Home / Romansa / Is Beating / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Is Beating: Chapter 61 - Chapter 70

86 Chapters

61 Terlambat Untuk Yang Kedua Kali

Alluna membawa pulang Andrew kembali ke rumahnya. Tubuhnya yang kecil terlihat sempoyongan saat membantu Andrew melangkah ke dalam rumah. Alluna melingkarkan satu tangannya ke pinggang Andrew sementara tangan Andrew merangkul bahu Alluna. Sebisa mungkin Alluna menjaga keseimbangan tubuhnya karena tentu saja tubuh Andrew sangatlah berat. Mereka berdua hampir jatuh ketika Andrew membebankan seluruh tubuhnya ke Alluna, dia yang mulai letih karena harus membantu Andrew sepanjang jalan masuk ke rumah kakinya bergetar hampir dan hampur roboh. “Astaga! Andrew kenapa kau berat sekali!”dengan sisa kekuatan yang dia miliki Alluna membawanya ke kamar.  Sedikit lagi sampai ke tempat tidur, setelahnya Alluna membuang tubuh Andrew ke atas ranjang bersamaan dengan tubuhnya. Brugh! “Ya ampuun!” nafas Alluna memburu dia benar-benar letih karena Andrew. 
Read more

62 Saling Balas Pesan

Mobil Nathan berhenti di depan toko, Alluna yang melihat langsung tersenyum dengan kedatangannya. Dia berlari kecil dari balik meja kasir dan segera membuka pintu untuknya.   “Kau, terlihat senang sekali hari ini? Ada apa?” sapa Nathan setelah melihat senyum Alluna.   “Mmm! Tidak, aku hanya senang meliahtmu datang ke mari. Ada apa tumben kau datang tanpa memberiku kabar terlebih dulu??” Alluna kembali melangkah menuju meja kasir.   “Aku, datang kemari karena ingin berpamitan denganmu!”   Wajah Alluna langsung berubah muram, senyum di bibirnya perlahan menghilang.“Kau ingin pergi? Kemana??” tanyanya penuh dengan rasa penasaran.   “Aku, harus ke Tokyo menggantikan Ayahku di sana selama 1 sampai 2 bulan?” dengan berat hati Nathan menjelaskan maksud dan tujuannya pergi ke Jepang.   “Lalu... bagaimana dengan kuliahmu?”   “Aku bisa melakuka
Read more

63 Aku menyukaimu

Setelah jam makan siang selesai, Andrew kembali ke ruang rapat. Dia nampak di sibukkan dengan berbagai pertemuan penting. Di sela-sela rapat perhatiannya teralihkan ke layar ponselnya yang menyala.Dia kemudian mengambil ponselnya yang ada di samping lengannya, setelah itu membuka pesan singkat dari Alluna. Membaca isi pesannya nampak Andrew tersenyum tipis, membuat semua pegawai merasa heran. Bahkan sempat sekretarisnya memanggil Andrew karena ada beberapa hal yang harus di tanyakan mengenai beberapa hal, namun Andrew seakan tak memperhatikannya. Dia justru fokus dengan ponsel yang di tangannya. “Presdir??” sapa sekretatisnya lagi karena Andrew tak mendengar panggilannya beberapa kali sebelumnya.“Presdir??” “Oh, mmm maaf, ada sesuatu yang harus aku urus” Andrew menyimpan ponselnya kemudian kembali fokus ke rapat. ♡♡♡ Sore menjelang
Read more

64 Persaingan

Alluna sepenuhnya belum bisa mempercayai apa yang Andrew katakan padanya. Laki-laki yang masih berdiri sembari merangkup kedua pipinya nampak menatapnya penuh harap. “Kau... sedang tidak bercanda?”  Andrew tersenyum mendengar pertanyaan Alluna, perempuan itu sepertinya masih belum percaya dengan perasaannya.“Lalu... bagaimana caranya aku membuktikan agar aku benar-benar menyukaimu?” sesaat Andrew terdiam menatap kedua mata Alluna.“Aku tidak sedang bercanda, aku yakin kali ini aku benar-benar menyukaimu!” setelah berucap Andrew kemudian mengecup bibir Alluna. Perempuan itu masih diam seperti tak sadar, masih menerka-nerka apa yang terjadi sebenarnya. “Sepertinya hari ini kau kelelahan bekerja, aku akan mengantarmu kembali ke toko. Besok kita akan bertemu lagi” Andrew mengusap rambutnya lembut. “Um!” Allun
Read more

65 Kiss Me Please

Greb!! Alluna menutup pintu mobil dengan kasar, sempat di dalam restourant dia bisa menahan kesal di depan perempuan itu namun kini dia tak bisa menahannya lagi.Bahkan wajahnya terlihat kusut dan cemberut kesal. “Kau masih marah?” Andrew berhasil duduk di sampingnya, bahkan sampai saat ini dia masih bisa tersenyum melihat sikap kekasihnya itu. Alluna menoleh cepat disertai tatapan tajamnya.“Kau pikir saja sendiri! Sekarang aku mau tanya. Kenapa kau mau di ajak bertemu dengannya? Padahal kau tahu dia mantan kekasihmu? Kenapa harus berhubungan lagi dengan mantan??” raut wajahnya terlihat garang, namun tak mampu membuat Andrew ketakutan. Andrew menghela nafas panjang sebelum berucap.“Dia bukan mantanku, Alluna” jelasnya dengan sangat lembut karena tak ingin menyakiti hatinya. “Lalu?” sahutnya cepat seolah tak sabar in
Read more

