Semua Bab Terperangkap Gairah Suami Butaku: Bab 61 - Bab 70

352 Bab

Bab 61 • Ayah, aku putrimu juga 'kan?

'Apa aku harus mengatakannya? Lagi?''Bagaimana kalau nggak ada juga yang percaya? Toh, selama ini aku juga sudah berkali-kali mengatakan soal hal tersebut dan tetap saja hasilnya nihil.''Tapi aku nggak bisa begini! Yang ada di buku nikah itu bukan namaku!'Aila menggigit bibir dan meremas kedua tangannya. Sedari tadi gadis cantik itu sibuk berpikir dan gelisah sendiri.Sebagian dari dirinya berteriak bahwa pernikahan ini tidak sah karena nama yang tertera di buku nikah bukanlah namanya, tapi Ansia. Jadi bukankah yang secara resmi menikah dengan Killian Ardhana Putra adalah Ansia Roxanne, bukan Aila Lewis?"Aku harus pergi. Bagaimana pun, aku harus berusaha meluruskan soal salah paham ini!" putusnya dan sudah langsung beranjak berdiri.Namun baru satu langkah, gadis itu kembali termangu.Yang menjadi masalah adalah cara dia untuk meyakinkan bahwa dia bukan Ansia, melainkan Aila. Jadi, bagaimana?Mengeluh, lagi-lagi Aila menyad
Baca selengkapnya

Bab 62 • Malam Pertama

"Sayang? Kenapa?" "Eh?" Aila mengerjap, berjengit kaget sewaktu jari Killian mengusap pipinya yang basah. "Ada apa? Kenapa kamu menangis?" tanya Killian lagi, beringsut mendekat ke gadis yang sekarang menjadi istrinya itu. "Ak—aku," Aila gelagapan, terlihat bingung sendiri.  Bukankah tadi dia sedang bersama ayah dan ibunya? Bahkan ada Claude dan Ivona Agentine juga. Memeluk dirinya sendiri, Aila seolah masih bisa merasakan pelukan ayah dan ibunya. "Sayang? Kenapa? Hei," tanya Killian lagi, menyibakkan rambut Aila. Beberapa kali lelaki buta itu juga menciumi puncak kepala istrinya. "Ada apa? Kamu sakit?" Menggeleng, Aila mengusap dahinya yang ternyata berkeringat. Mengedarkan pandangan, gadis itu menyadari di mana dia berada sekarang. "Ini ... kamarmu, Kills?" tanyanya sedikit berbisik. "Iya. Mau di mana lagi?" jawab Killian, menarik Aila mendekat lalu memangkunya. "Aku nggak mau menghabiskan malam p
Baca selengkapnya

Bab 63 • Sakit, tapi nikmat

Seluruh penghuni kediaman Ardhana sangat bersemangat dan bergairah hari ini."Pastikan semua sudah beres sebelum beliau bangun.""Kami bertiga akan membersihkan semua lorong dan kamar di lantai dua. Yang lain, tolong atur tugas masing-masing, ya.""Kalian jangan sibuk sendiri, tolong bantu aku! Apa menu sarapan kesukaan beliau? Apa yang harus kumasak?"Sontak semua pelayan yang ada, tertawa. Wajah kepala koki yang garang itu, sekarang malah terlihat lucu karena panik. Mereka tidak menyangka kalau orang yang selama ini kaku soal segalanya itu, bisa panik seperti ini."Tuan Erik! Jangan hanya diam dan minum kopi dengan santai! Cepat beri tahu aku, apa saja menu kesukaan Nona!"Plakk!Sebuah pukulan keras mendarat di lengannya. Dengan wajah berkerut seram, kepala koki menoleh hendak marah, sampai akhirnya melihat bahwa yang memukul tadi adalah wakil kepala koki yang notabene adalah sang istri sendiri. Seketika, lelaki baya itu pun langsu
Baca selengkapnya

