Home / Romansa / Terpaksa Menikahi CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO : Chapter 121 - Chapter 130

176 Chapters

Keadaan Olivia Milan

 Setelah berkeliling beberapa saat, Rainer Griffin akhirnya menemukan Olivia Milan di sebuah ruang kosong di bangunan tersebut. Temaram cahaya di bangungan terbengkalai itu membuat mata Rainer Griffin tak begitu bisa melihat apakah Olivia Milan ada dalam keadaan sadar atau tak sadar. Yang jelas, gadis itu didudukkan dan diikat dua tangannya ke belakang. Tak jauh dari tempat Olivia Milan berada, Jim Morrison tengah terkulai lemah tak berdaya.“Sayang, bagaimana keadaanmu?” Rainer Griffin menghamburkan tubuhnya ke arah Olivia Milan dan segera melepas tali yang mengikat tangannya.Olivia Milan yang awalnya menunduk dengan rambut menutupi wajah, pelan-pelan mendongakkan kepala dan menoleh ke belakang, ke arah Rainer Griffin yang membuka ikatan tali di tangannya.“Sayang… Aku tahu kau akan datang,” ucap Olivia Milan dengan suara yang teramat pelan, membuat jantung Rainer Griffin seperti terlepas dari tempatnya berada.
Read more

Cemburu???

Awalnya, Jim Morrison hanya diam beberapa saat tanpa berani menjawab pertanyaan dari Rainer Griffin. Tetapi, setelah Rainer Griffin mencekiknya dengan cukup kuat dan hampir-hampir membuat Jim Morrison mati kehabisan napas, pria itu akhirnya membuat sebuah pengakuan. Dia menyebutkan sebuah nama, tetapi dengan tanpa suara karena lehernya tengah dalam keadaan tercekik cukup kuat.“Dia yang menyuruhmu?” Rainer Griffin mengerutkan alis keheranan, tak menduga jika nama tersebut yang disebut oleh Jim Morrison.“Benar, Tuan Griffin. Dia yang menyuruh kami. Saya tidak berbohong. Ini buktinya!” karena sangat takut kehilangan nyawanya, Jim Morrison bahkan memberikan beberapa bukti berupa riwayat pesan elektroniknya dengan seseorang.“Kurang ajar! Tak kusangka dia berani berbuat sejauh ini! Apa tujuannya melakukan ini?”Sayangnya, ketika Rainer Griffin menanyakan hal tersebut, pria itu gagal mendapatkan jawaban sebab Jim Morrison t
Read more

Cerminan Kejujuran

123.“Ehm… Permisi, sepertinya saya datang di waktu yang kurang tepat.”Tiba-tiba, Sean muncul di ujung tangga. Sepertinya ia telah mengalahkan sepuluh anak buah Jim Morrison sehingga ia juga bergegas untuk keluar dari bangunan terbengkalai itu lewat tangga yang sama dengan yang dilewati Rainer Griffin.Mendengar adanya suara Sean, Olivia Milan mencoba melepaskan ciuman dari Rainer Griffin. Tetapi sia-sia, Rainer Griffin justru memberi isyarat pada Sean lewat satu tangannya, agar Sean bersedia menunggu sebentar selagi ia menyelesaikan kegiatannya bersama Olivia Milan.“Saya kira Tuan Griffin dan Nona Milan sudah keluar dari gedung ini,” Sean menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. Sungguh, menunggui sepasang kekasih yang sedang berciuman adalah hal yang tak menyenangkan.“Eeeemmmhhh!” Olivia Milan mulai tak nyaman sebab ada pria lain yang menonton ciumannya, ia meronta dan berharap Rainer Griffin akan me
Read more

Impas!