66. Apakah Tawaranmu Masih Berlaku?

“Hallo, Bella suruh orang untuk mengantar gaun malam ke rumahku!” Andrew tengah menghubungi Adiknya untuk mempersiapkan gaun bagi Alluna. “Kau ingin warna apa, Kak?” sahut Bella dari seberang sana. “Kau pasti tahu seleraku! Ingat jangan terlalu terbuka!” perintahnya lalu menutup panggilan itu.Andrew meletakkan ponselnya kembali di atas nakas kemudian mengalihkan pandangannya ke pintu kamar mandi di mana di sana Alluna tengah membersihkan diri. Perlahan langkahnya semakin dekat dengan pintu, Andrew diam mematung menatap pintu itu dengan lekat. Di baliknya ada Alluna yang tengah berdiri di bawah shower mendongakkan kepala merasakan setiap tetesan air yang menghujam tubuhnya. Entah apa yang dipikirkan oleh Andrew namun tiba-tiba dia tersenyum sembari melangkah keluar dari kamar. Alluna telah selesai mandi dan dia baru tersadar bahwa gaun yan
Read more

67 Benarkah?

“Kau bisa melakukannya dengan tanganmu” perlahan Andrew mendekat kemudian menyentuh pipinya. Lalu dengan ibu jarinya dia mengusap lembut bibir Alluna sembari mendekatkan bibir ke telinga lalu berbisik.“Kau, juga bisa melakukannya menggunakan mulutmu.” Alluna langsung menarik tubuhnya ke belakang mendengar ucapan Andrew. Lelaki itu hanya tersenyum menikmati ekspresi wajah Alluna atas keterkejutannya.“A.apa?” Andrew lagi-lagi terkekeh, dia sudah tahu akan seperti apa reaksi Alluna. “Lupakan Alluna, masuklah ke kamar mandi dan segera pakai gaunmu” perintahnya dengan lembut. “Oh, oke” Alluna masih spechleess dengan ucapan Andrew. Membayangkannya saja milik lelaki itu sepenuhnya masuk ke mulut membuat Alluna menelan ludah. ♡♡♡ Andrew sudah selesai mengenakan jas, dia sedang berdiri di depan cermin semba
Read more

68 Drama Berakhir Nyata

Andrew langsung menyambutnya dengan belaian lembut di pipi.“Kau menyembunyikan sesuatu dariku?” tuduhnya dengan nada lembut sehingga Alluna tak perlu gugup. “Mmm, Andrew? Boleh aku tanya sesuatu?” Andrew menghela nafas panjang kemudian meminta Alluna ikut dengannya melangkah menuju ranjang. Lelaki itu telah duduk terlebih dulu di sana sembari bersandar kemudian menepuk pahanya meminta Alluna duduk di pangkuannya.“Kemarilah” perintahnya dengan lembut dan penuh perhatian. Alluna terlihat ragu, dia masih diam berdiri di sisi ranjang. “Alluna, sayangku... kemarilah!” suara lembut Andrew semakin membuat Alluna lemah. Dia menarik tangan Alluna perlahan dan memaksa perempuan itu duduk di atas pahanya sembari menyandarkan kepala tepat di dadanya.“Sekarang, apa yang ingin kau tanyakan?” Andrew terlalu pandai membuat Allun
Read more

69 kamar Rahasia

“Andrew??” Alluna terbelalak saat lelaki itu berhasil menindihnya.  Tangannya bergerak perlahan mengambil alih ponsel dari tangan Alluna lalu menghadiahi perempuan yang tengah terkejut itu dengan sebuah kecupan di pertengahan lehernya. “Mmmh!!” Alluna menahan geli, dia menggeliat mencoba menghindar. Andrew memutuskan panggilan dari Areta dan mengembalikan ponsel ke atas nakas. Bibirnya kini mulai bergerak mengecup pipi Alluna dan berganti ke bibirnya. “Andrew tunggu!!” dengan kedua tangannya, Alluna menahan dada Andree menghentikan ciuman di bibirnya. “Kenapa?” nafas Andrew mulai memburu sampai terdengar ke rongga telinga Alluna. “Kau, kenapa jadi seperti ini?” melihat raut wajah Andrew yang berada tepat di atasnya membuat Alluna sedikit ketakutan, nampak Andrew seperti sedang dikuasai oleh nafs
Read more

70 Mimpi Yang Tertunda

Pintu belum dibuka namun Allunna sudah berdebar entah kenapa tiba-tiba tangannya menjadi basah karena keringat dingin.Salah satu tangan Endrew telah meraih gagang pintu sementara satunya lagi berada di bahu Alluna lelaki itu berdiri di belakangnya kemudian perlahan membuka pintu.   "Aku harap kau tidak menyesalinya setelah melihat ruangan ini" ucap Andrew sembari membuka pintu itu sampai Alluna skhirnya bisa melihat apa yang ada didalamnya.   Pandangannya nampak menyapu ruangan dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dilihatnya. Entah alat-alat apa itu ada yang terletak di meja, di kursi dan aja juga yang menggantung di almari yang terbuka.   Perlahan kakinya melangkah maju masuk ke dalam kamar lalu menoleh ke arah Andrew dengan dahi berkerut halus."Ini apa?" Alluna sama sekali tidak mengerti peralatan itu, terlihat beberapa pritilan seperti cambuk, ada juga seperti berbentuk bola namun terdapat tali di be
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status