Home / Romansa / Love You Mr. Arrogant / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Love You Mr. Arrogant: Chapter 131 - Chapter 140

196 Chapters

Rasa Sakit yang Terpendam

Ini bukan untuk pertama kalinya bagi Rendi, tapi ini untuk pertama kalinya dia tidak ingin berakhir di rumah sakit untuk kali ini saja. Dia merasakan semua rasa sakit yang begitu menyiksa, memejamkan kepalanya meskipun saat ini dia tengah mati-matian menahan itu agar tidak sampai menjerit.Rendi mulai mengontrol emosinya, namun sayangnya setiap dia mencoba baik-baik saja, semakin sakit pula kepalanya. Seperti dihantam dengan batu besar berulang kali tanpa ampun. Kedua matanya sudah tidak senormal lagi, dan sebelum dia kehilangan kesadaran, pria itu meraih ponsel dan menghubungi Dokter Rahmat untuk menjemputya di sana.Jarak antara rumah sakitnya memang tidak jauh, tapi Rendi sudah tidak tahan lagi hingga kedua hidungnya mengalirkan darah. Wajahnya terlihat sangat pucat sekali, dan semakin lama pandangannya semakin kabur dan tidak bisa melihat apa pun dengan jelas.“Ren, bertahanlah!”Dia hanya mendengar ada suara yang memanggilnya, dan merasa
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

Dia Juga Anakku

  “Tunggu!” sergah Dinda dengan menahan tangan Kaisar saat dia hendak menekan knop pintu. Hanya sesaat, dan dia menariknya kembali setelah Kaisar melirik ke arah tangan gadis itu. “Maaf, maksud saya, teman saya itu masih sedang dalam pemeriksaan.”“Aku hanya melihat, bukan membuat keributan.”“Tidak bisa. Anda tidak bisa melihatnya. Maksud saya ... teman saya sedang perawatan intens dan butuh banyak istirahat.”Semakin Kaisar ditentang, semakin keras pula keinginannya. Dia menatap Dinda semakin curiga, dan tetap ingin membuka pintu itu. Saat Kaisar kembali menekannya, ponsel yang berada di dalam sakunya berdering nyaring.Akbar menghubunginya, Kaisar segera melangkah pergi dan berlalu begitu saja tanpa melihat siapa yang berada di dalam kamar itu. Padahal, pintu itu sudah terbuka sedikit, dan itu membuat jantung Dinda berdegup lebih keras.Setelah merasa Kaisar pergi jauh, dia kembali masuk
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more

Aku Akan Meladenimu

 “Saya sudah merekap perjalanan Lyan dan mereka menuju ke Pondok Mutiara. Setelah saya selidiki, pondok itu ternyata adalah miliknya yang sudah dibeli beberapa saat yang lalu. Kemudian jika dicocokkan dengan riwayat perjalanan Mira, maka mereka punya tujuan yang sama.” Kaisar tersenyum miring. Dia tidak menyangka, kalau Mira sampai berbuat jauh seperti itu. Hanya karena memenuhi hasrat irinya saja. “Kita bergerak sekarang.”Semua mobil segera bersiap siaga. Mereka hanya menunggu Kaisar yang memimpin dan semua anak buahnya akan mengikuti. Tidak ada ampunan lagi jika sampai dia menemukan kalau mereka lah yang menyekapnya, bahkan tidak terkecuali dengan Mira.Perasaannya pada gadis itu sudah berubah sekarang. Jika dengan perlakuannya pada Anya sudah membuat dia gila seperti ini, itu berarti dia yang salah karena terlalu memujinya dulu.***Tidak adanya Anya di dalam kamar itu sampai ke telinga Lyan. Dia segera pulang
last updateLast Updated : 2021-11-07
Read more

