Di dalam kamar Ellena, sedari tadi Erwin tidak berhenti mengomeli Ellena, ia masih kesal sebab mengingat kejadian tadi, jika saja dirinya terlambat sedikit saja, Nico pasti bisa merasakan halusnya tangan Ellena, dan Erwin tentu tidak mau hal itu terjadi.Siang sudah berganti malam, namun Erwin masih belum bosan mengulang perkataannya untuk memperingatkan Ellena agar menjauhi Nico, jika mereka berdua tidak sengaja bertemu.Ellena mengangguk patuh, namun dalam hati ia tersenyum, Ellena merasa senang mendengar nada bicara Erwin yang tersirat rasa cemburu. Melihat kenyataan sekarang, bolehkah Ellena menerka, jika Erwin sudah mulai mencintainya?"Kau dengar tidak?!" Lagi-lagi Erwin bertanya dengan nada sedikit membentak.Ellena yang terkesiap refleks menganggukkan kepalanya cepat. "Saya mengerti, Tuan." sahut Ellena seraya menundukkan kepalanya.Posisi Ellena yang duduk di pinggir ranjang, sedangkan Erwin yang berdiri seraya berkacak pinggang, mereka be
Baca selengkapnya