Home / Romansa / Cintai Aku Suamiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cintai Aku Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

64 Chapters

51. Kembalinya Ellena Wilson

J.W. Marriott Hotel. Quito, Ecuador.Suasana acara pesta ulang tahun malam ini, tampak meriah di dalam sebuah ballroom hotel ternama di negara Ekuador. Selain merayakan hari jadi Ellena, malam ini ia juga akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan Wilson Group. Namun, di dalam ruangan tersebut, tidak ada orang yang tahu jika wanita cantik yang berdiri di atas panggung itu bukanlah Ellena Wilson yang asli.Terdengar suara riuh tepuk tangan, di saat sang 'Dewi' acara malam ini memberikan kue pertamanya untuk Tuan dan Nyonya Wilson, lalu kedua orang itu dengan kompak mencium pipi anaknya sebagai balasannya. Pemandangan harmonis keluarga tersebut, tanpa sadar membuat seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut, meremas tangan suaminya yang berada dalam genggamannya.Entah mengapa tiba-tiba Ellena merasa tidak rela melihat ada orang lain yang menggantikan posisinya dengan cara yang licik seperti ini. Bukan perkara harta. Namun, ia tidak rela a
Read more

52. Tidak Mendapatkan Restu

"Tutup mulutmu!" Erwin meraung tidak terima jika Rebecca yang membeberkan siapa dirinya yang sebenarnya. Erwin ingin ia sendirilah yang mengaku kepada keluarga Ellena, jika ia bukanlah orang yang baik."James, seret jalang itu!" Perintah Erwin kepada James yang sudah berdiri di belakang Rebecca."Baik, Tuan." Dengan sigap James langsung mencengkeram kedua tangan Rebecca dan diarahkan ke balik punggungnya.Rebecca tentu meronta, meski ia tahu jika dirinya harus pasrah. Namun, ia tidak boleh menyerah dengan terlalu mudah."Kenapa? Memang benar kan kalau kau adalah seorang pembunuh? Bahkan kau juga suka menjual organ-organ para korbanmu, kau menghabisi nyawa mereka dengan keji," teriak Rebecca lalu tertawa kencang. "Bagaimana? Apakah sekarang kau takut tidak akan diterima oleh keluarga Wilson?" Rebecca tersenyum sinis. "Ini baru pembalasan yang adil, meski aku akan mati, tapi aku sudah puas karena bisa menghancurkanmu juga." Lanjut Rebecca dalam hati.
Read more

53. Akan Ada Pelangi Setelah Hujan

Langit yang awalnya gelap berubah menjadi terang, bau khas tanah basah sebab turunnya hujan semalam, telah mengusik tidur nyenyak Ellena. Di atas ranjang, Ellena sempat linglung melihat nuansa kamar yang tidak seperti biasanya, lalu ingatannya berlarian mengingat kejadian semalam.Semalam Ellena hanya bisa puas menangis, ia tidak bisa melakukan apapun untuk menolong Erwin yang berada di luar rumah. Semua pintu dan jendela telah dijaga oleh pengawal suruhan ayahnya, guna menghindari Ellena berbuat nekat pergi ke luar. Tidak lama kemudian, ibunya datang dengan membawa segelas minuman seraya mencoba menghiburnya. Namun, tidak lama kemudian setelah minum air tersebut, Ellena tidak kuasa menahan rasa kantuknya."Mungkinkah semalam, Ibu memberikanku obat tidur di minuman itu?" gumam Ellena. Mengingat di mana keberadaan Erwin saat ini, Ellena buru-buru bangun dan pergi ke arah jendela yang masih tertutup tirai, sayang sekali para pelayan tidak menempatkannya di kamarnya s
Read more

