"Mark!""Spence!""Vivian!"Michael terkejut bukan main melihat ketiga orang dari masa lalunya itu. Sepertinya mereka baik-baik saja. Michael tidak sabar ingin menghampiri mereka. Mereka adalah teman-teman yang setia mendukung Michael baik dalam kondisi senang maupun sedih. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi hubungan mereka luar biasa dekat! Kapan terakhir kali mereka bertemu? Bagaimana mungkin Michael tidak rindu terhadap mereka? "Michael!"Mark, Spence dan Vivian berteriak bersamaan. Setelah Michael pergi, ketiganya tinggal di Dunia Xuanyuan. Siang dan malam mereka selalu berlatih dan berharap suatu saat mereka akan bertemu Michael lagi. Khususnya Spence. Tanpa Michael, hidupnya terasa hampa. Kalau saja tidak terbujuk rayuan Rahel, mereka tidak akan tertangkap. Setelah mereka dibawa ke Puncak Gunung Biru, mereka lalu dikurung.Selama sekian waktu, mereka bertiga hidup dalam kurungan. Meskipun begitu, Rahel bersikap baik pada mereka. Dia mengingatkan
"Cukup! Jangan bicara lagi!!"Wajah Rahel sedingin es. Dengan lambaian tangannya, tubuh Mark menghantam kekuatan tidak terlihat. Dia memuntahkan darah lagi. Mark merasakan tekanan hebat mengenai tubuhnya. Dia menggertakkan gigi mencoba menahan energi tersebut. "Sudah, cukup!" Michael berkata dengan lantang.Rahel menarik tangannya dan menatap Michael tajam. Rahel tahu kali ini dia berada di atas angin. Dalam hatinya Michael sangat cemas memikirkan Bella. Demi Bella, Michael sanggup melawan seluruh dunia, tapi dirinya juga memiliki teman-teman yang sangat setia. Tentunya dia tidak ingin melihat Mark dan lainnya mati sia-sia. Yang mana yang harus dia dahulukan?Meskipun di dalam hatinya Bella dan Hanna tidak akan bisa terganti, tapi saat ini ada teman-temannya ada di depan matanya. Michael menarik napas panjang, "Rahel, aku minta maaf padamu.""Michael, brengsek kamu. Jangan lakukan itu!""Jangan bersujud demi kami. Kami akan selalu mendukungmu." Spence dan Mark langsung
"Lembah ... Lembah Abadi Terperangkap hilang ....”Semua orang hanya bisa berdiri terpaku."Mengapa ... mengapa ini bisa terjadi?” Semua orang saling berpandangan. Tapi ibaratnya mereka tidak diberi kesempatan untuk terkejut atau bergerak spontan saat cahaya keemasan itu muncul diikuti goncangan bumi yang begitu besar terjadi. Duaaar! Seluruh permukaan tanah tiba-tiba berlipat seperti sebuah gelombang. Sekelompok orang langsung berjatuhan sebelum mereka menyadari apa yang terjadi. Dan mereka kesulitan untuk kembali berdiri saat tanah masih bergoncang hebat. Spence dan Mark yang memiliki kemampuan mumpuni pun kesulitan berdiri tegak dari goncangan bumi. Tapi berita baiknya, Michael bisa bergerak dengan sangat cepat. Michael langsung menangkap Mark, Spence, dan Vivian lalu membawa mereka terbang ke angkasa. Para jagoan yang lain berusaha bergerak dengan cepat. Mereka terbang ke angkasa sambil menarik pasukan mereka. Mereka yang kekuatannya rendah atau lambat bergerak
Ansel menelan ludah dan terlihat sangat tidak sabar. "Ada sesuatu di sana,” Ansel tiba-tiba mengernyit. Ansel tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh dari pusat cahaya hijau meskipun dia tidak melihat apa pun. "Ada sesuatu di bawah tanahnya!” Ansel tiba-tiba terkejut. Dia langsung menatap tanah di bawah kakinya dengan mata gugup. Pada saat bersamaan, Michael dan Lado juga tercengang dan terkesiap. Marcus menatap tanah dengan kemarahan yang sulit dibendung. Keanehan apa lagi yang terjadi? Dia yakin apa yang diungkapkan Ansel hanya untuk membodohi dirinya. Marcus pikir sungguh lucu siasat yang dilakukan Lado dan Ansel demi untuk meraih sesuatu yang mereka inginkan. "Aku pikir Ansel ketakutan oleh Michael hingga membuatnya seperti burung ketakutan saat ini,” Marcus menggertakkan gigi dengan meluapkan kemarahannya pada Wiley dan orang-orang di dekatnya. Marcus tidak hanya depresi, tapi juga merasa hampa saat mengetahui dirinya lebih rendah dari Michael. "