Bab 64 • Padahal tinggal sebentar lagi

Bulan madu?Killian mengacak-acak rambutnya dengan kesal.Jadi, alasan kenapa ibunya mendadak datang dan marah-marah tidak jelas seperti ini adalah karena masalah bulan madu?"Ibu sudah menyiapkan semuanya untuk bulan madu kalian. Bahkan Ibu juga sudah mewanti-wanti Erik agar memastikan semua berjalan dengan lancar. Tapi apa? Nyatanya, kalian malah masih ada di sini," sembur Ivona, memandang kesal ke arah Killian dan Erik bergantian.Diam-diam Erik menghela napas lega. Pengawal paruh baya itu sebenarnya dalam hati sudah cemas kalau perbuatannya yang membakar buku nikah semalam, ketahuan."Bu, ini bukan saat yang tepat untuk bulan madu," sahut Killian."Bukan saat yang tepat? Memangnya kenapa, Ian? 'Kan bagus kalau kalian pergi bulan madu setelah menikah. Siapa tahu 'kan kalau kalian bisa segera memiliki anak?"Ivona masih saya mengeyel. Perempuan itu benar-benar berharap agar menantunya segera hamil.'Dengan begitu, dia tidak a
Baca selengkapnya

Bab 65 • Halo, Noah!

Satu hari sebelumnyaHotel J.W MarriottDeluxe RoomNoah merasa luar biasa kesal.Dia sudah berusaha menghubungi nomor kontak keluarga Roxanne berulang kali, tapi hasilnya nihil. Baik Heri maupun Risa Roxanne, keduanya sama-sama tidak bisa dihubungi."Apa nomor yang diberikan oleh Tante Lusi ini benar?" gumamnya, menggerutu. Kaleng berisi bir yang sudah habis ditenggak, Noah lemparkan begitu saja.Dia sudah tiba di Indonesia sejak tadi siang, tapi bahkan sampai malam ini masih belum ada kabar apa pun yang bisa dia dapatkan."Ke mana kamu sebenarnya, Princess?" Noah dengan gusar membuka satu lagi kaleng bir. "Bukankah waktu itu kamu berkata hanya akan pergi selama satu minggu? Tapi ini bahkan sudah nyaris tiga bulan."Terdiam sesaat, Noah menyesali kembali keputusannya untuk melepaskan Aila begitu saja waktu itu."F*ck!" memaki, Noah melempar kaleng bir yang masih separuh tersisa itu. Dia sama sekali tidak peduli walau bir
Baca selengkapnya

Bab 66 • Jangan tinggalkan aku

Ada perasaan mengganjal yang dirasakan Aila. Bukankah tadi Noah mengajaknya ke hotel tempat lelaki itu menginap, agar mereka bisa bicara dengan nyaman? Namun meski Aila sudah setuju, perasaan gadis itu tetap merasa tidak enak. "Ada apa?" tanya Noah saat dia menggandeng Aila, tapi gadis itu langsung menarik lepas tangannya. "Ng ... aku bisa jalan sendiri, Noah." Sambil tersenyum, gadis itu mencoba menutupi kegelisahan yang dia rasakan. "Apa kita nggak bisa bicara di sini saja?" tanyanya, saat mereka sampai di lobi hotel. Dahi Noah berkerut. Rencana awalnya dia akan mengajak Aila masuk ke kamar hotel lalu menjebak gadis itu di sana. Tapi kalau nanti dia berkesan terlalu memaksa, dia juga tidak mau kalau Aila malah jadi curiga. 'Dari tadi saja sikapnya sudah dingin begini terhadapku,' gerutu Noah dalam hati. 'Siapa sebenarnya yang sudah mengubah gadis ini sampai berubah begini? Terlihat begitu waspada dan nggak mudah mempercayai orang. Pa
Baca selengkapnya

Bab 67 • Biarkan aku pergi

"Noah, where else are we going??" "Home, Princess." "Home? What do you mean by home?" Aila memandang tajam ke arah Noah yang memasang ekspresi kaku. Sekarang jelas sudah bagi gadis itu bahwa keputusan yang dia ambil tadi untuk mengikuti Noah adalah salah. "Berhenti, Pak!" serunya ke arah supir taksi. "Tolong berhenti di sini." "Jalan terus! Jangan berani-berani berhenti," sergah Noah, tidak mau mengalah. Tidak cukup sampai di situ, lelaki itu lalu menarik pergelangan tangan kanan Aila lalu mencengkeramnya, membuat cincin yang melingkar di jari manis gadis itu, bisa dia lihat dengan jelas. "Apa ini, Princess?" desisnya marah. "Cincin apa ini? "Noah, itu—" "Tadi sewaktu aku berada di dalam kamar hotel, bibimu meneleponku. Rupanya ibu kandungmu baru saja menghubungi, memberi tahunya soal kabarmu. Kalau hanya itu, aku bisa paham, Princess. Tapi, apa ini? Kabar apa yang kuterima ini? Apa benar kalau kamu sudah menikah? Hah?!"
Baca selengkapnya

Bab 68 • Kiska ....