54. Erlena Grisham

Beberapa bulan kemudian...Usai membuat pesta pernikahan termewah di negara Ekuador, Erwin berhasil membawa Ellena pulang kembali ke California, dan tidak lama setelah kembali, Ellena dinyatakan tengah mengandung, dan kehamilan Ellena saat ini sudah berusia delapan bulan.Huek ... Huek ... Huek...."Sayang, sudah kubilang jangan mendekat!" Ellena meraung ketika Erwin diam-diam nekat berjalan mendekati ranjang. Padahal saat ini Ellena baru saja menemukan tidur nyenyaknya."Maaf," gumam Erwin merasa bersalah.Namun, saat ini Erwin benar-benar merindukan istrinya, ia ingin sekali memeluk Ellena, akan tetapi indra penciuman Ellena semakin bertambah sensitif sejak di usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Biasanya Erwin bisa diam-diam mencuri kesempatan memeluk Ellena saat tertidur. Namun, sekarang sudah tidak bisa lagi.Setelah puas mengeluarkan isi perutnya, Ellena dengan perlahan memutar tubuhnya untuk melihat suaminya. Ia merasa kasihan melihat wajah sedih Erwin."Maaf, tetapi anakmu
Read more

55. Pingsannya Ellena

Dua bulan kemudian... Suara tangisan bayi memecah keheningan malam, di dalam rumah mewah milik Erwin. Ellena sejenak mengucek matanya seraya menguap, lalu ia berjalan menuju boks bayi."Kamu bangun, Sayang?" ujar Ellena lembut seraya memeriksa bagian bawah Erlena, dirasa popoknya sudah penuh, Ellena segera mengganti popok Erlena."Dia menangis lagi?" gerutu Erwin dengan suara malas, namun ia ikut mendekat.Ellena tersenyum. "Jika Erlena sudah bisa bicara, dia tidak akan mungkin menangis," sahut Ellena bercanda. Tapi, memang benar bukan? Ketika bayi meminta sesuatu, ia pasti akan langsung menangis."Tapi, kamu jadi kelelahan. Apa tidak ingin dipertimbangkan lagi untuk mencari pengasuh buat Erlena? tanya Erwin lembut, seraya mengambil alih menggendong Erlena.Erwin benar-benar tidak tega melihat Ellena kelelahan, meskipun Ellena sudah sedikit dibantu oleh pelayan lain. Namun, Ellena lah yang lebih banyak mengurus Erlena sendirian."Tidak perlu, Sayang. Aku senang dan baik-baik saja jik
Read more

56. Hukuman Untuk Para Pelayan

Sedangkan di kantor Ghrisam Group. Suasana kantor sudah tegang sejak tadi, yaitu sejak dimulainya rapat rutin untuk laporan bulanan. Para peserta rapat di ruangan tersebut dalam keadaan was-was, mereka takut jika hasil laporan bulan ini tidak sesuai dengan harapan sang pemilik perusahaan.Hanya ada satu orang yang duduk dengan cukup tenang di tempatnya, siapa lagi jika bukan Lucas orangnya. Namun, ketenangan itu tidak berjalan dengan lama, sebab ponselnya berdering dan menunjukkan nama seorang kepala pelayan rumah Erwin yang sedang menghubunginya."Wendy?" gumam Lucas pelan dengan dahi yang mengerut, sebab tidak biasanya kepala pelayan wanita itu menghubunginya di jam kerja, meski ada hal yang mendesak sekalipun. Namun, kecuali jika urusannya tentang Nyonya mereka.Merasa ada sinyal bahaya. Lucas segera meminta izin untuk keluar kepada Erwin, untuk mengangkat telepon tersebut. Namun, baru saja ia mengangkat panggilan tersebut, tubuh Lucas langsung menegang tatkala mendengar suara pan
Read more

57. Masa Lalu Erwin

Ellena seketika mematung melihat pemandangan yang ada di hadapannya, meski yang dilihatnya saat ini adalah hukuman yang tergolong ringan, namun melihat banyaknya orang yang dihukum, sama saja baginya. Seharusnya Erwin tidak melakukan hal ini kepada mereka semua.Ellena yang tadinya merasa haus dan berniat mengambil air minum di dapur, tiba-tiba saja rasa haus itu sudah pergi entah ke mana? Lebih tepatnya, Ellena sudah tidak nafsu lagi. Lalu dengan langkah gontai, Ellena kembali menuju kamarnya.Tidak lama setelah Ellena membaringkan tubuhnya di ranjang, terdengar suara pintu kamarnya dibuka. Erwin yang melihat istrinya masih tidur, ia menghembuskan napas lega.Namun, saat Erwin hendak mendudukkan diri di pinggiran ranjang, ia mendengar Ellena mengatakan, "Dari mana?" Tubuh Erwin sontak membeku mendengar Ellena bertanya dengan nada datar yang tak pernah didengarnya, dan juga tidak ada panggilan 'sayang'. Mungkinkah Ellena mengetahui kejadian di halaman belakang? Pikir Erwin panik."D
Read more

