di depan matanya. Michael menarik napas panjang, "Rahel, aku minta maaf padamu.""Michael, brengsek kamu. Jangan lakukan itu!""Jangan bersujud demi kami. Kami akan selalu mendukungmu." Spence dan Mark langsung
Read more