Bella terdiam untuk sesaat, ia saling bertatapan dengan Mark. “Omong kosong, Mark! Gimana caranya kamu ngelakuin itu?”Mark menjawab langsung tanpa berpikir, “Bareng lo.”Bella semakin dibuat terdiam, “Sebenernya kamu kenapa sih, Mark?”Mark mengalihkan pandangannya, “Gue yang nggak ngerti sama isi pikiran lo! Setiap saat lo nerima tatapan penghinaan dari orang-orang, tapi lo diem aja? Kenapa? Kenapa lo nggak marah?”Bella mengalihkan pandangannya malas, “Aku marah, Mark! Aku marah setiap kali orang bilang kalau aku yatim piatu. Apa yatim piatu itu sebuah kecacatan?”Bella diam, begitu pula Mark, “Aku cuma bisa marah, nangis, terpukul sendiri. Selain itu, apalagi yang harus harus lakukan selain diam dan menerima aja?”Bella menunduk, ujung tangannya menyapu bersih air mata yang mengalir. Selanjutnya, ia menatap Mark sungguh-sungguh, “Jangan buat diri kamu semakin hancur dengan ngelakuin ini, Mark. Kita nggak bisa ngontrol orang lain, tapi yang bisa kita lakukan adalah diam dan membiar
Read more