58. Pengasuh Erlena

Keesokan paginya, Erwin sudah berangkat ke kantor sejak satu jam yang lalu. Sedangkan Ellena, ia sedang menidurkan Erlena yang ada di dalam gendongannya."Permisi, Nyonya. Di bawah ada Tuan Lucas yang sedang menunggu Anda," ujar Wendy setengah berbisik. Ia takut jika berbicara lebih keras lagi, ia akan membangunkan Erlena."Iya, aku akan turun, dan kamu tolong jaga Erlena sebentar ya?" pinta Ellena."Baik, Nyonya."Setelah membaringkan Erlena ke dalam boks bayi, Ellena langsung turun ke lantai bawah.Di ruang tamu, tidak hanya Lucas saja yang masih berdiri menunggunya, namun juga ada seorang gadis yang berdiri di sampingnya."Selamat pagi, Nyonya," sapa Lucas, begitu juga dengan gadis yang ada di sampingnya."Pagi, kenapa kalian berdiri? Ayo, cepat duduk," sahut Ellena yang mempersilakan duduk mereka berdua.Lucas dan gadis itu sontak menuruti perintah Ellena. Lalu kemudian Lucas memperkenalkan gadis itu kepada Ellena, namanya Camelia, dia adalah pengasuh yang akan membantu merawat Er
Read more

59. Bukan Pengasuh Biasa

Satu bulan kemudian..."Ellena ...." Ellena menolehkan kepalanya ke kiri, ketika ia mendengar suara Elma memanggilnya, dan benar saja, Elma sedang memanggilnya seraya melambaikan tangannya.Namun, bukan hanya Elma saja yang sedang berdiri di sana, ada Azkia, Jessie, beserta anak-anak mereka dan para pengasuhnya. Dan, tidak lupa juga dengan para pengawal yang selalu setia di belakang mereka, apalagi jika bukan karena perintah dari para suami posesif mereka, yaitu untuk menjaga keluarga tercinta mereka dari mara bahaya, terutama dari para lelaki yang tidak bisa menjaga matanya."Pagi, Nona Azkia, Kak Elma, Kak Jessie. Maaf kami terlambat," ujar Ellena yang tampak tidak enak. Jika saja pagi tadi Erwin tidak mengganggunya, Ellena tidak akan terlambat seperti ini."Tidak apa-apa, Ellena. Kita juga baru saja sampai," sahut Azkia seraya menepuk-nepuk pundak Ellena pelan."Hanya kamu dan Elma saja yang juga baru datang, sedangkan aku sudah tiba sejak lima belas menit yang lalu," sungut Jessi
Read more

60. Tawaran Dari Erwin

Ada yang retak, tapi bukan kaca. Kata-kata itu sedang menggambarkan perasaan Ellena pada saat ini. Selebihnya Ellena sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Wendy. Dalam benak Ellena, hanya berputar pernyataan, 'Tuan Erwin mengizinkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya'.Sebenarnya itu hanyalah kalimat biasa, namun itu sudah seperti petir yang menggelegar di telinga Ellena.Padahal semua orang tahu bahwa tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruang kerja Erwin, kecuali Erwin dan Lucas, dan juga Ellena tentunya. Namun, Ellena juga tidak bisa bebas keluar masuk. Bahkan Wendy pun juga harus mengantarkan kopi milik Erwin, hanya sampai di depan pintu ruangannya saja. Tapi, kenapa sekarang Erwin memperbolehkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya Erwin?"Nyonya!" Wendy refleks mendekat ketika melihat Ellena terduduk lemas di atas sofa di dalam kamarnya, seraya memegangi dadanya yang berdenyut nyeri.Melihat Wendy cemas, Ellena memaksakan senyumnya. "Tidak apa-apa, Wendy.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status