Mengibarkan Bendera Perang

Seolah hanya mimpi, Mira mendengar suara jari yang diketuk-ketukkan berulag kali di meja dengan ritme teratur. Semakin lama, suara itu semakin jelas dan itu mengganggu tidurnya. Mata hitam itu mengerjap berulang kali untuk memperjelas bayangan seseorang yang samar-samar tengah berdiri di depannya.“Kai,” ucapnya lirih setelah banyangan seseorang itu cukup jelas untuk dia lihat. Kaisar datang ke kamarnya? Apa dia berniat menjenguknya?Tidak, dia meragukan itu. Pasti ada yang tidak beres dengan kedatangan Kaisar sepagi ini. Dia terlihat berantakan, kusut dan sepertinya dia telah melewatkan malam tanpa istirahat dan jelas Mira tahu apa yang dia pikirkan. Tentu saja Anya.Dia saja tidak mengharapkan kedatangan pria itu untuk menjenguknya kemarin. Jika sekarang dia datang menemuinya, pasti itu tidak lain hanya untuk menyudutkannya.“Jika kamu ke sini hanya untuk menyalahkan aku atas hilangnya Anya, maka lebih baik aku tidak melihat wajahmu.&r
last updateLast Updated : 2021-11-07
Read more

Seret Mereka

Kaisar menjelaskannya dari awal dia menjemput Anya sampai berakhir dengan mendatangi ruang inap Mira dan mengatakan semuanya. Regan mendengarkannya tanpa melihat ke arah Kasiar, dia sedang berdiri menatap ke luar jendela ruang kerjanya dengan kedua tangan yang dia lipat di dada.Mendengar pengakuan Kaisar kalau Mira ada di balik ini semua, dia tersenyum miris dan menoleh ke belakang. “Kai, selama ini aku tidak pernah meragukan perkataanmu. Jika memang dia terlibat, aku ingin bertanya padamu.”Kaisar diam, di dalam hatinya dia menerima apa pun perkataan Regan nanti.“Apa yang akan kamu lakukan padanya?”“Saya akan memberikannya hukuman yang setimpal, karena saat ini saya sudah memutus hubungan dan menerima apa pun keputusan yang anda ambil nanti.”“Aku memegang kata-katamu. Sekarang, seret Lyan dan Raisa ke hadapanku bagaimanapun kondisinya.”Kaisar mengangguk, dia sangat bersemangat sekali jika
last updateLast Updated : 2021-11-08
Read more

Sang Pewaris Utama

Raisa menarik napas panjang. Regan bukanlah orang yang bisa dibohongi dengan mudah. Jika dia tidak turun, maka itu akan semakin menyulitkan posisinya. Bisa-bisa mereka menerjang masuk dan menyeretnya seperti binatang nanti.Lebih baik untuk sekarang dia menyelamatkan dirinya terlebih dulu. Seperti tidak punya dosa apa pun, dia turun dengan patuh dan terlihat biasa saja meskipun dalam hatinya sudah menjerit ingin berlari sejauh mungkin untuk menghindari Regan.Di bawah, Atmaja sudah berdiri menunggunya bersama Sarah. Mereka berdua mengernyit, melihat Raisa yang entah ada angin apa tiba-tiba berurusan dengan pengawal perusahaan Regan.“Raisa, ada apa ini? Apa ada masalah dengan Anya?” tanya Atmaja. Pria itu memang belum mendengar apa-apa, karena baru saja pulang dari perjalanan bisnis.Sedangkan Sarah yang memang sudah mendengar desas-desusnya hanya diam saja, karena merasa itu adalah kabar terbaik yang pernah dia dengar. Namun dengan kedatangan
last updateLast Updated : 2021-11-08
Read more

Menghancurkan Dunia Lyan

“Apa, apa maksudmu?” teriak Lyan dengan terbata-bata.Regan mengulurkan tangan ke arah Kaisar. Seolah mengerti apa yang diinginkan olehnya, Kaisar memberikannya pematik api.“Aku punya aturan, jika tidak ada yang mengatakannya dalam tiga detik, maka aku akan membakar satu berkas setiap tiga detik itu. Kira-kira, aku harus memulainya dari mana?”Lyan memang bukan dari kalangan biasa, kelurganya sudah mempunyai bisnis yang berkembang di berbagai produksi. Sekarang, semua dokumen properti mereka berada di tangan Regan. Lyan membelalakkan matanya, jika Regan benar melakukannya, maka dia akan benar-benar tamat dan mati secara perlahan.Sebenarnya Regan bisa saja menyelidiki semuanya, hanya saja dia sedang merebus katak sekarang. Membiarkan mereka kepanasan, sampai mengakui kejahatan mereka sendiri.Pematik itu mulai mengepulkan api kecil, satu berkas kepemilikan butik ternama yang berdiri di Perancis berada di tangannya. Itu adal
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more

