Killian baru menyelesaikan pekerjaannya setelah lewat tengah malam. Meski kondisinya buta seperti ini pun, dia tidak betah kalau terus diam tanpa melakukan apa pun. Memang, segala urusan mengenai bisnis keluarga Ardhana dan keluarga Reinhardt yang semula ditangani oleh Killian, sudah dialihkan ke beberapa orang yang lelaki buta itu percayai dan tunjuk sebagai wakil secara langsung. Selain itu, ayahnya, Claude Agentine, juga ikut memantau dan mengawasi segalanya. Lelaki Rusia itu memutuskan tinggal di Indonesia untuk sementara waktu agar bisa membantu putra semata wayangnya. "Padahal Ayah nggak perlu repot seperti itu," gumamnya, menyugar rambut dan menghela napas panjang. "Kenapa capek sekali, ya, rasanya? Padahal biasanya, bekerja sampai pagi pun nggak masalah." Menelungkupkan kepala di atas meja, Killian menyatukan kedua tangan di tengkuk. Beberapa kali lelaki buta itu menghela napas panjang. Segera setelah dia mengalami kebutaan, Killian la
Read more