Setelah ribut dengan perdebatan yang cukup panjang, Rainer Griffin dan Olivia Milan akhirnya tiba di sebuah restoran sederhana yang berada tak jauh dari kawasan Cite Soleil. Sebenarnya Rainer Griffin ingin mencarikan tempat makan yang lebih nyaman untuk ditempati, tetapi Olivia Milan memilih untuk makan di tempat terdekat karena perutnya benar-benar tak mau diajak berkompromi.“Tunggu di sini, aku akan memesan makanan dulu!” Rainer Griffin meminta Olivia Milan untuk duduk di sebuah meja yang berada di paling ujung ruangan. Meja tersebut lebih sepi dari yang lain sehingga mereka bisa makan dengan sedikit lebih tenang.“Sayang, jangan lama-lama. Aku takut diculik orang lagi,” rengek Olivia Milan dengan sedikit manja. Setelah melewati banyak pertengkaran dan berbaikan, Olivia Milan perlahan-lahan mulai menampakkan sikapnya yang manja dan sedikit cerewet.“Jika kau melihat gerak-gerik orang yang mencurigakan, segera berteriak. Mengerti?
Read more

Tiga Gadis

“Ehm, Nona, maaf saja tapi sepertinya aku harus pergi, benar ‘kan, Sayang?”  perempuan yang baru saja mendapat lembaran uang kertas dari Rainer Griffin itu segera menyeret kekasihnya untuk menjauh dari Olivia Milan. Dari gelagatnya yang amat terburu-buru, perempuan itu sepertinya khawatir jika Olivia Milan akan mengambil uang yang telah diterimanya.Awalnya, Olivia Milan memang benar-benar ingin mengambil kembali uang tersebut, tetapi ada hal lain yang tiba-tiba mengganggu pikirannya. Beberapa meter dari tempatnya duduk, terlihat Rainer Griffin yang tengah memesan makanan, tiba-tiba dikerumuni oleh tiga gadis remaja.“Kakak, permisi, apakah kakak adalah seorang actor yang sedang syuting film di sekitar sini?” seorang remaja perempuan berusia delapan belas tahun bertanya kepada Rainer Griffin.“Jill, bagaimana jika dia bukan actor?” Mauren, teman dari Jill, terlihat menarik pakaian Jill agar gadis itu bersedia menjau
Read more

Alasan Kuat Rainer Griffin

126.Setelah para gadis pergi dari restoran tersebut, Rainer Griffin membayar pesanannya di kasir dan membawa makanan yang ia pesan ke meja Olivia Milan. Pria itu yakin jika gadisnya pasti sangat-sangat kesal padanya, tetapi toh dia punya alasan untuk itu.“Hey, Nona Manis, jangan cemberut, ini makananmu sudah datang!” tukas Rainer Griffin dengan melempar satu senyum kecil.“Tidak! Aku tidak mau makan! Aku lapar tapi aku tidak ingin makan. Emosiku sedang tak stabil, aku marah tapi tak bisa berbuat apa-apa! Aku kesal dengan hidupku sendiri! Kau selalu bisa berbuat sesukamu tetapi tidak dengan aku! Aku marah pada diriku sendiri yang tak punya kekuatan apa pun untuk membalik keadaan! Aku selalu kalah! Kalah dan kalah tanpa pernah menang sekali pun!”cerocos Olivia Milan dengan nada kesal dan marah dan sedih yang melebur menjadi satu.“Aku punya alasan untuk itu. Kau bisa marah sepuasmu, tapi makanlah dulu. Nanti kujelaskan. Sebag
Read more

Merekam Video

“Jika kau datang dan aku mengakui bahwa kau adalah kekasihku, Jill akan kesal dan iri padamu! Itu akan mengganggu perasaannya. Ya, maaf saja jika caraku keliru, tapi kurasa, tak ada cara yang lebih natural lagi dari pada itu untuk membuat perasaan Jill menjadi lebih baik, lebih berenergi!” Rainer Griffin bergumam lagi setelah Olivia Milan mulai memasukkan makanan ke mulutnya.“Aku jadi teringat dengan Varen, suamiku. Hiks…” desis Olivia Milan pelan, “Aku pernah ada di posisi Jill, merasa sangat tidak berharga karena sesuatu, dan, ketika Varen datang memberi dukungan, rasanya seperti ada ribuan bintang yang bersinar…“Ah, kau selalu pandai melebih-lebihkan cerita!” Rainer Griffin memotong, ia akhirnya juga turut menyantap makanan yang ia pesan. Meski rasanya tak begitu bersahabat dengan lidahnya, karena dilanda lapar akhirnya baik Olivia Milan dan Rainer Griffin menghabiskan seluruh makanan yang tersaji.&ld
Read more

