Share

Taktik Ayah

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-29 17:58:08

Malam Tanpa Noda

Bab 115

Fian mengintip dari balik jendela. Prily bermain dekat ayunan. Sejak pertemuan itu, Fian enggan menyapa gadis itu.

"Gadis yang aneh," pikirnya.

Prily menyadari dirinya sedang diperhatikan. Ia menatap jendela dengan hordeng putih. Fian langsung bersembunyi di balik tembok.

"Hampir saja ketahuan," lirihnya.

"Abang! Abang!" panggil Drian dari luar kamar. Ia membuka pintu dengan kasar.

"Apaan sih gembul! Berisik banget!" Fian duduk di kursi dekat meja belajar.

"Enak aja gembul!" Bertolak pinggang. Menatap mata abangnya.

"Emang gembul, kok. Perutnya aja segede ini." Mengelus perut buncit Drian.

"Gembul juga ganteng, kok." Menjulurkan lidah.

"Ganteng sama kayak pantat panci." Fian tertawa mengoda adiknya.

"Panci baru yang mulus, wek. Dipanggil Bunda, suruh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Malam Tanpa Noda    Penyakit Yang Sama

    Malam Tanpa NodaBab 116 Airi sedang merias wajahnya di cermin. Wajah istri Putra tak pernah berubah selalu cantik dan menyejukkan hati. Putra memeluk tubuh Airi dari bahu belakang ." Mau ke mana, ibu ratu?" tanya Putra mengodanya. Menatap wajah istrinya dari pantulan kaca."Gak ke mana-mana," ucapnya datar. Memoles lip balm ke bibir ranumnya."Kok dandan?" Melipat kening tak suka. "Setiap hari juga dandan. Masa tuan Putra tak tahu." Airi bangkit dari duduknya hendak meninggalkan Putra. Putra membalikkan tubuh Airi. Mereka saling berhadapan." Aku lagi libur," ungkap Putra dengan nada manja."Kamu libur karena meliburkan diri," ejek istrinya. Tatapan mereka bertemu."Pemilik perusahaan bebas berekspresi." Putra tertawa kuda memperlihatkan deretan giginya. "Pemilik perusahaan harus memberi contoh kepada pegawai yang la

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Malam Tanpa Noda    Rindu

    Malam Tanpa NodaBab 117Fian baru saja pulang dari sekolah. Ia melihat mobil mewah terparkir di panti. Biasanya akan ada orang yang akan mengadopsi. "Assalamualaikum, Bunda," ucap pemuda itu. "Waalaikumsalam." Fian mencium tangan Airi." Ganti baju lalu makan, panggil Drian juga. Ia tadi sudah pulang." "Drian, ayo makan!" Drian menatap jendela kamarnya."Abang, lihat itu! Prily mau ke mana?" Fian bergegas menuju ke jendela. Prily menarik kopernya." Prilya!" Fian berlari menuruni tangga. Drian memanggil abangnya namun tak didengarkan. Airi melihat Fian keluar rumah, ia ikut berlari menyusul pemuda itu. "Prilya!" Prily menoleh ke arah pagar hitam penghubung rumah Fian. " Fian ...." Prily meminta izin kepada kedua orang suami istri. "Fian, aku pamit. Maaf kalau aku punya salah sama kamu. Kamu j

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Malam Tanpa Noda    Kampus

    Malam Tanpa NodaBab 118"Abang Fian! Abang!" panggil Azila menenteng tasnya."Ada apa, Nona kecil," sapa Fian."Aku ikut Abang aja," pintanya dengan mata polosnya."Biasanya ikut ayah." Pemuda berumur dua puluh satu tahun itu melipat keningnya. Kacamata hitam sudah menempel di wajah tampannya. Jaket kulit coklat menjadi favorite."Aku mau naik motor aja. Ikut Abang.""Tapi jalur kita beda.""Ih, Abang anterin Zila ke sekolah nanti Abang muter. Begitu aja repot!""Tumben banget mau naik motor. Biasanya gak mau. Takut kepanasan banyak angin.""Aku janji sama teman aku. Dianter selebritis," ungkapnya."Abang bukan selebritis.""Memang sih, Abang bukan selebritis. Tapi, agak mirip.""Ayah, mirip selebritis. Kenapa gak sama ayah aja?" tolak Fian halu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Malam Tanpa Noda    Jalan Bareng

    Malam Tanpa NodaBab 119Drian dan Lily satu sekolah sejak SMP. Namun, Ia baru berani mendekati Lily ketika SMA. Lily selalu menjadi bully-an para teman-temannya. Drian yang akan membantu gadis itu. "Drian, terima kasih selalu membantuku," ungkap Lily dengan wajah tersipu malu. "Sudah kewajiban kita untuk saling membantu. Kamu jauhi Cheri, dia gadis berbahaya." "Iya, aku akan ingat. Makasih banyak. Aku duluan," pamit Lily. "Aku antar!" "Tidak, usah. Aku berencana mau ke mall mencari buku.""Boleh aku ikut bersamamu, Lily?" "Tapi, ini perempuan semua. Kamu tidak malu?" "Mengapa malu, memangnya aku tak pakai baju," canda Drian. "Ih, kamu selalu saja bergurau. Maksudku, apa bunda tak mencarimu?" "Ha ... ha ... aku bukan anak kecil lagi. Lihat aku sudah dewasa." Drian mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Teringat ketika waktu SMA.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Malam Tanpa Noda    Bab 120

