Home / Romansa / Cintai Aku Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Cintai Aku Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

64 Chapters

11. Erwin Yang Sesungguhnya

Erwin sudah sampai di markas Black World, seperti biasa bawahannya akan berbaris rapi menyambut kedatangannya. "Selamat siang, Tuan." Sapa James dan Rose kompak, ketika Erwin melewati mereka berdua. "Kumpulkan semua orang di aula, ada yang ingin aku umumkan kepada kalian semua," ujar Erwin setelah menganggukkan kepalanya membalas sapaan tangan kanannya. "Baik."Setelah itu semua orang berkumpul, mereka semua sedang menerka apakah ada misi besar yang harus dikerjakan hingga tuan mereka mengumpulkan mereka semua. "Terima kasih atas kesetiaan kalian selama ini, kedepannya tingkatkan kinerja kalian, aku minta kedepannya kalian tetap melindungi keluarga Wirata Group meski aku bukan pemimpin kalian lagi," ujar Erwin yang memberikan pengumuman yang mencengangkan bagi setiap orang. "Tuan," ujar Rose yang tidak bisa menahan rasa terkejutnya. "Aku akan menyerahk
Read more

12. Curiga

Tepat tengah malam Ellena merasakan tenggorokannya kering, dengan malas Ellena bangun, dan sialnya botol minum yang berada di atas nakas telah kosong. Mulutnya tidak berhenti menguap sedari tadi, namun Ellena harus tetap bangun untuk melepas dahaganya, dengan malas dia melangkahkan kakinya menuju pintu berwarna putih itu, setelah membuka pintu Ellena tidak langsung keluar, dia sedikit melongok kan kepalanya untuk melihat situasi di luar. Ellena sangat malas bertemu Erwin, untuk itu dia berusaha menghindari pertemuan itu, merasa tidak ada tanda-tanda orang yang masih terjaga dari tidur, Ellena mengira Erwin juga sudah tertidur, hingga akhirnya dia bisa keluar kamar dengan tenang. Ellena tersenyum masam jika mengingat kejadian tadi sore, bagaimana Erwin sangat menyebalkan baginya... Flashback  "Dasar lelet! mengepel satu ruangan saja lama," ejek Erwin.  
Read more

13. Dasar Tuan Aneh

Erwin terkesiap ketika mendengar suara Ellena yang memanggilnya."Apakah Tuan baik-baik saja?" Tanya Ellena sedikit khawatir. Pasalnya Erwin sama sekali tidak mendengar panggilan Ellena, baru panggilan keempat Erwin mendapatkan kesadarannya. Apa kira-kira yang dipikirkan suaminya."Memangnya kenapa," sahut Erwin acuh tak acuh."Tuan tidak mendengar pertanyaan saya," jawab Ellena ragu."Memang apa yang kamu tanyakan?!" Tanya Erwin datar."Apakah kita berangkat ke restoran bersama, atau saya berangkat sendiri?" Tanya Ellena pelan, dia takut Erwin marah mendengar pertanyaan seolah dia berharap ingin berangkat bersama."Dasar bodoh! Memangnya kamu tahu restoranku, hingga kamu bertanya ingin berangkat sendiri," ujar Erwin sinis."Maaf, tidak Tuan. Maaf jika saya salah bertanya."Bagus kamu menyadari kebodohanmu, aku heran kenapa bisa aku dipertemukan dengan orang sepertimu." Setelah puas meluapkan rasa kesalnya, Erwin berlalu mening
Read more

