Mark dan Spence saling berpandangan. Begitu juga dengan Vivian yang kebingungan. Pasukan Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan yang bersiap menyerang sudah semakin dekat, tapi Michael malah menghitung mundur. Seandainya mereka tidak saling percaya, pasti mereka telah menggertak Michael yang bersikap seperti orang gila. Terlebih lagi sikap Michael semakin lama semakin serius. "Ini waktunya!” tiba-tiba Michael berteriak. Matanya yang terus menerus menatap pusat tempat cahaya hijau keluar dan alisnya terangkat. Tiga orang yang bersama Michael tidak mengerti apa yang terjadi saat tiba-tiba terdengar suara dari dalam tanah. Tidak lama kemudian .... Duaaar! Sebuah suara yang luar biasa keras keluar dari dalam tanah. Lapisan tanah yang hangus juga terangkat. Jika sebelumnya tanah menjadi bergelombang karena gempa bumi, maka ledakan kali ini mengakibatkan tanah menjulang tinggi dengan ketinggian lebih dari sepuluh meter. Bisa digambarkan, peristiwa ini sangat mengeri
Michael tiba-tiba merasa seperti kuda yang berlari melewati rerumputan berlumpur. Mengapa monster itu menatapnya di depan begitu banyak orang? Michael pikir monster tersebut menatapnya karena dirinya berdiri tepat di depannya. Michael pun mengajak Mark dan yang lainnya pindah perlahan. Namun, mata Taotie Iblis terus mengikutinya seiring bergeraknya Michael hingga membuat Michael semakin depresi. "Mungkin aku sebaiknya diam saja. Sialan, mengapa dia masih menatapku?” tanya Michael putus asa."Sepertinya ... sepertinya begitu,” Spence menelan ludah dan mengangguk tanpa sadar. "Michael, apa yang kamu lakukan? Mengapa mata monster itu terus menerus tertuju padamu? Lihat kepalanya, besarnya seluas dua belas lapangan bola! Bagaimana kamu bisa melawannya?” tanya Mark sambil menelan ludah. Monster di hadapan mereka sungguh menakutkan. Hampir semua orang gemetar karena ketakutan. Michael sendiri berkeringat dingin. Meskipun kekuatan Michael luar biasa, tapi dia tidak
"Ya Tuhan!” Adit mendesah berat. Ucapan Lado tidak dapat disangkal. Dan apa yang disampaikan Lado merupakan hal yang paling mungkin terjadi. Monster seperti itu tentu saja tidak mudah dilawan oleh siapa pun. Dan Michael pasti menjadi sasaran karena darah Naga Iblis dalam tubuh Michael. Hanya itu satu-satunya alasan masuk akal. "Kakek, kita akan menyaksikan Michael yang dibunuh oleh monster raksasa ....” ujar Rahel dengan enggan. "Apa kamu memiliki dugaan lain yang lebih baik?” tanya Lado tak berdaya. Lado tidak tahu persis kekuatan monster Taotie ini. Jika dia mengambil keputusan terburu-buru, dia hanya akan membuat masalah besar bagi Puncak Gunung Biru. Sekali saja mereka terjebak dalam masalah besar, itu sama saja dengan kalah sebelum bertanding. Meskipun Michael penting, tapi Lado tidak akan mengorbankan keluarganya hanya untuk menyelamatkan Michael. Kehadiran Michael harus memberi manfaat, bukan malah membuat keluarganya hancur. "Michael, apa yang harus ki
Duaaar! Mulut besar Taotie bagaikan sebuah panci di angkasa yang menelan Michael sekaligus. Meskipun Michael sudah berusaha menghindar, tapi waktunya tidak cukup untuknya melarikan diri. Namun Michael bukan orang yang mudah ditaklukan. Keputusannya tidak mudah diprediksi meskipun dia sudah kehabisan energi. Sayangnya, Michael yang tidak mudah ditaklukan menjadi berbeda kala Michael harus berhadapan dengan mulut Taotie. Tidak ada jalan untuk melarikan diri bagi Michael. Semua jalan sama saja, buntu. Mark, Spence dan Vivian saling berpandangan begitu Michael tiba-tiba ditelan Taotie. "Kita adalah saudara. Dan persaudaraan itu abadi. Tidak ada matinya. Hari ini dia harus memuntahkan saudaraku yang sudah dia telan,” Spence memukul dadanya. Dia mengabaikan ketakutannya dan mencoba membakar semangat teman-temannya saat itu juga sambil mengacungkan kepalan tangan. "Kamu benar. Kita tidak akan melepaskan siapa pun yang berani menelan saudara kita meskipun kekuatan ki