Kau Sudah Tidak Waras

“Apa ada yang salah? Aku sudah tidak tertarik dengan propertimu dan tidak membakarnya. Tapi aku tidak mengatakan kalau tidak akan memanggil polisi bukan? Lagipula, aku adalah warga negara yang baik dan taat hukum. Sudah sewajarnya aku melakukan ini.”‘Apa? Anda mengatakan kalau anda warga negara yang baik dan taat hukum? Lantas siapa yang menyuruh saya merekam semua pengakuan mereka dan merebut perusahaan secara paksa? Tidak ada hukum seperti itu untuk mengancam seseorang mengakui kejahatan. Tapi tidak apa-apa, saya bangga dengan anda Tuan,’ ungkap Kaisar dalam hati.  Di sana, anggota polisi yang mendengar mendapat panggilan dari Regan segera bergerak dengan cepat. Semua pengakuan sudah terkumpul, mereka hanya tinggal meringkus dan mengeksekusi. Kali ini Lyan tidak akan selamat, dia mengakui kalau dia adalah otak dari penculikan Anya, dan masih ada Sandi yang sepertinya akan menjadi saksi untuk memberatkan hukuman pria itu.Namun Ra
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more

Satu-satunya Saksi

Kesal menghadapi Mira yang sudah tidak dia kenal lagi, Jihan keluar dengan menutup pintu kamar keras-keras. Dia duduk di kursi yang memanjang dengan menghela napas kasar. Entah bagaimana membuat Mia mengakui kalau dia memang ada hubungannya dengan ini semua.Jihan sangat yakin, kalau pertemuannya dengan Raisa waktu itu pasti ada hubugannya dengan semua ini. Seharusnya dia tidak di sini sekarang, seharusnya dia berada di dalam kantor dan bekerja dengan Padmana. Namun, mendengar Anya yang mendadak hilang, dia ikut memikirkan itu. Karena biar bagaimana pun, dia pernah bekerja untuknya dan Anya sangat baik padanya selama ini.Jihan mengusap wajahnya kasar, saat dia hendak berdiri, dia melihat seorang wanita yang tengah membawa bayi di gendongan tangannya. Meskipun dia tidak pernah bertemu dengan Manda, tapi wajah wanita itu masih jelas dalam ingatannya.“Manda dengan seorang bayi?” gumamnya sendiri. “Manda!” panggilnya dengan sedikit keras ka
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

Jangan Mengharap Pengampunan

Di atas brankar itu Sandi terus menggerang kesakitan sampai akhirnya dokter memberikan obat bius untuk menenangkannya. Regan benar-benar sangat kecewa dengan apa yang terjadi saat ini. Jika kondisi Sandi tidak segera membaik dengan cepat, maka dia tidak bisa hanya diam dan menunggu tanpa berbuat apa pun.Pria itu menghempaskan tubuhnya dengan duduk di kursi tunggu yang terletak di luar ruangan. Wajahnya terlihat sangat kusut sekali, karena sudah dua malam ini juga dia tidak tertidur sedikit pun. Begitupun dengan Kaisar yang juga tidak beristirahat sama sekali.“Tidak, aku tidak bisa diam saja. Aku harus melakukan sesuatu.” Regan kembali berdiri dan mengusap dagunya dengan mondar-mandir. “Mira, di mana dia sekarang?”“Ada di kamar yang tidak jauh dari sini.”Kaisar segera menuntun Regan ke kamar Mira. Sejak awal dia memang sudah menyerahkan semua keputusan apa pun yang akan diambil oleh Regan nanti, meskipun sebenarnya d
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status