Kualifikasi Calon Menantu

 “Ya. Laki-laki memang selalu salah! Tak pernah berlaku benar, selalu membuat perempuan kesal! Kecuali Varen Omkara, hanya dia satu-satunya lelaki yang sangat mengerti perempuan!”“Jika kau menyebut-nyebut lagi ada pria lain yang lebih hebat dari pada aku, aku akan marah dan tak akan mengajakmu bicara selama satu bulan penuh!” Rainer Griffin menyeret Olivia Milan dengan kasar untuk keluar dari restoran sederhana tersebut.“Mengapa jika aku yang berbuat salah lantas kau seolah memiliki hak untuk menghukumku, tetapi jika kau yang berbuat salah, aku tak pernah bisa melakukan apa-apa?!!” Olivia Milan memprotes tak terima.“Karena aku punya uang, punya kekuasaan, sementara kau tidak! Mengerti?! Aku kaya dan kau miskin!” jawab Rainer Griffin ketus, tentu saja hal tersebut ia lakukan agar Olivia Milan marah atas keadaannya yang miskin.“Jadi, apakah menurutmu kemiskinan adalah dosa?! Kau sungguh
Read more

Lilith Boutique

129.Setelah mengobrol beberapa saat di trotoar jalan, Rainer Griffin mengakhiri diskusi mereka. Ia mengajak kekasihnya untuk masuk ke mobil dan bergegas mencari butik. Berdiskusi tentang bagaimana cara terbaik untuk membuat Olivia Milan menjadi perempuan muda yang sukses tentu akan memakan waktu berjam-jam, itulah mengapa, Rainer Griffin menghentikan obrolan yang kian meluas tersebut. Ada baiknya mereka segera berbelanja pakaian, lalu pulang dan beristirahat.“Sayang, lihat itu! Sepertinya kita ke sana saja, butik tersebut terlihat tak begitu mewah, aku ingin ke sana saja!” ucap Olivia Milan sembari menunjuk ke sebuah butik kecil di seberang jalan. Ketika mengingat kejadian di La Vie en Rose Boutique, sepertinya Olivia Milan sedikit memiliki trauma terhadap butik yang berkelas.“Baiklah, aku akan putar balik. Jika kau sama sekali tak punya pakaian, sepertinya malam ini kita akan mengosongkan butik itu. Kau siap berbelanja?”&ldquo
Read more

Kejadian di Dalam Butik

130.“Kau selalu membuatku kesal!” Olivia Milan menginjak kaki Rainer Griffin.“Aku hanya menduga, kalau dugaanku keliru, itu di luar kuasaku!” kembali, Rainer Griffin berbisik pelan di telinga Olivia Milan.“Ah, baiklah, Nona. Silakan masuk dan selamat berbelanja,” ujar si penjaga Lilith Boutique mengoreksi penyebutannya pada Olivia Milan.“Nah, ayo cepat. Masukkan sebanyak mungkin pakaian yang kau suka, kau harus membuang banyak uang agar sihir uang tak merusak pikiranmu, haha!” Rainer Griffin mempersilakan kekasihnya untuk berbelanja sementara dia memilih untu duduk di sofa tunggu sambil mengistirahatkan tubuhnya yang pegal dan linu.Sebenarnya, Olivia Milan ingin berkeliling butik sambil ditemani oleh Rainer Griffin, tetapi, begitu gadis itu melihat wajah lelah yang ditampilkan oleh Rainer Griffin, ia merasa tak tega untuk meminta ditemani. Akhirnya, Olivia Milan berkeliling sendirian memasuki sud
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status