Home / Romansa / Is Beating / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Is Beating: Chapter 71 - Chapter 80

86 Chapters

71 Waktu Untuk Menyendiri

"Apa Tuan Andrew ada di ruangannya?" Ucap Alluna kepada resepsionis. "Iya, Nona Beliau ada di ruangannya" tanpa menanyakan sudah ada janji atau belum, resepsionis langsung mempersilakan Alluna masuk ke ruangan Andrew, karena lelaki itu memberi perintah kepada semua karyawannya jika Alluna datang sesibuk apa pun dia resepsionis harus mempersilakan Alluna pergi menemuinya. Pintu lift terbuka Alluna langsung melangkah keluar dia berjalan perlahan menuju ke ruangan Andrew namun seketika langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang sangat membuatnya terkejut. Andrew yang sedang berusaha melepaskan tangan Areta yang melingkar di lehernya nampak terlihat seperti sedang meminta perempuan itu untuk memeluknya Jika dilihat dari posisi Aluna berdiri.“Andrew?" Suara lembut itu seolah langsung menyelusup masuk ke rongga telinga Andrew. Bersamaan dengan mendengar suara Alluna, Andrew berhasil mema
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more

72 Terhalang Restu

Sepanjang hari Alluna hanya melamun, tidak di kampus namun juga di toko dia terlihat sering tidak fokus karena memikirkan Andrew.Jika saja waktu bisa di putar mungkin Alluna memilih untuk tidak menerima tawaran Andrew dulu.   Ya, mencintai itu harus siap untuk sakit hati, hal inilah yang sedang di rasakan oleh Alluna.   Triing!!Seorang lelaki dewasa mengenakan setelan jas hitam nampak melangkah masuk ke dalam toko.   Alluna yang melamun masih belum menyadarinya sapai akhirnya lelaki itu memanggilnya.“Nona? Nona Alluna?”   “Ha, iya. Ada yang bisa saya bantu?” Alluna mengaliskan pandangannya ke arah lelaki yang berdiri di seberang meja kasir.   Dengan wibawa lelaki bertubuh tegap itu menundukkan kepalanya.“Maaf Nona, Alluna. Ada yang ingin bertemu dengan Anda” ucapnya dengan nada berat.   Alluna kemudian mengalihkan pandangannya keluar menatap m
last updateLast Updated : 2021-06-24
Read more

73. Menjauh

Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Alluna dia menerima semua hinaan dari Tuan James tanpa pembelaan.Memang nyatanya dia orang yang tak memiliki apapun kecuali tubuh dan juga keyakinan hatinya. Hidup di kota memang sangatlah keras mencintai anak dari orang kaya pemilik dari beberapa perusahaan yang terdapat di negara itu adalah sebuah kesalahan yang ternyata berimbas kepada hidupnya.   Sebentar lagi kuliah Alluna selesai tugas akhirnya juga sudah dikumpulkan hanya menunggu sidang skripsi. Beberapa hari dia jalani hidupnya dengan tanpa semangat sedikitpun. Biasanya Andrew akan berusaha menghubunginya namun hampir 1 minggu lelaki itu tak memberinya kabar.   Memang Alluna sangat jengkel dan marah dengan sikap Ayahnya namun didalam lubuk hatinya dia masih berharap besar bahwa lelaki itu tak akan pernah meninggalkannya.   ♡♡♡   Bella yang mengetahui keberadaan kakaknya dikurung di dalam kamar hampir s
last updateLast Updated : 2021-06-25
Read more

74. Kepergian

Sebuah mobil berhenti di depan toko, terlihat Tuan James keluar jadi mobil itu dengan perlahan. Alluna yang sedang sibuk di meja kasir membuang pandangannya keluar, saat melihat lelaki paruh baya itu berdiri di depan toko dengan rasa gugup dan keraguan dia melangkah keluar dari toko menemui Tuan James.Dengan sopan  Alluna menyapanya.“Apa ada sesuatu yang penting lagi, Tuan? Sampai Anda harus datang kemari” Alluna menunduk memberinya hormat. Tuan James sempat menatap penampilan Alluna setelahnya dia berucap dengan nada berat.“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” Alluna kemudian meminta Tuhan James untuk duduk di kursi yang sudah tersedia di depan toko. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan dengan meja berada di ditengah."Aku tidak ingin membuang-buang waktu, aku lihat kau sedang sibuk bekerja maka dari itu aku akan langsung ke pada intinya." Tuan
last updateLast Updated : 2021-06-26
Read more

75 Andrew Mayer

Jalanan mendadak macet karena ada kecelakaan di depan sana. Andrew yang terkapar dengan bersimpuh darah sedang di angkat oleh petugas rumah sakit ke dalam ambulans.Di bagian lehernya telah terpasang gips berwarna putih, lelaki itu masih tak sadarkan diri. Darah segar bahkan masih mengalir keluar dari kepalanya, tak hanya itu ada juga sebagian yang menetes saat Andrew di pindahkan ke ranjang yang sudah tersedia di dalam ambulance. Di sisi lain pesawat yang di tumpangi oleh Alluna terlihat telah meninggalkan bandara. Perempuan itu terus melamun memikirkan Andrew. Berharap bahwa keputusannya untuk pergi menerima tawaran Tuan James tidaklah salah.“Kau baik-baik saja?” Pertanyaan Nathan seketika mengejutkan dan menyadarkannya dari lamunan. Dia menoleh dan berusaha memamerkan senyum tipis.“Um! Aku baik-baik saja Kak!” Nathan bisa melihat raut kesedihan di wajah Alluna, pandangannya t
last updateLast Updated : 2021-06-27
Read more

