Home / Romansa / Terpaksa Menikahi CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO : Chapter 101 - Chapter 110

176 Chapters

Mawar Bourbon

Ya, semenjak beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk berdua dengan Olivia Milan, Sean menyadari jika gadis itu sedikit banyak telah mengganggu pikirannya. Wajar, sebab Olivia Milan memang terlihat cukup polos di mata beberapa pria, dan sayangnya, kebanyakan pria memang lebih tertarik dengan perempuan lugu ketimbang perempuan yang terkesan cerdas.‘Suatu saat nanti jika Tuan Griffin telah bosan dengan Nona Milan, aku janji tak akan menyia-nyiakan waktu tersebut. Nona Milan tetap menawan meski mungkin statusnya hanyalah bekas kesasih dari Tuan Griffin!’ Sean bergumam dalam hati ketika ia berjalan keluar dari ruangan Rainer Griffin.Pria itu melangkah keluar dari gedung GP Corp dan berjalan menuju ke mobilnya untuk kemudian mencarikan pesanan yang diminta oleh Rainer Griffin. Sebuah gaun tertutup yang bisa menutupi bekas-bekas pelecehan seksual yang baru saja dialami oleh Olivia Milan di hutan Anemone.‘Ah, andai saat itu aku yang datang menyel
Read more

Kriteria Nyonya Besar

“Ya Tuhan! Tuan Griffin adalah pria termanis yang pernah kukenal! Ah, dia pasti berjuang keras untuk mengetahui semua hal-hal yang kusukai ini!” mata Olivia Milan berbinar riang selagi ia menikmati keindahan dari bunga mawar hasil persilangan dari mawar Old Blusk dan Autumn Damask yang saat itu telah berada di tangannya.Sean sebenarnya belum ingin pergi dari apartemen itu, terlebih ketika ia merasa bahwa memandangi senyum Olivia Milan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan hatinya. Tetapi bagaimana pun, gadis itu telah dimiliki oleh pria lain, sebuah fakta yang sesekali membuat Sean merasa menjadi seseorang yang kurang beruntung.“Nona Milan masih memiliki banyak waktu untuk menikmati keindahan mawar itu, tapi bukan sekarang. Maaf saya harus mengatakannya.” Sean menyela kebahagiaan Olivia Milan yang masih meluap ke mana-mana.“Hem???” Olivia Milan menjauhkan buket mawar Bourbon dari hidungnya, dahinya berkerut sebab seper
Read more

Elevator Pitch!

 Olivia Milan belum selesai berdandan ketika ia mendengar pintu apartemen dibuka. Ia yang saat itu sedang bersolek di depan meja rias di kamarnya, segera melangkahkan kakinya dengan cepat untuk menemui seseorang yang telah ia tunggu-tunggu itu.“Tuan Griffin, bagaimana ini? Saya tak memiliki bakat untuk berdandan. Apakah gaun ini sudah cocok dengan riasan di wajah saya?” tanpa berbasa-basi, Olivia Milan menyerbu Rainer Griffin dengan pertanyaan yang cukup mengganggu pikirannya.Rainer Griffin memandangi penamppilan Olivia Milan dengan wajah sedikit masam. Pria itu ingin berkata jujur tapi sepertinya kejujuran hanya akan menyakiti Olivia Milan.“Sejujurnya…” Rainer Griffin tiba-tiba menghentikan ucapannya. Ia memandangi Olivia Milan dari ujung kaki ke ujung kepala, setelah mendengus kesal, pria itu bertanya pelan. “Dari bentuk fisikmu yang seperti ini, aku sebenarnya tahu gaya apa yang sepertinya paling cocok untu
Read more

Sosok yang Berteriak

“E… Elevator Pitch?” Olivia Milan sedikit tergugu ketika mengeja dua kata yang masih terdengar cukup asing di telinganya itu.“Bukankah itu sangat mudah, Sayangku? Lakukanlah yang terbaik!” Rainer Griffin mengangkat satu telapak tangannya, memberi sebuah isyarat agar Olivia Milan segera menyuguhkan sebuah bentuk perkenalan diri menggunakan teknik Elevator Picth.Sayangnya, Olivia Milan justru menggaruk kepalanya yang tak gatal. Tak hanya sampai di situ, tangan gadis itu secara refleks melakukan sebuah gerakan yang seharusnya tak ia lakukan. Olivia Milan menyingkap rambutnya ke belakang telinga sebanyak lebih dari tiga kali.“Ba… Bagaimana memulainya..?” Olivia Milan bertanya pelan ke arah Rainer Griffin dengan sorot mata yang dipenuhi oleh kecemasan.Bahkan, orang yang bukan ahli psikologi pun bisa menilai jika Olivia Milan tengah dilanda kegugupan yang besar saat itu. Sementara itu, di kalangan keluarga-k
Read more

Gadis Nasi Kotak

Sesosok nenek tua yang berjalan dengan bantuan tongkat kayu tengah melangkah mendekat ke meja makan. Nenek tua tersebut menyuguhkan ekspresi yang tak senang ketika kedamaiannya diganggu oleh suara berisik adu mulut antara Rainer Griffin dengan ayah dan ibunya. Dialah Emily Griffin, Nyonya Besar yang sesungguhnya. Namun, karena ingin menjalani masa tua yang damai, Emily Griffin menyerahkan tanggung jawab pengelolaan kekayaan keluarga kepada ayah dan ibu Rainer Griffin.“Ibu! Lihat kelakuan cucumu ini! Dia membawa gadis dungu untuk dijadikan menantu di keluarga Griffin, bukankah wajar jika aku marah karenanya?!” Nyonya Besar bangkit berdiri dari posisi duduk, satu telunjuknya menuding wajah Olivia Milan dengan tatapan benci sekaligus marah.“Ibu, maaf telah mengganggu ketenangan ibu. Kami sedang ingin memberi pelajaran kepada cucumu yang kurang ajar ini!” si ayah Rainer Griffin pun turut memberi pembelaan kepada istrinya.“Nenek, suda
Read more

Hal Buruk di Hari yang Buruk

“Rain, apa dia benar-benar kekasihmu?” Emily Griffin beralih menoleh kepada Rainer Griffin, cucu kesayangannya.Mendengar pertanyaan tersebut keluar di saat-saat yang seperti itu, Rainer Griffin hanya menjawab dengan bahasa isyarat  satu anggukan pelan. Setelah mengangguk dengan gerakan ragu-ragu itu, Rainer Griffin tak bisa menahan jari jemarinya untuk memijit-mijit keningnya yang terasa sangat pusing.“Ibu! Tunggu apa lagi? Bukankah seharusnya ibu segera mengusir gadis sialan ini?” ungkap Daisy Griffin, putri dari Emily Griffin sekaligus calon mertua Olivia Milan.Mendapati calon mertuanya terlihat sangat tak menyukainya, jari jemari Olivia Milan tak bisa berhenti untuk bergerak meremas-remas pakaiannya sendiri. Kegelisahannya sudah tak bisa digambarkan lewat kata-kata.“Maafkan saya, sepertinya kehadiran saya tak diinginkan oleh semua orang di sini. Bagaimana ini?” Olivia Milan bertanya entah pada siapa, yang je
Read more

Terkesan

Dari cara bicara Nyonya Emily Griffin, nenek tua itu terlihat cukup terkesan dengan tindakan yang pernah dilakukan Olivia Milan sebelumnya. Setidaknya, tak ada aturan yang mewajibkan seseorang untuk berbuat baik kepada gelandangan. Kala itu, Olivia Milan tengah berbuat sesuatu yang cukup baik kepada seorang Nyonya Emily Griffin yang ia kira hanyalah nenek gelandangan.Sayangnya, orang yang dia kira gelandangan tersebut justru merupakan perempuan paling kaya di kota tempat Olivia Milan berada. Beruntung Nyonya Emily Griffin masih punya cukup hati untuk memberi apresiasi kepada sosok gadis yang telah memiliki niat tulus padanya itu.“Nona, andai yang Kau hibur kala itu adalah benar-benar seorang gelandangan, ah, dia pasti sangat terharu dan bahagia. Sayang, kau justru menghibur konglomerat sepertiku, membuatku tak begitu bisa merasakan kehangatan dari hatimu,” Nyonya Emily Griffin berhenti sejenak, ia lantas meminta izin untuk duduk sebentar sebelum akhirnya
Read more

