"Kakak Lu, putri Keluarga Lu benar-benar luar biasa. Wajar saja kamu senang."Namun suara tawa itu terdengar seperti sedang tersenyum masam, "Apa menurutmu putri itu akan menang?! Asal kamu tahu, meskipun putri itu kekuatannya luar biasa, tapi dia bukan pemimpin Puncak Gunung Abadi. Dia bisa setia dengan Puncak Gunung Abadi tapi dia juga bisa menyebrang ke Laut Abadi suatu hari nanti."Petir Ungu itu terdiam. Kemudian dia berkata, "Soal kekuatan, Laut Abadi hampir sama dengan Puncak Gunung Biru. Soal kecantikan, kamu pikir Laut Abadi bisa menandingi cucuku, Rahel?"Di dalam awan gelap, sosok itu menjawab dengan nada dingin, "Aku tidak perlu kamu mencemaskan Laut Abadi.""Aku tidak peduli dengan urusanmu tapi aku hanya ingatkan dirimu bahwa pemenangnya masih belum bisa ditentukan," ujar sosok Petir Ungu itu sambil tersenyum. Kemudian dia menghilang. Ketika sosok petir menghilang, sosok hitam itu menggumam dan tersenyum seolah-olah dia berkata pada dirinya, "Masa depanku itu ditent
Read more