76 Panic Attack

Di ruangan khusus seperti ruang isolasi yang di kelilingi oleh kaca di setiap tepinya, Alluna berdiri menatap ke dalam. Wajah sedihnya tak bisa di sembunyikan, dia tengah memandang lelaki yang terbaring atas ranjang dengan berbagai alat terpasang di tubuhnya.   Terlihat juga beberapa alat seperti kabel terpasang menempel di dadanya yang terhubung ke monitor. Seperti alat yang sengaja di pasang untuk membantu Andrew bertahan hidup sampai saat ini.   Perempuan itu hanya diam menyimpan kedua tangannya di saku jas putih khas ala seragam Dokter yang di kenakannya.Melihat lelaki yang di cintai terkulai lemas tak berdaya di ranjang dengan pembatas kaca setebal kurang lebih 5 cm itu membuat mata Alluna memerah, menyusul kerutan tipis di keningnya yang kemudian kini ujung hidungnya nampak memerah . Terlihat sekali bahwa Alluna benar-benar dengan kuat menahan untuk tidak menangis di sana.   Kakinya bergerak maju selangkah, tan
last updateLast Updated : 2021-06-28
Read more

77 Kembali Pulih

Tangan Alluna bergetar seperti ada rasa ketakutan saat ingin mengiris kulit tipis yang membalut tengkorak kepala Andrew.Klak!Pisau bedah itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai. Semua Dokter dan tim medis terlihat gelisah menatap ke arah Alluna. Sang asisten melihat tangan Alluna bergetar tak seperti biasanya saat melakukan operasi.“Dokter?”  “Tunggu sebentar” Alluna hampir roboh, namun beruntung asistennya membantu Alluna menahan tubuhnya.Nafas Alluna terengah-engah saat tubuhnya seakan tiba-tiba terserang panik.“Sebentar, Saya minta waktu 10 menit sebelum memulai operasi ini.” Operasi tertunda selama 10.menit sesuai permintaan Alluna, sang asisten yang tak pernah melihat Dokternya mengalami panik seperti itu mulai bertanya-tanya.Dia segera bergegas menghampiri Alluna yang memilih untuk pergi ke ruang peralatan. &ld
last updateLast Updated : 2021-06-28
Read more

78 Makan Malam

Di ruang kerja tempat Alluna mengecek semua perkembangan pasiennya, terlihat Andrew dan Alluna duduk saling berhadap-hadapan di seberang meja.Ada dokter lelaki yang sebelumnya menyapa Andrew ketika dia datang ke rumah sakit. Dia hanya mengantar Andrew sampai keruangan Alluna setelah itu dia dia pergi karena masih ada pekerjaan lain. "Saya akan membiarkan kalian berdua untuk berbincang, kalau begitu saya pamit pergi terlebih dulu" Dokter itu sempat menundukkan kepala sebelum akhirnya dia melangkah ke pintu kemudian pergi meninggalkan ruangan. Suasana di ruangan menjadi semakin canggung terlebih lagi untuk Alluna yang merasa bahwa Andrew seperti orang asing baginya saat ini.Raut wajah Andrew saat menatap ke arahnya terlihat begitu sangat berbeda bukan seperti Andrew yang biasanya. Mereka masih saling diam belum ada satupun dari kedua belah pihak yang berusaha untuk memulai pembicaraan. Terlihat beberapa kali Al
last updateLast Updated : 2021-06-29
Read more

79 Pembohong!

"Aluna!" Seketika tanpa sadar Andrew menggeram menyebut namanya. Dan saat perempuan itu memutar tubuhnya menatap kearah wajah Andrew, lelaki itu membuang pandangannya ke arah lain bersikap seolah dia lupa dengan apa yang baru saja dia lontarkan.   Aluna tersadar lelaki itu menyebut namanya dengan suara dan intonasi nada seperti dulu saat Andrew masih sedang bersamanya.Raut wajahnya nampak berbinar seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar olehnya. Alluna perlahan melangkahkan kakinya kembali mendekati meja.   Sementara Andrew yang mulai terlihat gelisah masih tak berani menatap mata Alluna yang sedang menatapnya dengan lekat.   Dada Alluna berdebar kencang saat langkahnya semakin dekat dengan Andrew.“Kau... memanggilku apa?” suaranya bergetar, pandangannya tak pernah lepas dari Andrew yang masih berusaha menghindar dari tatapannya.   Mencoba untuk tenang Andrew kemudian menghela
last updateLast Updated : 2021-07-01
Read more

80 Membaik

 Alluna menatapnya kesal bercampur tak percaya, bagaimana bisa lelaki itu tega membohongi dirinya. Seketika saat itu juga wajah Alluna berubah memerah karena tak sanggup lagi menahan tangis dia mulai merengek membuat Andrew merasa bersalah. Tetapi lelaki itu masih bisa tertawa menikmati keberhasilannya dalam membuat Alluna kesal. Andrew tersenyum kemudian memeluk Alkuna dengan erat.“Maaf” ucapnya sembari membelai lembut kepala Alluna. “Kenapa?” Alluna mendorong dada Andrew membuat dirinya lepas dari dekapannya. Ada rasa bahagia yang bercampur jengkel atas perbuatan Andrew.“Kenapa kau harus membohongiku?! Apa untungnya ha?” Alluna mengusap pipinya yang basah. Lagi, Andrew ingin memeluknya namun Alluna langsung menggunakan kedua tangannya untuk menahan dada Andrew agar tak bisa mendekat. “Kau pikir ini lucu!! Kenapa kau tertawa? Kau men
last updateLast Updated : 2021-07-02
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status