Home / Romansa / Malam Tanpa Noda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 111 - Chapter 120

278 Chapters

Penganggu Kecil

Malam Tanpa Noda Bab 111Fian berlari mengambil bola. Pemuda yang beumur dua belas tahun menatap seorang gadis seumurannya di atas ayunan. Panti asuhan dengan rumahnya terhubung melalui sebuah pintu berbentuk pagar. Fian menatap iba gadis kecil itu. Ia duduk di ayunan meneteskan air mata. Tangannya memeluk boneka tanpa kepala. "Bang Fian! Buruan!" teriak Drian dari kejauhan. "Siapa gadis itu?" lirihnya dalam hati."Bang Fian, lama banget!" cibir Drian."Bawel banget!" Fian mengusap kepala adiknya gemas. "Lihatin siapa, sih?" tanyanya. Ia menatap abangnya berada di pagar hitam penghubung panti. "Lihat kuntilanak," ucapnya spontan."Serius!" tanyanya melipat dahi."Serius, dia nyariin kamu. Mau makan bocah bawel dan gendut." "Ayah! Ayah!" Drian berlari ke arah gawang. "Kamu kenapa nangis?" tanya Putra. Tangan Drian memeluk tubuhnya dan bers
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more

Hilangnya Putra

Malam Tanpa NodaBab 112"Ya Allah, Afisa badannya panas banget!" ucapnya. Tanganya ia letakkan ke atas kening bocah yang terbaring di kasur bayi. Afisa menjadi rewel dan tak bisa diam.Airi segera mengambil handuk kecil dan baskom berisi air lalu dikompres ke dahi Afisa. Airi mengelus rambut anaknya."Non, pakai ini." Bi Ina memberikan minyak berisi bawang merah dan sedikit asam jawa. "Ini untuk apa, Bi?" tanya Airi."Diolesin ke seluruh badannya terutama ketiak dan punggung. Zaman dulu saya pakai ini. Insya Allah ampuh turunin panas.""Apa tidak bahaya untuk kulitnya?" "Bawang merah hanya digeprek bukan diparut. Coba saja dulu, Non." Airi melakukan apa yang disarankan bi Ina. Airi sudah memberikan obat panas kepada anaknya. Namun, suhu panasnya belum turun juga.Jam menunjukkan angka dua pagi. Putra belum juga pulang
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more

Gadis Aneh

Malam Tanpa NodaBab 113Airi kembali menghubungi Putra. Kali ini panggilan tersambung. Namun, suara wanita yang menjawabnya. "Hallo, assalamualaikum," sapa wanita di seberang telepon dengan suara lembut dan sopan. Nadanya terdengar ragu-ragu.Tubuh Airi bergeming. Siapa wanita yang menjawab panggilannya. Pikirannya bertraveling mengingat kejadian dulu. "Ini siapa? Mengapa Anda yang menjawab panggilan ini? Di mana suami saya?" cerca Airi. Nadanya meninggi satu oktaf."Maaf, Bu. Saya Amelia. Saya menemukan ponsel ini dipinggir jalan." Amelia sempat ragu mengangkat panggilan di pagi buta ini. Hatinya juga tak tenang jika ponsel belum kembali kepada sang pemilik."Suami saya di mana?" tanya Airi. Jantungnya berdegup kencang. Apa benar mimpi Drian menjadi kenyataan."Saya tidak tahu. Ponsel ini terjatuh di pinggir jalan. Tadi mati ponselnya lalu saya isi da
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more

Keisengan Mereka

Malam Tanpa NodaBab 114"Unda ... Unda ...." panggil Afisa dan Azila. Mereka sudah pandai berbicara. Airi yang sedang di dalam kamar mandi tak mendengar teriakkan anaknya. Putra tertidur kembali seteleh pergulatan mereka tadi subuh. Dua bocah kecil turun dari ranjang bayi khusus untuk mereka berdua. Azila menuju ranjang Putra. Tubuh lelaki itu tertutup selimut tebal sedangkan Afisa melangkah menunju meja rias. Ia mengambil tas kecil berwarna merah milik Airi. Membuka perlahan resleting hitam yang menutupinya. Afisa menuju ke kaca lemari. Mengoles wajahnya dan tertawa di depan cermin. Azila bermain-main di sekeliling Putra. Melihat saudara kembarnya mengikuti apa yang dilakukan bundanya ia tertawa. Azila merebut lipstik yang berada di tangan Afisa. Apa mereka akan bertengkar atau berebut. Tentu tidak. Afisa akan memberikan kapada Azila dengan
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Taktik Ayah

Malam Tanpa NodaBab 115Fian mengintip dari balik jendela. Prily bermain dekat ayunan. Sejak pertemuan itu, Fian enggan menyapa gadis itu."Gadis yang aneh," pikirnya.Prily menyadari dirinya sedang diperhatikan. Ia menatap jendela dengan hordeng putih. Fian langsung bersembunyi di balik tembok. "Hampir saja ketahuan," lirihnya. "Abang! Abang!" panggil Drian dari luar kamar. Ia membuka pintu dengan kasar."Apaan sih gembul! Berisik banget!" Fian duduk di kursi dekat meja belajar. "Enak aja gembul!" Bertolak pinggang. Menatap mata abangnya. "Emang gembul, kok. Perutnya aja segede ini." Mengelus perut buncit Drian. "Gembul juga ganteng, kok." Menjulurkan lidah. "Ganteng sama kayak pantat panci." Fian tertawa mengoda adiknya. "Panci baru yang mulus, wek. Dipanggil Bunda, suruh
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Penyakit Yang Sama