14. Saran Ema

Setelah sampai di rumah, Ellena langsung turun dari mobil, dengan lesu dia melangkahkan kakinya menuju rumah, namun saat di teras depan langkahnya dihentikan oleh Ema."Nona, Anda sudah pulang?""Eh, iya Bik, tuan Erwin memintaku pulang," sahut Ellena lemah."Memangnya kenapa?""Aku juga tidak tahu Bik, dia tiba-tiba marah dan menyuruhku pulang.""Mungkinkah Nona melakukan sesuatu yang dibenci tuan?""Aku tidak melakukan apapun, cuma tadi dia bilang aku menggoda koki lelaki yang lain, padahal kita hanya mengobrol sedikit sebagai tanda perkenalan."Ema yang mendengar perkataan Ellena sedikit tersenyum, dan itu membuat Ellena penasaran."Kenapa Bik Ema tersenyum?" Tanya Ellena polos."Tidak apa-apa Nona, tapi sepertinya ke depannya Nona harus menjaga jarak dari lelaki lain," jawab Ema lugas."Hah?!" Ellena bingung, namun dia tidak mau mempermasalahkan hal i
Read more

15. Menjalankan Tugas Istri Part 1

Sesuai dengan saran Ema, Ellena malam ini menunggu kedatangan Erwin, dia tetap ingin menyambut kepulangan Erwin meski waktu sudah menunjukkan tepat tengah malam. Ceklek... Seperti biasa pemandangan yang Erwin lihat setelah membuka pintu adalah keheningan yang menyambutnya, ruang tamu yang lampunya sudah dimatikan, namun hari ini ada yang berbeda, ada seorang wanita yang duduk di sofa sambil terlihat menahan kantuk, Erwin mengernyit heran melihat Ellena yang berada di ruang tamu tengah malam begini. "Apa yang dilakukan wanita itu?" Gumam Erwin. Ellena yang setengah sadar tidak mendengar langkah kaki Erwin, dan Erwin yang tidak pengertian langsung mengeluarkan suaranya yang membuat Ellena terkejut dari rasa kantuknya. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ellena tergagap dan sontak berdiri."Anda sudah pulang?" Erwin tidak menjawab, dia hanya menaikkan sebelah alisnya. "Maaf jika saya lancang, bolehkah saya melepaskan jas T
Read more

15. Menjalankan Tugas Istri Part 2

Dengan pelan Ellena menggosok punggung Erwin, bahkan gosokan Ellena bisa dibilang seperti menyentuh benda antik yang akan pecah jika dia menggosoknya sedikit lebih keras lagi. Tidak tahukah Ellena jika yang dilakukannya tidak baik untuk reaksi tubuh Erwin di bagian yang lain, Erwin yang tidak kuat menahannya akhirnya berteriak kesal, "Kau ingin membuatku masuk angin! Kamu sengaja menggosok pelan karena ingin membuatku sakit. "Ma- maaf, saya tidak bermaksud begitu-" "Cukup! Aku lupa jika kamu tidak pernah bisa bekerja dengan benar," potong Erwin. "Sekarang cepat pergi dari sini!" Lalu sedetik kemudian. "Tunggu, siapkan pakaianku! Dan kerjakan tugasmu seperti biasanya!" Perintahnya tegas. Ellena mengangguk, namun dalam hatinya dia menggerutu kesal, ingin sekali Ellena membalas memaki Erwin, namun dia masih waras. Jika ingin lebih lama menghirup udara di dunia ini maka dia tidak akan melakukan pikiran k
Read more

16. James Yang Membawa Bahaya

Makan malam mengesalkan bagi Erwin telah berakhir, namun tidak untuk James yang masih ingin mengenal Ellena lebih dekat. Kini James dengan tidak pengertiannya membuntuti Ellena ke dapur untuk mencuci piring."Mau kubantu?" Tawar James ramah."Tidak perlu, ini pekerjaan yang mudah," tolak Ellena halus."Sejak kapan kamu bekerja di sini?""Belum lama," sahut Ellena singkat, entah mengapa dia merasa ada aura menyeramkan mengelilinginya, untuk itu dia tergesa-gesa melakukan pekerjaannya agar cepat mengakhiri obrolan ini.Ellena yang terburu-buru tidak sengaja menjatuhkan piring yang akan diletakkan di rak piring, dan suara akibat jatuhnya piring itu membuat orang yang berada di sekitar dapur panik, termasuk Erwin yang hendak pergi ke dapur untuk memanggil James."Auw ...." Ellena memekik pelan ketika jarinya tidak sengaja tergores pecahan piring itu, James yang melihatnya segera membungkuk untuk melihat jari Ellena.Sedangkan Erwin Yang mel
Read more