"Bergerak? Mark menatap tanah tapi tidak melihat sesuatu terjadi. Sebaliknya, pasukan Paviliun Dewa Pengobatan dan Laut Abadi semakin mendekati mereka dari belakang. "Michael, aku tidak tahu apakah tanah di bawah sana bergerak atau tidak, tapi yang aku tahu kita harus segera pergi. Pasukan di belakang kita siap membunuh,” teriak Mark cepat-cepat. Pasukan yang terdiri dari sepuluh ribu orang datang menyerang. Tapi Michael tidak bergerak sama sekali meskipun mendengar kedatangan mereka. Mark pikir tidak masalah jika harus melawan mereka, tapi setidaknya Michael harus lari terlebih dahulu. Untuk apa terus memandang tanah tanpa bergerak sedikit pun? Mark dan teman-temannya percaya pada Michael, tapi situasi saat ini membuat mereka cemas. Adit dan anak buahnya terlihat khawatir. Mereka pun melaporkan keadaan saat ini pada Lado. Sering kali banyak hal yang terjadi di dunia ini begitu rumit. Tapi ada kalanya juga sederhana. Puncak Gunung Biru sebenarnya sudah tidak sabar unt
Mark dan Spence saling berpandangan. Begitu juga dengan Vivian yang kebingungan. Pasukan Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan yang bersiap menyerang sudah semakin dekat, tapi Michael malah menghitung mundur. Seandainya mereka tidak saling percaya, pasti mereka telah menggertak Michael yang bersikap seperti orang gila. Terlebih lagi sikap Michael semakin lama semakin serius. "Ini waktunya!” tiba-tiba Michael berteriak. Matanya yang terus menerus menatap pusat tempat cahaya hijau keluar dan alisnya terangkat. Tiga orang yang bersama Michael tidak mengerti apa yang terjadi saat tiba-tiba terdengar suara dari dalam tanah. Tidak lama kemudian .... Duaaar! Sebuah suara yang luar biasa keras keluar dari dalam tanah. Lapisan tanah yang hangus juga terangkat. Jika sebelumnya tanah menjadi bergelombang karena gempa bumi, maka ledakan kali ini mengakibatkan tanah menjulang tinggi dengan ketinggian lebih dari sepuluh meter. Bisa digambarkan, peristiwa ini sangat mengeri
Michael tiba-tiba merasa seperti kuda yang berlari melewati rerumputan berlumpur. Mengapa monster itu menatapnya di depan begitu banyak orang? Michael pikir monster tersebut menatapnya karena dirinya berdiri tepat di depannya. Michael pun mengajak Mark dan yang lainnya pindah perlahan. Namun, mata Taotie Iblis terus mengikutinya seiring bergeraknya Michael hingga membuat Michael semakin depresi. "Mungkin aku sebaiknya diam saja. Sialan, mengapa dia masih menatapku?” tanya Michael putus asa."Sepertinya ... sepertinya begitu,” Spence menelan ludah dan mengangguk tanpa sadar. "Michael, apa yang kamu lakukan? Mengapa mata monster itu terus menerus tertuju padamu? Lihat kepalanya, besarnya seluas dua belas lapangan bola! Bagaimana kamu bisa melawannya?” tanya Mark sambil menelan ludah. Monster di hadapan mereka sungguh menakutkan. Hampir semua orang gemetar karena ketakutan. Michael sendiri berkeringat dingin. Meskipun kekuatan Michael luar biasa, tapi dia tidak
"Ya Tuhan!” Adit mendesah berat. Ucapan Lado tidak dapat disangkal. Dan apa yang disampaikan Lado merupakan hal yang paling mungkin terjadi. Monster seperti itu tentu saja tidak mudah dilawan oleh siapa pun. Dan Michael pasti menjadi sasaran karena darah Naga Iblis dalam tubuh Michael. Hanya itu satu-satunya alasan masuk akal. "Kakek, kita akan menyaksikan Michael yang dibunuh oleh monster raksasa ....” ujar Rahel dengan enggan. "Apa kamu memiliki dugaan lain yang lebih baik?” tanya Lado tak berdaya. Lado tidak tahu persis kekuatan monster Taotie ini. Jika dia mengambil keputusan terburu-buru, dia hanya akan membuat masalah besar bagi Puncak Gunung Biru. Sekali saja mereka terjebak dalam masalah besar, itu sama saja dengan kalah sebelum bertanding. Meskipun Michael penting, tapi Lado tidak akan mengorbankan keluarganya hanya untuk menyelamatkan Michael. Kehadiran Michael harus memberi manfaat, bukan malah membuat keluarganya hancur. "Michael, apa yang harus ki