Sekeliling Michael gelap gulita. Namun dalam kegelapan, Michael samar-samar dapat melihat ada gas aneh yang bercampur dengan udara. Michael tidak akan bisa melihatnya sama sekali seandainya dia tidak memperhatikan dengan seksama. Michael memperhatikan baik-baik sekelilingnya dan menemukan tempat dirinya berada saat ini hampir dipenuhi gas tersebut. "Di mana ini? Apakah aku ada di dalam perut Taotie?” Michael mengernyit. Dia mencoba menggunakan energinya dan terbang melihat ke sekitarnya. Tapi Michael tidak bisa terbang hingga ke tepi ruangan ini karena dirinya merasa lelah. "Gila! Sebesar ini kah perut Taotie?” ucap Michael yang terus terbang dengan kecepatan yang sangat kencang meskipun tenaganya sudah mulai berkurang. Hanya dalam waktu yang tidak terlalu lama, Michael memperkirakan dirinya sudah terbang sejauh dua kali luas Lembah Abadi Terperangkap. Tapi di luar perkiraan Michael, dirinya masih belum sampai ke tepian perut Taotie. Michael ingin mencoba terbang l
Tanah di sekitar Taotie hangus dan asap mengepul saat tubuh raksasa Taotie bergerak. Nolan berusaha berdiri tegar. Dengan jari kakinya yang mengencang, dia mengangkat senjata sambil menutup mata. Wuush! Bau yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata tercium dan desiran angin melewati Nolan. Nolan yang sudah pasrah membuka mata untuk melihat apakah Taotie menyerangnya. Tapi yang terlihat hanya bayangan Taotie pada sebagian tanah yang hangus. "Ke mana ... ke mana makhluk rakus itu?” Nolan terlihat panik. Mira dan yang lainnya menggelengkan kepala tak mengerti. Sama seperti semua orang, Mira pun menutup matanya dan pasrah menunggu kematian datang saat Taotie menyerang mereka. Tubuhnya tanpa sadar memasang kuda-kuda penuh dengan ketegaran. Bagaimana mungkin Mira melihat ke mana Taotie pergi dalam saat matanya tertutup? "Makhluk itu hanya meninggalkan suaranya. Jika angsa pasti meninggalkan bulunya, kenapa tubuh Taotie menghilang tanpa jejak dalam sekejap?” ucap Danu
Tubuh Michael bergejolak seketika begitu sumpah Michael menggelegar. Hati keluarga naga yang telah kering dipaksa untuk berputar dan mulai menyerap energi dari luar masuk ke dalam tubuh Michael dengan menggila. Apa yang dilakukan Michael di dalam perut Taotie tidak hanya memaksa tubuhnya melindungi dirinya sendiri dari kerusakan yang disebabkan Gas Kekacauan, tapi juga memaksa tubuhnya menyerap sebanyak-banyaknya Gas Kekacauan masuk ke dalam tubuhnya. Metode yang dilakukan Michael saat ini tidak ada bedanya dengan mencari mati! Michael bagai membuka mulutnya sendiri dan menelan air sungai padahal dia tahu air sungai tersebut mengandung asam sulfat. Tindakan Michael hanya akan memperparah kematian! "Apa kamu gila? Kamu cari mati, ya?” teriakan arwah Naga Iblis terdengar penuh dengan kecemasan dan kemarahan. Naga Iblis mengerti Michael mengalami depresi dengan keadaan yang dihadapinya tapi penyangkalan diri yang terlalu berlebihan tidak akan menyelesaikan masalah. Bah
"Oh!"Taotie yang terlihat garang di luar, kali ini begitu penurut seperti anjing bertemu dengan pemiliknya. Kepalanya tertunduk dan suaranya manja. Orang tersebut memakai pakaian putih. Senyum tipis tersungging di wajahnya yang dihiasi janggut putih. Dia terlihat seperti orang tua yang telah makan asam garam berkeliling dunia. Sikapnya begitu luar biasa. Dia tersenyum, “Terima kasih.” Si Pak Tua tersebut mengucapkan terima kasih sambil membelai kepala hingga perut Taotie. Namun alis matanya tiba-tiba mengernyit, “Anak ini ....” "Menarik, menarik!” Pak Tua tertawa dan meletakkan tangannya di perut Taotie. Dia sepertinya merasakan sesuatu. "Aku memperlakukan anak ini sebagai tamu, tapi anak ini hebat sekali. Aku memperlakukanmu sebagai rumah dan melakukan apa yang aku mau,” ucap Pak Tua sambil tersenyum santai. Dia menutup mata dan perlahan merasakan sesuatu di tangannya. Di dalam perut yang diraba Pak Tua, tumpukan daging busuk Michael telah mengeluarkan sembura
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua