Semua Bab My Possessive Sugar Daddy: Bab 121 - Bab 130

152 Bab

EP. 3. Memori.

Pernikahan Dominic, pewaris tunggal Inti Global dengan Chalondra, putri bungsu owner Cakrawala Paper, sempat membuat khalayak ramai mengira kedua perusahaan bonafit tersebut akan melakukan merger. Karena kalau dipikir-pikir, akan aneh rasanya jika keluarga dengan status besan itu bersaing dengan produk sejenis dan target pasar yang sama. Namun kenyataannya, Dominic dan Brandon tetap menjalankan perusahaan mereka tanpa saling mengganggu sistem yang sudah tercipta sebelumnya. Saat sebelum ada Ares yang sempat ingin memecah belah. Mereka berjalan di rel-nya masing-masing tanpa mengganggu satu sama lain. Belum ada wacana untuk bersatu dan menjadikan mereka sebagai raja di industri pulp and paper Indonesia. Kalau pun ada, kemungkinannya masih jauh. Hingga sebuah kesempatan besar datang menghampiri mereka. Yang membuat mata Dominic terbuka lebar dan terpesona akan peluang yang kini ada di depan mata. "Dubai, Dad??" "Iya, Cha. Temannya opa Louis mengirim ema
Baca selengkapnya

EP. 4. Chelsea.

Brandon membuang napas kasar saat dilihatnya Dion datang dengan mobil sport yang hanya memiliki dua seat. Bagaimana dia bisa ikut serta jika sepertinya mereka sudah sengaja merencanakan ini? Brandon dan Dion saling bertukar sapa. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, keduanya tampak sedikit kesulitan untuk berkomunikasi. Brandon melihat Dion sudah sejahtera sekarang. Sepertinya opa Richard benar-benar memberikan segala kebaikan untuknya karena sejak kecil sudah terlantar bersama tante Felisha, ibunya. “Apa kabar tante Felisha?” tanya Brandon saat mereka masih berada di dalam rumah. Janice masih berkemas di atas sementara Chris dan Amber kebetulan sedang mengunjungi Edric. “Mama baik. Sayang sekali tante dan om sedang tidak di rumah. Aku juga merindukan mereka.” “Biasa, bro, malam minggu seperti ini mereka sering mengunjungi cucu mereka,” balas Brandon ramah. “Ah ya, waktu itu aku mendengar kabar pernikahan Chalondra dari opa Richard. Tapi aku
Baca selengkapnya

EP. 5. Followers.

Janice terpaku di tempatnya mendengar kedua anak manusia itu saling bertukar akun social media. Satu hal yang membuat perasaan Janice seperti tersentil adalah, dia sendiri tidak tau jika Brandon mempunyai akun Instag**m. “Oke, aku sudah follow.” Terdengar Chelsea berucap lagi. “Kau ternyata benar-benar seorang influencer. Kalau followers sudah mencapai empat ratus ribu seperti ini, itu artinya kau cukup terkenal.” Tawa Chelsea lagi-lagi mengusik gendang telinga Janice. “Ya, lumayan lah, B.” B? B? Chelsea memanggilnya dengan sebutan yang sama seperti bagaimana Janice memanggil Brandon?? Kepala Janice tiba-tiba seperti berasap. Telinganya memerah dan sangat panas. Hampir saja kakinya melangkah keluar dari balik tembok dan menghampiri mereka. Tapi kemudian dia berpikir lagi … untuk apa? Dia membuang napas dan kembali masuk ke dalam toilet. Mengambil scraf dari dalam clutch-nya dan memakainya dengan gerakan lambat. Tangannya sibuk
Baca selengkapnya

EP. 6. Emang enak?