Jatuh Cinta yang Menyebalkan

“Aku harus mendapat imbalan untuk semua kepenatan yang kualami malam ini, mengerti?!” bentak Rainer Griffin ketika ia telah berada di mobilnya bersama Olivia Milan. Sepanjang perjalanan pulang itu, Rainer Griffin tak berhenti mengoceh memarahi Olivia Milan yang tak bisa berperilaku semestinya ketika berada dalam sesi makan malam bersama keluarga besar.“Untung aku berhasil melakukan negosiasi besar-besaran dengan nenekku! Jika tidak, kau sudah ditendang dari sana!” pria itu membentak kekasihnya lagi, tak peduli Olivia Milan tengah terisak-isak dan terlihat kesulitan mengatur napasnya yang tersengal-sengal.“Kau kira dengan menangis aku akan berhenti marah-marah? Habiskan air matamu, dan lihat, aku akan tetap marah! Aku tak pernah merasa tertekan seperti ini sebelumnya! Sial!!!”Lagi-lagi, Rainer Griffin tak bisa membendung amarahnya. Merasa sangat kesal pada dirinya sendiri karena hatinya justru tergila-gila pada sosok gadis y
Read more

Melakukannya di Mobil

Hening.Rainer Griffin membenturkan dahi pada tangannya yang mengepal dengan siku menopang kemudi mobil. Ia ingin memarahi Olivia Milan dengan umpatan-umpatan yang kasar. Bagaimanapun, jika ia tak jatuh cinta pada gadis itu, hari-harinya akan jauh lebih tenang dan damai.“Katakan, berapa?!”Rainer Griffin memalingkan wajahnya perlahan ke arah Olivia Milan yang tak juga berhenti menangis. Pria itu mengutarakan kalimat pertanyaan yang cukup tak bisa dimengerti.“Katakan, BERAPA UANG YANG HARUS KUTEBUS AGAR KAU BERSEDIA MENGEMBALIKAN HATIKU YANG KAU BAWA???!!”Tiba-tiba, Rainer Griffin meneriaki Olivia Milan menggunakan kalimat ajaib yang terdengar sedikit asing di telinga.“KEMBALIKAN HATIKU! PEREMPUAN SIALAN!”Olivia Milan menelan ludah, menarik napas dalam dan berjuang keras untuk menahan isakannya agar tak mengganggunya beberapa waktu ke depan. Dalam batin gadis itu tengah berhitung, dari satu, dua
Read more

Kutipan Kenikmatan yang Sinting

‘Kamu boleh bertengkar sebanyak seribu kali dengan kekasihmu, selama kamu memiliki kesediaan untuk berbaikan, segalanya akan jauh lebih indah setelahnya!’Begitulah sebuah status yang tiba-tiba muncul di media sosial Olivia Milan. Ketika menulis kutipan tersebut, gadis itu sedang duduk berdua dengan kekasihnya, tepatya di sofa ruang tengah apartemen Rainer Griffin. Mereka menghabiskan dini hari itu dengan menyesap cokelat hangat sambil keduanya duduk mesra saling menyandar satu sama lain.‘Cinta, terkadang bisa membuat hal yang mudah menjadi rumit. Terkadang lagi, ia bisa menyulap sesuatu yang rumit menjadi sangat mudah.’Tulis Olivia Milan lagi dalam feed media sosialnya. Gadis itu sedang merayakan kegembiraannya yang telah berhasil melewati baku hantam adu mulut dengan kekasihnya, Rainer Griffin. Setelah adegan ciuman paksa di dalam mobil selesai, bukannya meneruskan perkelahian, Olivia Milan dan Rainer Griffin justru seperti menemukan
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status