Home / Romansa / Is Beating / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Is Beating: Chapter 21 - Chapter 30

86 Chapters

21 Khawatir

“Hallo?” sahut seseorang diseberang sana. Andrew yang masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian pinggang kebawahnya terpaku saat mendengar suara seorang laki-laki yang telah menjawab panggilannya. Itu membuat Andrew mengambil kesimpulan bahwa Alluna telah ceroboh meletakkaan ponselnya sembarangan. “Dasar perempuan ini! Kenapa selalu membuatku khawatir!” batinnya. “Siapa Kau?!” Andrew sebenarnya sudah tahu suara siapa yang sedang di dengarnya saat itu, namun untuk lebih meyakinkannya lagi, dia melontarkan pertanyaan yang kemudian dijawab dengan santai oleh seorang laki-laki dari seberang sana. “Kau bisa memanggilku, Nathan!” Deg! Dugaannya benar seketika ada rasa aneh yang tiba-tiba muncul di dadanya seperti kesal dan ingin marah tapi Andrew tak tahu bagaimana harus melampiaskannya. Karena jikalaupun dia marah, marah untuk apa dan siapa? Terlihat sekali kalau saat ini dia sedang berusaha keras untuk mengendalikan perasaannya. Andrew menarik naf
Read more

22 Membantu Memakaikan Sepatu

“Hallo, Kak! Aku sudah menyiapkan jas dan gaun untuk kalian berdua. Kapan kau akan mengajak Alluna ke boutiq, aku juga membutuhkan waktu untuk merubah penampilannya” Bella menghubungi Kakaknya untuk memperingatkan kalau harus segera pergi ke boutiq untuk bersiap-siap pergi ke pesta nanti malam.Andrew yang nampak sibuk dengan pekerjaannya terlihat memejamkan mata sembari memijat kecil keningnya.“Setelah pekerjaanku selesai aku akan menjemputnya.”“Jangan terlalu sore, aku membutuhkan waktu lama untuk membuatnya terlihat cantik!”“Hmm! Iya!” jawabnya tanpa ada perlawanan yang biasanya Andrew lakukan hingga ada pertengkaran kecil ketika Bella menghubunginya.“Kak, kau baik baik saja? Suaramu terdengar lesu sekali?”Andrew menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya ke kursi.“Aku hanya lelah karena pekerjaanku!”“B
Read more

23 Calon Istri

Alluna masih terus memandanginya, menatap laki-laki yang tunduk di hadapannya dengan sepasang sepatu di tangan. Dadanya seketika terasa hangat, pipinya terlihat merona. “Aku bisa memakainya sendiri” dia merasa tak enak hati karena Andrew harus menyentuh kakinya. “Tidak” sahutnya lembut, Andrew mengangkat wajahnya menatap Alluna yang jauh lebih tinggi.“Aku yang akan membantumu memakaikan sepatunya” imbuhnya.Alluna semakin canggung ketika Andrew mengangkat satu kakinya, kemudian membersihkan telapaknya terlebih dulu dengan tangan sebelum memakaikan sepatu hils itu.Kakinya kotor dan Alluna belum sempat mencucinya namun melihat Andrew tak jijik sama sekali saat membersihkan telapak kakinya membuat Alluna tersentuh. “Tanganmu bisa kotor karena menyentuh kakiku?” “Hmm, tidak apa-apa aku bisa mencucinya nanti” Andrew tersenyum kemudian melakukan hal yang sama pada kaki Alluna yang satunya lagi, dia membersihkan tel
Read more

24 Tawaran Dari Nathan

"Apa? calon Istri? apa aku tidak salah dengar??" Batin Alluna. “Baiklah semuanya tak perlu berlama-lama lagi, silakan nikmati hidangan kalian tapi sebelumnya bolehkah kita bersulang bersama sama?" Tuan James mengangkat gelasnya yang kemudian diikuti oleh semua orang. Cheeerrrssss!!!                                             **************** Huuufftt!! Alluna menghela nafas kasar dia mengajak Andrew untuk pergi ke lorong toilet, Alluna dibuat sport jantung berkali-kali dengan pertanyaan Tuan James yang hampir saja tak bisa dijawab olehnya namun beruntung Andrew yang selalu berada di sampingnya membantu menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan Ayahnya. “Astagaa! Dadaku serasa mau meledak! Hah!” “Tenanglah Alluna, Ayahku tidak mungkin membuatmu sakit jantung!”
Read more

25 Butuh Air Dingin

Alluna terlihat kebingungan ketika Andrew tiba-tiba mengajaknya pulang, dia sempat menoleh ke arah Andrew yang masih berdiri di sana.Laki-laki itu hanya tersenyum kearah Alluna sembari menganggukkan kepalanya. “Tuan Muda, pesta belum selesai Anda sudah ingin pergi?” sapa Mafin yang berpapasan dengan Andrew ketika mereka berjalan menuju ke mobil. Andrew memaku langkahnya kemudian berucap. “Sampaikan pada Ayahku, aku dan Alluna harus pergi terlebih dulu. Katakan juga padanya kalau calon istriku sudah sangat mengantuk!” “E!! Iya Tuan Muda!” Mafin hanya membungkukkan setengah badannya membiarkan Andrew melewatinya begitu saja. Setelah kepergian Andrew beberapa menit yang lalu, Tuan James mencarinya namun tak mendapatkan mereka berada di meja kemudian dia melihat Mafin dan memintanya mendekat untuk menanyakan keberadaan Putranya. “D
Read more