    Malam Tanpa Noda Session 2Bab 120"Ayo kita nonton bioskop, semuanya aku yang bayarin!" Ucapan Drian membuat mereka bahagia. Kapan lagi di traktir oleh pemuda tampan dan baik hati. "Asik!" sorak Desi dan Cika bersamaan. "Drian, maaf sudah merepotkan. Niat mau ke toko buku jadi ke bioskop." "Santai, aku juga sudah lama tak nonton bioskop." Entah sudah berapa tahun tak mengunjungi ke bioskop. Di rumah sudah tersedia. Drian bisa menontonnya dengan puas."Memangnya kamu gak punya pacar?" sontak Lily bertanya tanpa malu. Lily begitu polos bertanya. "Kamu mau jadi pacarku?" tanya Drian dengan suara berbisik di telinga Lily. Bulu kudu gadis itu meremang. Tak pernah merasakan sedekat ini.Lily yang baru pertama kali mendengar ucapan seperti itu. Wajahnya menjadi memerah. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Drian melihat perubahan wajah Lily tertawa terbahak-bahak." Canda." Wajah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Malam Tanpa Noda    Bab 121

    Malam Tanpa NodaSession 2Bab 121Lily selalu ingat perilaku Drian yang membuatnya jatuh hati. Gadis itu tak bisa tidur. Menutup wajah dengan bantal merasa malu. "Apakah ini rasanya jatuh cinta? Gak bisa tidur terbayang wajah tampannya." Tubuhnya menjadi gelisah. Pikiran hanya Drian dan Drian. Senyum, tawanya, dan suara yang selalu berbisik di telinga Lily membuat susah memejamkan mata.Jam dinding bergambar bunga matahari menunjukkan angka dua pagi. Lily bangkit dan meraih ponsel bermerk As*s hadiah dari kedua sahabatnya. Membuka aplikasi biru, mencari nama seseorang yang ia rindukan. Drian Mahendra.Mereka sudah lama berteman sejak SMA. Namun, Lily jarang sekali membuka aplikasi itu. Ia melihat gambar Drian dengan kedua adik kembarnya." Cantik sekali adiknya. Mirip dengan ... mana mungkin mirip Fian." Memukul kepalanya dengan tangan kiri. Lily tak pernah tahu kalau D

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Malam Tanpa Noda    Bab 122

    Malam Tanpa NodaSesion 2Bab 122Pandangan Lily berubah gelap, kedua tangannya dipegang lalu diseret. Seseorang menutup kepalanya dengan karung beras. Lily berusaha memberontak. "Lepas, kalian siapa?" Tubuhnya di dorong masuk ke sebuah ruangan. Kepala Lily terbentur benda yang ada di dalam ruangan hingga tak sadarkan diri. Pintu terkunci dari luar. Suara kemenangan terdengar dari bibir mereka. Mereka mengunci Lily di gudang kampus yang jarang sekali dilewati seseorang. "Syukurin emang enak!" Mereka tertawa terbahak-bahak. Melempar tas hitam milik Lily kesembarangan tempat.**"Lily, ke mana, ya? Kok, belum masuk." Desi tak melihat sahabatnya sejak tadi pagi. "Enggak tahu. Apa mungkin jalan sama Drian?" Cika mengelengkan kepala dan mengidikkan bahu. "Enggak mungkin, dia mau. Lily anak rajin dan gak pernah bolos, Cika.""Bisa aja kali. Namanya juga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Malam Tanpa Noda    Bab 123

    Malam Tanpa NodaSession 2Bab 123"Desi, Cika. Seseorang telah mengurungku di gudang kampus." Lily berusaha berbicara walaupun pelan."Siapa yang melakukannya?" geram Cika."Entahlah, aku tidak tahu.""Kurang ajar mereka! Ini pasti ulah dia. Kita harus membalasnya." Desi mengepal tangannya. Wajahnya memerah. Ia harus membalas perbuatan mereka. Desi akan membalas lebih sadis jika kemarahan sudah memuncak."Memang siapa pelakunya?" tanya Cika."Siapa lagi kalau bukan nenek sihir!" tuduh Desi."Kamu jangan asal nuduh. Itu tak baik," ucap Lily lirih."Aku tak menuduh. Memang dia pelakunya. Aku melihat mereka berjalan menuju gudang dengan genk-nya. Pasti mereka mengincarmu.""Oh, benar itu. Aku juga melihat mereka ketika hendak masuk ke kelas. Melihat dari jendela lantai tiga." Cika teringat kembali."Apa benar itu?" tanya Drian memastikan."Lebih baik kalian

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07

Bab terbaru

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status