Home / Romansa / Is Beating / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Is Beating: Chapter 31 - Chapter 40

86 Chapters

31 Jepit rambut

Setelah menghabiskan sarapannya, Andrew menyempatkan diri untuk mengantar Alluna ke kampus sebelum berangkat kerja. “Stop stop stop!!” Alluna meminta Andrew menghentikan mobilnya jauh sebelum sampai di depan gerbang kampus. Andrew langsung menginjak pedal rem dan menepikan mobilnya.“Kenapa kau memintaku untuk berhenti di sini?” Andrew melihat kesekitar memastikan bahwa mereka behenti masih jauh dari tempat Alluna kuliyah. “Tidak apa-apa” ucapnya sembari melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.“Aku hanya tidak ingin ada yang melihat kalau kau mengantarku, takut Tad akan melihat dan salah sangka” Alluna mencoba menjelaskan maksudnya. Andrew terkekeh sinis bahkan dia tak berfikir sampai ke arah sana. “Bagaimana mungkin dia cemburu padamu! Hal itu tidak akan terjadi!" “Sebelum ak
Read more

32 Menjemput Alluna

"Apa?" Alluna terkejut mendengar permintaan Andrew.Laki-laki itu lebih terkejut dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya, namun sepertinya dia tak sadar ketika mengucapkan hal itu. Mungkin karena lelah sehingga Andrew tak memperhatikan apa yang dia ucapkan.Ghm!! Andrew berdehem menetralkan suasana, sempat dia merasa canggung karena tanpa sadar menahan tangan Alluna dalam genggamannya.“lupakan! Ingat kau harus kembali sebelum pukul 9!” ucapnya mengalihkan suasana.“Hah? Yang benar saja? Film dimulai pukul 8 masak iya aku harus sampai di rumah pukul 9?” Alluna merengek seperti anak remaja yang sedang meminta izin kepada orang tuanya untuk pulang malam.“Mau tidak mau kau harus ikuti aturanku! Pulang jam 9 atau kau tidak bisa pergi?” Andrew mencoba memperingatkannya, walaupun nada bicaranya terdengar lembut namun pandangannya terlihat tajam.“Ya!!!”  Alluna tak mau ambi
Read more

33 Hanya Karena Rokok?

Alluna sebenarnya masih sangat speechless dengan apa yang Andrew lakukan. Andrew hanya melirik tajam memperlihatkan bahwa dia tak suka melihat Nathan berdekatan dengan Alluna. Terlebih lagi jika mengingat kejadian beberapa hari lalu ketika Nathan mengangkat panggilan darinya ketika Andrew menghubungi Alluna, ingin sekali rasanya Andrew memukul laki-laki itu saat ini juga. Merasa aura di antara mereka berdua semakin memanas Alluna memilih pergi ikut dengan Andrew.“Kak, maaf... tapi sepertinya aku harus pergi" Alluna tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan, maka dari itu dia memilih keluar dari bioskop dengan Andrew. Karena jika tidak Andrew pasti akan mengamuk di tempat itu. Tak ada yang bisa di lakukan Nathan jika Alluna sudah memilih pergi dengan Andrew, dia perlahan melepaskan tangan Alluna.Membiarkan perempuan itu pergi dengan Andrew. “Maaf, Kak... kita akan
Read more

34 Melewati Batas

“Mereka tidak bersalah, aku yang telah membuang rokok itu karena masih menyala dan banyak berkas di sekitarnya. Aku hanya takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi... maaf” Alluna menelan ludahnya dengan susah payah, dia mengumpulkan banyak keberanian untuk berucap demikian di depan Andrew.   Seketika ruangan menjadi sepi, hening bersamaan dengan itu petir menyambar dan hujan pun turun. Semua mata tertuju ke Alluna yang berdiri di barisan paling ujung dari sekian banyak pelayan yang berjejer di sana.   Bahkan pelayan yang semula ketakutan tak berani mengangkat wajahnya kini mereka berani menatap Alluna. Mereka semua tak menyangka kalau Alluna akan menyelamatkan mereka.   Bella yang terkejut pun tak bisa berkata, dia menoleh ke arah Andrew yang berdiri di sampingnya. Laki-laki itu menatap Alluna dengan pandangan kosong. Andrew tak menyangka kalau Alluna, lah yang telah masuk ke dalam ruanga
Read more

35 Melewati Batas 2

James memaku langkahnya saat melihat dua orang di halaman belakang sedang saling bercumbu. Itu membuatnya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tersenyum tipis malu, berfikir seolah bahwa mereka memang memiliki hubungan serius setelah melihat kejadian itu. Kemudian dia memilih untuk kembali ke ruang kerjanya dan membiarkan mereka melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan. Andrew bukannya menyudahi ciuman itu tapi dia malah semakin menjadi, mulutnya terbuka melumat habis bibir Alluna hingga perempuan itu kewalahan. Rasanya dia sudah sangat lama tak bercumbu dengan Tad, namun ini sungguh sangat berbeda. Bibir Alluna terasa sangat manis dan lembut seperti gulali. Alluna tak membalas ciumannya dia lebih pasif dan diam menikmati permainan bibirnya. Tangan Alluna bergerak meremas lengan kemaja Andrew yang tengah membungkuk dan mencercap bibirnya kuat. Nampak beberapa kali tangannya memukul dadanya ketika kehabisan nafas dan Andrew tak
Read more