26 Tinggal Bersama

Hah! Hah! Hah! Nafas Alluna terengah-engah ketika tiba-tiba saja terbangun dan langsung duduk di atas ranjang.Dia sempat bermimpi buruk tentang tragedi kematian kedua orang tuanya. Keningnya basah karena keringat dingin, tangannya bergerak merapihkan rambut yang menutupi wajahnya lalu menariknya ke belakang kepala. Alluna sempat terdiam ketika sadar bahwa dia tak ada di kamarnya. Pandangannya langsung menatap setiap sudut ruangan. “Di mana ini?” pandangannya menyapu seluruh ruangan dan ketika bayangan kejadian semalam waktu di pesta melintas di benaknya, kedua bola matanya langsung membulat penuh.“Astaga kepalaku!” kepalanya terasa sangat berat dan pening. Dia merasa tak asing dengan kamar itu, Alluna akhirnya mengingat bahwa itu adalah kamar Andrew. Ini adalah kali kedua baginya tidur di ranjang milik laki-laki itu. Menyadari bahwa dia hanya mengenakan handuk kimono,
Read more

27 Penguntit

Mobil milik Andrew berhenti di depan gerbang tampat Alluna kuliah, dia mengantar perempuan itu karena jam kuliah hampir segera di mulai.Alluna melepas sabuk pengaman dan mengambil tasnya di kursi belakang.“Terimakasih sudah mengantarku!” ucapnya.“Setelah selesai kuliah siapkan semua barang dan pakaianmu. Kau akan pindah ke rumahku sore ini! Atau kalau tidak nanti malam aku akan menjemputmu” Andrew memutuskan semuanya tanpa menunggu Alluna menyetujuinya atau tidak.“Tunggu! Aku bahkan belum memutuskan untuk menyetujui rencanamu. Bagaimana bisa kau memutuskannya begitu saja!”“Ingat Alluna, aku memegang kendali di sini! Kau hanya perlu mengikuti apa yang aku katakan!” ucapnya dengan nada dingin seketika membuat Alluna terdiam kebingungan.“Ha? Tapi” ucapannya terputus karena Andrew memintanya untuk segera keluar dari mobil.“Keluarlah kau hampir terlambat
Read more

28 Luka

Alluna memejamkan matanya rapat, pelukannya terasa sangat erat bagi Andrew. Dia tak tahu apa yang sedang terjadi pada Alluna tapi ketika melihat perempuan itu tiba-tiba memeluknya dengan erat dan tubuhnya bergetar Andrew bisa menyimpulkan bahwa dia seperti sedang ketakutan Namun hal apa yang membuatnya ketakutan sampai menangis sesunggukan seperti itu? Andrew membuang pandangannya ke sekitar mencoba mencari sesuatu dalam kegelapan yang memungkinkan penyebab Alluna ketakutan namun dia tak menemukan apapun di sana. Andrew menunduk melihat Alluna yang masih membenamkan wajahnya ke dada, perlahan tangannya bergerak ingin membalas pelukannya namun Andrew mangurungkan niatnya dan lebih memilih mengusap rambutnya dengan lembut. “It’s oke Alluna, kau kenapa?” ucapnya kemudian. “Itu, tadi... tadi ada seseorang yang mengikutiku!” Alluna menunjuk ke arah bel
Read more

29 Kaca Mata

Melihat Alluna membuka mata, Andrew terkejut dan langsung memberikan salep itu kepada Alluna dia meraih tangannya dan meletakkan salep itu di atas telapak tangannya."Kau bisa mengobati luka di keningmu, kan?" Andrew langsung beranjak berdiri. "Kalau kau membutuhkan sesuatu aku ada di ruang kerjaku!" Tambahnya kemudian melangkah menuju pintu dan keluar dari kamar Alluna.Alluna yang sejak dari tadi hanya diam sebenarnya juga sangat terkejut. Di mana ketika matanya terbuka dia langsung di kejutkan dengan wajah Andrew yang tepat berada di depan matanya. Entah apa yang sedang laki-laki itu lakukan namun posisinya tadi terlihat seperti ingin mencium Alluna.Dia bangun dan mengubah posisinya duduk di atas ranjang sembari mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba memburu karena dadanya yang berdebar kencang. Alluna mengusap wajahnya gusar.Setelah selesai mengobati luka di keningnya, Alluna tak bisa lagi memejamkan matanya dia
Read more

30 Posesif

“Di mana aku menyimpannya, ya? Aduuuh... bagai mana ini? jangan sampai hilang bisa payah nanti!” Bella masih sibuk mencari berkas itu namun dia tak kunjung menemukannya.Bella telah mencari di almari bahkan bifet tempat biasa dia menyimpan berkas penting. Tak lupa di laci bawah meja namun di sana juga dia tetap tak menemukannya.Huuuffttt! Bella menghela nafas panjang melegakan dadanya, dia nampak kesal dan lelah karena tak kunjung menemukan berkasnya. Tubuhnya sempat terpaku saat tiba-tiba merasa sakit di bagian kepala.Mafin yang melihatnya mulai mengkhawatirkan keadaan Bella.“Nona, Anda baik baik saja? Apa Saya perlu menbantu mencari berkasnya?” Mafin telah beranjak dari kursi dan segera menghampiri Bella.Dia langsung meraih tubuhnya menahan agar tak jatuh.“Nona, Anda tidak boleh kelelahan” ucap Mafin dengan sangat lembut dan penuh perhatian. Dia tahu benar bahwa Bella mengidap penyakit yang menyerang imun tubuhn
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status