Chris dan Amber sengaja tidak pulang ke rumah karena hari ini adalah perayaan 1 tahun anniversary Dominic dan Chalondra. Mereka berencana akan mengadakan makan siang dengan seluruh anggota keluarga termasuk Marcus dan Miranda. Begitupun dengan Brandon dan Janice. Sejak pagi Amber dan Chalondra bermain dengan Edric. Anak bayi bertubuh tambun itu seperti tidak pernah kehabisan energi untuk meladeni ocehan dan rayuan ibu dan juga oma-nya. Dia yang sudah bisa tersenyum dan tertawa berhasil meramaikan rumah di minggu pagi yang cerah. Sedangkan Chris dan menantunya, Dom, kembali menyibukkan diri dengan permainan catur. “Skakmat!” Dominic tiba-tiba berseru kencang saat langkah terakhir yang dia ambil benar-benar mengurung King kepunyaan Chris. Dari sudut mana pun, raja berwarna putih itu sudah tidak punya kesempatan untuk melangkah. Depan, belakang, kiri dan kanan, biduk-biduk catur milik Dom sudah menguncinya. “Argh! Sial! Aku kalah satu langkah!” Chris ter
Baca selengkapnya

EP. 7. 1st anniversary.

Kedatangan para tetua, yaitu Louis, Marcus, Miranda, Fransisco dan Iriana, menjadi pertanda acara makan siang mereka sudah bisa dimulai. Tadi pagi Cha dan Dom sengaja menyewa jasa dekor untuk menghias taman samping rumah dengan gaya yang minimalis. Sebuah meja berbentuk lingkaran yang cukup besar, dilapisi kain berwarna putih bersih kini terletak di tengah taman. Di atasnya terdapat ornamen-ornamen pemanis seperti bunga-bunga artificial dan lilin. Semua kursi juga sudah dihias dengan kain panjang yang dibuat membentuk sebuah pita di sandarannya. Dresscode siang ini adalah putih dan biru langit. Perempuan biru langit, sementara yang laki-laki bernuansa putih. Janice yang tidak sempat membawa baju ganti dari rumah, untungnya bisa masih sempat mencari pakaian Chalondra yang pas di tubuhnya. Edric kecil pun sudah sengaja dipakaikan jumpsuit karakter seekor bayi kelinci berwarna putih. Membuat semua orang tidak bisa menahan diri untuk tidak mencubitnya. Termasuk Louis yang jarang
Baca selengkapnya

EP. 8.Kerja sama.

Anjar dan Reina sudah lama kembali ke Jakarta. Mereka sudah menikah secara sah di mata hukum dan agaman, tapi tidak mengadakan resepsi. Mungkin belum, mengingat Reina tengah mengandung enam bulan sekarang. Ya, akhirnya mimpinya untuk memiliki buah hati akan segera tercapai. Anjar menjaganya dengan sangat baik. Reina tidak merasa kekurangan kasih sayang sedikit pun. Hari ini Anjar akan bertemu dengan Dominic dan juga Brandon. Katanya mereka ingin mengajak Anjar join berbisnis dengan klien di Dubai. Dom hanya bilang kalau dia membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang sangat banyak kedepannya. Jadi, Anjar harus bertemu dengan kedua orang itu secepatnya. “Kau mau ikut? Kau bisa bermain dengan anaknya Dominic.” Reina terlihat berpikir sebentar. Dia tidak pernah ada masalah pribadi dengan Chalondra ‘kan? Saat proses perceraiannya dengan Dom dulu, dia hanya adu mulut dengan mantan suaminya itu dan sekali mengungkit Chalondra. Ah, ada! Malam dimana mereka merencanakan
Baca selengkapnya

EP. 9. Oh Em Ji!

Janice memandang ruangan Brandon yang kosong. Tadi pagi pria itu memang tidak terlihat berkemas saat Janice sudah turun untuk sarapan. Berdasarkan obrolan mereka dengan Chris dan Amber di meja makan, Brandon akan ke rumah Dom karena punya janji ingin bertemu dengan Anjar. Anjar, puteranya om Sagara yang adalah saudara Janice dari Ares. Tadi sebenarnya Brandon mengajaknya mengingat dia belum pernah bertemu saudara tirinya itu lagi lagi, tapi Janice menolak dengan alasan pekerjaan yang menumpuk. Sudah jam sebelas tapi Brandon tidak kunjung muncul di kantor. Anak-anak di divisinya mulai gelisah karena ada sejumlah pengajuan yang harusnya ditandatangani Brandon sebelum dieksekusi. Ketidakhadiran Brandon pagi ini memang terkesan sangat mendadak. Tidak ada pemberitahuan dari jauh-jauh hari. “Eh, kalian tau Chelsea Fansisca nggak?” Seseorang yang ada di ruangan itu tiba-tiba terdengar mencetuskan sebuah pertanyaan. “Tau. Yang influencer ‘kan?” jawab satu orang.
Baca selengkapnya

EP. 10. ILY too.