36 Penguntit 2

“Kenapa?” ucap Alluna setelah mendengar larangan Andrew untuk tak memiliki kekasih tanpa seijinnya. Tad yang merasa aneh dengan sikap Andrew mulai tersenyum getir.“Iya, kenapa Alluna harus meminta ijin padamu terlebih dulu? Bukankah itu haknya?” dia merasa kalau Andrew mulai bersikap aneh. Andrew menghela nafas panjang sebelum berucap.“Karena kau, masih terikat denganku?” Raut wajah Tad berubah muram, kalau pun memang mereka hanya berpura-pura seharusnya Andrew tak bersikap berlebihan seperti itu. “Tapi” sahut Alluna. “Ayahku pasti mengirim mata-mata untuk mengawasimu... jika sampai kau dekat dengan laki-laki dan dia mengetahuinya... maka, hubungan kita akan terbongkar! Jadi jika nanti kau dekat dengan seorang laki-laki... usahakan kalau kau selalu melaporkan semua kegiatanmu, apa, di mana dan sedang apa kau harus
Read more

37 Bekas Luka

Sebuah mobil hitam nampak berhenti di depan sebuah Mall terbesar di kota itu. Mafin keluar dari mobil kemudian berjalan ke sisi lain dan membantu Bella membuka pintunya. Ketika James berada di luar Kota maka Mafin selalu bertugas untuk menjaga Bella kemanapun perempuan itu pergi.Dia sedang menemani Bella untuk mencari bahan yang akan dibuat gaun, rancangan kemarin telah selesai dan kini siap untuk dibuat versi gaunnya.Mafin berjalan layaknya bodyguard yang selalu siap siaga menjaga Bella, dia bahkan tak pernah lupa mengingatkan Bella untuk selalu minum obat.Mereka berdua terlihat berjalan menuju sebuah toko kain yang terkenal di Mall itu. Bella nampak sesekali menoleh ke belakang mengawasi Mafin. Karena merasa canggung Bella akhirnya melangkah mundur agar langkah kakinya sejajar dengan Mafin yang ada di belakangnya.“E, Nona?” Mafin tak enak hati dan mencoba untuk menghindar lalu memilih menjauh darinya.
Read more

38 Terjadi Lagi

Alluna menggerakkan tangannya perlahan, jari jemarinya menyentuh bagian dada Andrew tepat di bagian bekas luka. Tak hanya satu ada beberapa dan itu terlihat jelas ketika Alluna menatapnya lekat.Sperti garis putih namun ada juga sebagian yang nampak menghitam.Andrew terdiam, tak ada seorang pun yang menyadari bahwa ada bekas luka di tubuhnya hanya Bella yang tahu. Bahkan Tad yang sering melihatnya bertelanjang dada pun sepertinya tak menyadari hal itu.Andrew menundukkan kepala menatap di mana tangan Alluna berada.“Ini?” Alluna tak sanggub melanjutkan ucapannya.Laki-laki itu langsung meraih tangan Alluna cepat. Membuat perempuan itu mengalihkan pandangannya ke mata Andrew.“Ini hanya bekas luka dan tidak berarti apa-apa bagiku... Alluna. Aku kedinginan bisakah kau cepat pergi dan ambilkan pakaianku?” Andrew mulai mengigil, sebenarnya dia hanya mencoba mengalihkan perhatian Alluna.“Ah yaa ampun! Maaf aku
Read more

39 Menurunkannya Di Tepi Jalan

Merasa bahwa itu tidak benar Alluna menghindar menolehkan wajahnya ke samping kemudian berucap dengan gugup."Aku lupa bahwa Paman sudah menyiapkan makan malam. Dia mengajakmu untuk ikut makan malam bersama!" Aluna bergegas mempercepat langkahnya masuk ke dalam. Pipinya terlihat sangat merona dia benar-benar malu namun setidaknya hatinya merasa lega karena dia tak membiarkan Andrew melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan. Karena itu hanya akan membuat Alluna berfikir kalau Andrew menaruh hati padanya dan itu tak boleh terjadi. Andrew sadar bahwa sikap penolakan Alluna sengaja dilakukan karena ingin menghindar darinya, dia kemudian menunduk merenungkan apa yang baru saja hampir dia lakukan kepada Alluna. Andrew hampir saja melakukan kesalahan untuk yang kedua kali.Tangannya bergerak memijat kecil keningnya sembari menghela nafas panjang untuk melegakan perasaannya. ♡♡♡ 
Read more

40 Tertangkap

Kebetulan di mana Alluna turun dari mobil, posisinya masih sangat jauh dari halte bus. Di sana bahkan Alluna tak menemukan taxi. Namun ketika melihat sebuah halte tak jauh di depannya dia baru teringat bahwa tas beserta kartu semuanya tertinggal di mobil Andrew.“Ya Tuhan!!! Bodoh! Bodoh!” umpatnya kepada diri sendiri.Bagaimana mau naik taxi, bahkan untuk naik bus yang tak seberapa mahalnya pun Alluna tak sanggup karena kartu khusus yang di pergunakan sebagai alat transaksi untuk membayar tiket bus pun ada di dalam tasnya.Tapi beruntungnya Alluna karena ternyata ponselnya ada di saku hoodie milik Andrew yang dia kenakan. Di dalam saku dia juga menemukan beberapa lembar uang kertas namun itu tak cukup untuk membayar tagihan taxi.Sebenarnya jarak ke rumah Andrew masih terbilang cukup jauh, namun tadi Alluna sengaja berucap bahwa kembali ke rumahnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit karena tak ingin membuat And
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status