18. Hukuman Untuk Ellena

Erwin menyeringai melihat pintu Ellena tidak terkunci, malam ini mungkin memang kemujuran bagi Erwin, dan kesialan bagi Ellena. Tanpa mengulur waktu Erwin langsung membuka pintu itu, tampak Ellena tidur dengan posisi membelakanginya. Ellena yang menggunakan gaun tidur berbahan tipis semakin menambah gairah Erwin, tapi Erwin tidak akan pernah memberikan hukuman yang mudah untuk Ellena. Dengan cepat Erwin menyibakkan selimut yang menutupi kaki Ellena, dan dengan kasar Erwin menarik kaki Ellena. Ellena yang baru saja terlelap terkejut bukan main, lalu buru-buru dia bangun dan memandang Erwin bingung. "Tuan, apa ada yang Anda inginkan?" Tanyanya terbata. "Iya, aku ingin menghukummu!" ujar Erwin sinis. Erwin berkata seperti itu dengan menyeret tangan Ellena menuju kamar mandi.Ellena meronta mencoba melepas genggaman tangan Erwin yang membuat pergelangan tangannya sakit, namun
Read more

19. Ellena Sakit

Erwin mengerjapkan matanya ketika sinar matahari menembus korden berwarna putih itu."Sial! lagi-lagi aku tidak bisa menahan hasrat ku," ujar Erwin saat dirinya sadar tidak ada pakaian sama sekali yang membungkus tubuh atletisnya.Lalu Erwin menolehkan kepalanya ke samping, melihat tanda merah bekas bibir nakalnya di punggung mulus Ellena yang tersebar indah.Jika semalam dia melakukannya karena cinta mungkin senyuman hangat yang akan Erwin sematkan, namun yang tercetak di bibirnya adalah sebuah senyuman mengejek.Pandangan Erwin tidak akan pernah berubah, dia selalu memandang rendah Ellena."Dasar wanita bermuka dua," ujar Erwin sinis.Setelah mengatakan itu Erwin bangun dan memakai pakaiannya kembali, dia harus membersihkan diri karena semalam khilaf menyetubuhi Ellena.Setelah rapi dengan pakaian kasualnya Erwin kembali lagi ke kamar Ellena, Erwin tahu jika Ellena kelelahan, namun dia tidak akan membiarkan Ellena hidup enak, Ellena tet
Read more

20. Kunjungan Azkia

Azkia yang mendengar kabar sakitnya Ellena langsung pergi menuju rumah Erwin, di dalam mobil Ellena tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri, apakah dia benar-benar salah menyuruh mereka berdua menikah, tetapi dia akan lebih merasa bersalah jika Erwin tidak bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada Ellena.Setelah sampai di rumah Erwin, Ellena langsung menuju ke atas, Ellena sampai di kamar Ellena tepat di saat Erwin keluar dari kamar Ellena."Nona, kenapa Anda datang kemari?" Erwin terkejut dan panik melihat kedatangan Azkia."Aku mau menjenguk Ellena, setelah itu ada yang ingin aku bicarakan kepadamu," sahut Azkia dingin.Tanpa menunggu jawaban dari Erwin, Azkia bergegas masuk ke dalam kamar Ellena. Azkia tidak terkejut jika Ellena dan Erwin tidak satu kamar, Azkia akan selalu mendapat kabar dari salah satu pelayan yang disuruhnya untuk mengawasi Erwin dan Ellena, tanpa ada satu orang pun penghuni rumah ini yang mengetahuinya.Di ra
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status