Malam Tanpa NodaBab 116 Airi sedang merias wajahnya di cermin. Wajah istri Putra tak pernah berubah selalu cantik dan menyejukkan hati. Putra memeluk tubuh Airi dari bahu belakang ." Mau ke mana, ibu ratu?" tanya Putra mengodanya. Menatap wajah istrinya dari pantulan kaca."Gak ke mana-mana," ucapnya datar. Memoles lip balm ke bibir ranumnya."Kok dandan?" Melipat kening tak suka. "Setiap hari juga dandan. Masa tuan Putra tak tahu." Airi bangkit dari duduknya hendak meninggalkan Putra. Putra membalikkan tubuh Airi. Mereka saling berhadapan." Aku lagi libur," ungkap Putra dengan nada manja."Kamu libur karena meliburkan diri," ejek istrinya. Tatapan mereka bertemu."Pemilik perusahaan bebas berekspresi." Putra tertawa kuda memperlihatkan deretan giginya. "Pemilik perusahaan harus memberi contoh kepada pegawai yang la
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Rindu

Malam Tanpa NodaBab 117Fian baru saja pulang dari sekolah. Ia melihat mobil mewah terparkir di panti. Biasanya akan ada orang yang akan mengadopsi. "Assalamualaikum, Bunda," ucap pemuda itu. "Waalaikumsalam." Fian mencium tangan Airi." Ganti baju lalu makan, panggil Drian juga. Ia tadi sudah pulang." "Drian, ayo makan!" Drian menatap jendela kamarnya."Abang, lihat itu! Prily mau ke mana?" Fian bergegas menuju ke jendela. Prily menarik kopernya." Prilya!" Fian berlari menuruni tangga. Drian memanggil abangnya namun tak didengarkan. Airi melihat Fian keluar rumah, ia ikut berlari menyusul pemuda itu. "Prilya!" Prily menoleh ke arah pagar hitam penghubung rumah Fian. " Fian ...." Prily meminta izin kepada kedua orang suami istri. "Fian, aku pamit. Maaf kalau aku punya salah sama kamu. Kamu j
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Kampus

Malam Tanpa NodaBab 118  "Abang Fian! Abang!" panggil Azila menenteng tasnya. "Ada apa, Nona kecil," sapa Fian. "Aku ikut Abang aja," pintanya dengan mata polosnya. "Biasanya ikut ayah." Pemuda berumur dua puluh satu tahun itu melipat keningnya. Kacamata hitam sudah menempel di wajah tampannya. Jaket kulit coklat menjadi favorite. "Aku mau naik motor aja. Ikut Abang." "Tapi jalur kita beda." "Ih, Abang anterin Zila ke sekolah nanti Abang muter. Begitu aja repot!" "Tumben banget mau naik motor. Biasanya gak mau. Takut kepanasan banyak angin." "Aku janji sama teman aku. Dianter selebritis," ungkapnya."Abang bukan selebritis." "Memang sih, Abang bukan selebritis. Tapi, agak mirip." "Ayah, mirip selebritis. Kenapa gak sama ayah aja?" tolak Fian halu
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more

Jalan Bareng

Malam Tanpa NodaBab 119Drian dan Lily satu sekolah sejak SMP. Namun, Ia baru berani mendekati Lily ketika SMA. Lily selalu menjadi bully-an para teman-temannya. Drian yang akan membantu gadis itu. "Drian, terima kasih selalu membantuku," ungkap Lily dengan wajah tersipu malu. "Sudah kewajiban kita untuk saling membantu. Kamu jauhi Cheri, dia gadis berbahaya." "Iya, aku akan ingat. Makasih banyak. Aku duluan," pamit Lily. "Aku antar!" "Tidak, usah. Aku berencana mau ke mall mencari buku.""Boleh aku ikut bersamamu, Lily?" "Tapi, ini perempuan semua. Kamu tidak malu?" "Mengapa malu, memangnya aku tak pakai baju," canda Drian. "Ih, kamu selalu saja bergurau. Maksudku, apa bunda tak mencarimu?" "Ha ... ha ... aku bukan anak kecil lagi. Lihat aku sudah dewasa." Drian mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Teringat ketika waktu SMA.
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

Bab 120

Malam Tanpa Noda Session 2Bab 120"Ayo kita nonton bioskop, semuanya aku yang bayarin!" Ucapan Drian membuat mereka bahagia. Kapan lagi di traktir oleh pemuda tampan dan baik hati. "Asik!" sorak Desi dan Cika bersamaan. "Drian, maaf sudah merepotkan. Niat mau ke toko buku jadi ke bioskop." "Santai, aku juga sudah lama tak nonton bioskop." Entah sudah berapa tahun tak mengunjungi ke bioskop. Di rumah sudah tersedia. Drian bisa menontonnya dengan puas."Memangnya kamu gak punya pacar?" sontak Lily bertanya tanpa malu. Lily begitu polos bertanya. "Kamu mau jadi pacarku?" tanya Drian dengan suara berbisik di telinga Lily. Bulu kudu gadis itu meremang. Tak pernah merasakan sedekat ini.Lily yang baru pertama kali mendengar ucapan seperti itu. Wajahnya menjadi memerah. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Drian melihat perubahan wajah Lily tertawa terbahak-bahak." Canda." Wajah
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status