Setelah makan malam, Juliana memanggil Susan ke kamarnya. Dengan dada berdebar, Susan memasuki kamar besar dan mewah itu. Entah mengapa, ia merasa persiapan yang dilakukan Tika sejak siang hingga sore hari, ada kaitan dengan keberadaannya di kamar Juliana.Benar saja. Baru saja ia melangkahkan kaki memasuki kamar, Juliana menyambut Susan dengan raut wajah cerah.“Kamu tampak luar biasa, Sayang,” kata Juliana memandang Susan dengan perasaan takjub. “Masuklah,” lanjutnya dengan suara lembut.Susan berdiri di hadapan Juliana. Ia mengamati Susan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Decak kagum berkali-kali terdengar dari mulutnya. “Kamu bagai berlian yang baru diasah. Tapi kamu harus belajar banyak, Sayang.” Juliana mengulurkan tangan dan menggenggam jemari tangan Susan yang putih lentik indah dengan rasa sayang.Susan tersipu malu.Juliana membiarkan Susan berdiri di hadapannya. Matanya menjalari tubuh gadis itu den
Baca selengkapnya