'Sekarang kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri,' ujar sang pemuka agama dengan senyuman bersahajanya. 'Mempelai pria, dipersilakan untuk mencium mempelai wanita.'Kabur. Segalanya terlihat kabur. Bahkan wajah sang lelaki yang sekarang mendekatinya dan tersenyum itu pun, tidak jelas terlihat.Siapa? Siapa lelaki yang sekarang membelai pipinya dengan lembut ini?Rasanya seperti kenal, tapi di saat yang sama juga terasa asing. Entahlah. Pikiran ini seakan-akan tidak bisa diajak fokus untuk sekarang.Segalanya terasa buram dan membingungkan, sampai kemudian sepasang mata hitam yang segelap langit malam tanpa bintang itu masuk ke area penglihatannya.Meski dia tahu bahwa sepasang mata hitam itu tidak mampu melihat, tapi seolah ada sebuah magnet kuat yang membuatnya tidak sanggup untuk mengalihkan pandangan, seolah memaksanya untuk terus memaku pandangan ke arah sana.Lalu, sewaktu sebuah suara lirih terdengar, seketika saja kesadaranny
Baca selengkapnya

Bab 69 • Lelaki Gila

Saat ini Erik luar biasa gusar. Pengawal yang biasanya selalu bisa bersikap tenang di segala kondisi apa pun itu, sekarang terlihat sangat gelisah. Killian menghilang. Sebelumnya beberapa saat lalu, dia menerima laporan dari petugas keamanan bandara mengenai seseorang bernama Noah Albern yang berhasil mereka temukan. Erik masih berusaha mencari tahu, apakah ada seorang gadis dengan ciri tertentu yang ada bersama lelaki itu. Menemukan Aila jauh lebih penting baginya dibanding lelaki yang para petugas keamanan itu temukan, malah sebenarnya pengawal itu tidak terlalu peduli soal lelaki asing bernama Noah Albern. Namun belum sampai laporan tersebut dia terima secara tuntas, Killian yang sejak tadi terus berada di dekatnya tiba-tiba saja menghilang. "Ke mana sebenarnya Tuan Muda pergi?" gumamnya, berkeliling dan mencari keberadaan Killian. "Padahal tadi beliau masih ada di dekatku, kenapa tiba-tiba saja tidak ada?" Berhenti untuk me
Baca selengkapnya

Bab 70 • Ada apa denganmu?

Jelas ada yang salah. Meski begitu, Killian masih belum tahu juga soal penyebabnya."Kiska, stop! Hentikan," desis Killian, mencoba menahan gerakan Aila yang sejak tadi terus mencumbunya. "Sayang, hentikan. Kumohon."Namun seolah tidak mendengarkannya, Aila masih terus saja menciumi Killian. Sekujur tubuh Killian merinding saat bibir mungil gadis itu bermain di tengkuknya. Lelaki itu bahkan harus mengepalkan tangan kuat-kuat demi menahan desahan saat lidah basah Aila menyapa kulit lehernya.Wajah tampan yang biasanya nyaris tanpa ekspresi itu, kini terlihat merah padam. Bukan karena amarah, tapi karena menahan gairah."Kiska," geram Killian dengan suara yang mulai serak. Napas lelaki itu pun sudah semakin berat. "Hentikan atau aku nggak akan sanggup menahannya lagi."Namun sebagai jawabannya, gadis yang biasanya akan menghindar bila Killian mencumbunya itu, kali ini justru menangkup wajah Killian dengan kedua tangan lalu mencium mesra bibir yang se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
36
DMCA.com Protection Status