Janice masih kebingungan bagaimana bisa Brandon mempertemukan dia dan Chelsea di sini. Di dalam mobil dengan situasi yang sangat canggung. Apa yang harus dia katakan sekarang? Brandon jelas-jelas menariknya keluar dari mobil kantor. Itu artinya Chelsea sudah tau bahwa Janice bekerja dengan Brandon. Lalu, bagaimana Janice harus bersikap sekarang? “Jannn! Kenapa nggak ngomong kalau kamu dan B udah ketemu sejak lama? Ih kamuuu.” Chelsea langsung bertanya dengan nada yang sedikit manja. Tubuhnya berputar menoleh ke belakang untuk menghadap Janice yang sudah duduk dengan tenang. Oh Tuhan. Ujian macam apa lagi ini? Janice menggerutu di dalam hati. Jika Brandon sudah dengan berani mempertemukan mereka berdua, baiklah, Janice pun merasa tidak ada yang harus ditutupi lagi. “Ah iya, karena menurutku itu bukan hal penting, Chels.” Janice menjawab dengan senyum di wajahnya. “Nggak penting gimana, Jaaaannn? Cakrawala itu perusahaan bonafit loh. Kalau aja kemarin o
Baca selengkapnya

EP. 11. What happened?

Brandon tidak bisa menguasai dirinya saat kata-kata manis itu terucap dari bibir Janice yang begitu menggoda. Sedetik setelah Janice berhenti bicara, dia langsung membenamkan bibirnya di bibir sang kekasih dengan cara yang romantis. Tidak ada ciuman kasar. Melainkan sesapan lembut yang langsung mendirikan bulu roma Janice di sekujur lengannya. Mereka juga berbagi rasa lewat sentuhan yang diberikan secara sadar di bagian punggung dan pinggang masing-masing. Hampir melupakan dimana mereka sekarang, Janice pun segera mendorong dada Brandon, meski tidak ikhlas melepas tautan bibir mereka. Brandon menatapnya dengan tatapan berbinar seperti biasa. Tidak seperti satu minggu belakangan ini. Sejak Janice membawa-bawa Dion dalam hubungan mereka. “Thank you.” Brandon berucap dekat di wajahnya. Tangan kanan laki-laki itu masih memegang sisi kepala Janice dan jempolnya bergerak mengusap sisa air di bibir Janice. “Aku yang seharunya mengatakan itu, B. Terima kasih sudah se
Baca selengkapnya

EP. 12. Don't cry.

Dominic sudah tidak tau bagaimana  harus menahan debar jantung yang seolah membuatnya ingin terbang sekarang juga. Edric tergelincir dari tangan Chalondra saat selesai dimandikan. Itu yang barusan dia dengar dari sang istri yang menangis sesenggukan. Perjalanan masih ada sekitar dua jam lagi dan Dominic hanya bisa memantau puteranya lewat video call saat sedang diperiksa di rumah sakit. Penderitaan Dom pun berakhir saat mobil berhenti di depan kediamannya. Tangan dan kedua kakinya seperti sudah terkoordinasi untuk bergerak dengan cepat. Membuka pintu dan langsung melompat turun menginjak paving blok. Dia buru-buru mendorong pintu rumah yang tidak dikunci. Di ruang keluarga sudah ada Cha, Amber dan Miranda yang duduk sambil mengelilingi box bayi Ed. “Bagaimana keadaannya?” tanyanya dengan tidak sabaran. Mendekati Edric yang sedang tertidur pulas. “Sudah tidak apa-apa, Dom. Tadi pas ke dokter sudah dicek, yang terkena benturan tidak kenapa-kenapa, kok.” Mi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status