Home / Romance / More than Marriage / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of More than Marriage: Chapter 1 - Chapter 10

16 Chapters

Melepas Rindu

Langit terlihat lebih gelap dari biasanya. Ramalan cuaca memang menyebutkan jika hari ini akan turun hujan lebat. Di atas sana bahkan sudah terlihat kilatan-kilatan yang saling menyambar. Sepertinya benar, sebentar lagi langit akan menurunkan tetes-tetes air hujan. Allen menggenggam secarik kertas di tangannya. Duduk dengan kaki yang gemetar. Selama perjalanan menuju bandara hatinya dipenuhi perasaan takut, sedih, dan rindu yang sudah menggebu. Semua perasaan itu silih berganti. Bercampur menjadi satu. Membuat wajah cantiknya dilingkupi kegelisahan. Seharusnya dia tidak mengambil langkah ini karena hatinya merasakan takut, tetapi ketakutan itu terkalahkan oleh keinginan untuk berjumpa dengan seseorang. Sekadar melihat wajah lelaki yang teramat dia rindukan lima tahun belakangan. Wajah laki-laki yang menjadi cinta pertamanya. Bandara Sukarno Hatta. “Sudah sampai, Mbak,” ucap supir taksi se
last updateLast Updated : 2021-04-29
Read more

Ketahuan

Allen tidak berani mendongakkan kepalanya. Susah payah dia menelan saliva, kedua tangannya meremas ujung kaus yang dia kenakan. Bukankah ini suara Agra? Suara bariton ini jelas miliknya. Dalam dan lembut. Bagaimana jika Agra melihat wajahnya ada di handphoneku? Aku harus bagaimana? batin Allen. “Apa ponsel ini bukan milikmu?!” ucap Agra. Kali ini suaranya penuh penekanan. Allen semakin takut. Sekarang dia tidak lebih baik dari seekor siput yang melarikan diri. Bersembunyi di dalam cangkang yang rapuh. “I-iya, itu milikku.” Allen tetap menunduk, mengulurkan tangannya ke atas. Membuka telapak tangan selebar mungkin. Berharap Agra bersedia meletakkan ponsel di tangannya tanpa perlu keduanya bersitatap. “Bukankah tidak sopan jika berbicara tanpa melihat wajah lawan bicaramu? Terlebih lagi aku yang menolongmu menemukan benda sialan ini!” Agra menggo
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more

Ranjang Rumah Sakit

Allen terbangun dengan rasa nyeri yang menjalar di sekitar punggung tangannya. Dia mengangkat tangannya dan mendapati jarum infus yang sudah tertancap di sana. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya lalu menatap langit-langit.Plafon putih dengan lampu di empat sisinya sudah bisa menjelaskan sedang ada di mana dirinya. Ranjang yang dia tiduri jelas sekali bukan ranjang miliknya. Dia harus tahu bagaimana dirinya berakhir di sebuah kamar di rumah sakit.Allen memutar kepalanya. Dia melihat seseorang sedang mengupas apel dengan wajah lelah. Rambut panjangnya yang tergerai dengan kacamata bulat yang duduk manis di pangkal hidungnya menampakan kecantikan alami dari seorang Alisa. Sahabat baiknya.“A-Alisa,” ucap Allen terbata. Masih dengan suara lemah. Dia berusaha menggeser tubuhnya, tatapi sepertinya masih terasa lemas.“Allen ... astaga! Akhirnya kau bangun.” Alisa bergegas bangun.
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Kisah Silam

lima tahun yang lalu. Ketika semuanya bermula. Kisah pilu yang membuat Allen sering mimpi buruk.Allen adalah gadis yang begitu sombong dan arogan. Saat itu dia baru berusia dua puluh satu tahun. Usia dewasa seharusnya, tetapi perlakuan manja orang tuanya membuat Allen sering kali bertindak sesuka hati. Dia memang memiliki segalanya, uang dan kekuasaan dari orang tuanya.Sebagai anak dari keluarga Caitlin rasanya pantas jika Allen menjadi dambaan setiap lelaki. Parasnya yang cantik dengan gelar pewaris aset keluarga Caitlin membuat banyak laki-laki bersedia menjadi pendamping hidupnya, tetapi seorang Allen hanya mencintai satu laki-laki yaitu Agra Grissham. Cinta pertamanya ketika dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.Sebagai wanita modern dia tidak malu untuk menyatakan cinta lebih dulu, tetapi hati agra tetap tidak bisa dia miliki. Di hati Agra hanya ada satu nama. Wanita yang teramat dia cintai.Sam
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Akhir Kisah Silam

Setelah pertemuan keduanya, mereka sepakat untuk membatalkan pertunangan.Agra pikir setelah pertunangannya dengan Allen batal. Dia bisa kembali ke sisi Kinara. Kekasih yang sangat dia cintai. Ternyata tidak! Kinara tetap pada pendiriannya. Memilih melepas Agra.Sejak saat itu Agra menempatkan Allen sebagai orang yang paling dia benci. Jangankan bertegur sapa, melihat wajah Allen pun Agra tidak sudi.***Batalnya pertunangan mereka berakibat juga pada gagalnya penyatuan dua perusahaan raksasa.Allen pikir semuanya sudah berakhir. Ternyata dia salah. Kenyataan yang lebih pahit harus dia rasakan.Allen kembali ke rumah mewahnya dengan perasaan hancur. Langkahnya tertatih. Wajah putih bersih itu terlihat semakin pucat karena terus menerus menangis. Bahkan ujung hidungnya memerah.Begitu masuk ke ruang keluarga.
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Adnan Ramadhan

Suara ketukkan di pintu membuyarkan lamunan Allen tentang masa lalunya yang pahit. Dia harus kembali dengan hidupnya yang sekarang. Melupakan kejadian lima tahun silam.Pintu terbuka. Dokter dan perawat masuk untuk memeriksa kondisi Allen. Setelah semua rangkaian pemeriksaan dilakukan, akhirnya dokter memutuskan bahwa Allen sudah boleh pulang. Dia hanya kelelahan dan harus lebih memerhatikan pola makan.“Kamu sudah boleh pulang, tetapi ingat jaga pola makan dan jangan terlalu banyak pikiran,” ucap dokter itu sambil tersenyum, "Kalau ada gejala pusing dan lainnya, kamu bisa kembali ke sini untuk melakukan pemeriksaan lebih serius. Apa perlu kuberikan nomorku?"Kening Allen mengkerut. Sang dokter dengan santainya tersenyum sembari memasukkan kedua tangannya di kantung jas putih. Jas kebesaran tenaga medis. "Emmm ... terima kasih, Dok. Saya akan mengingat pesan Anda," balas Allen diikuti anggukkan kepala.Sang dokter m
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Keputusan Agra

Nathan bergerak random di depan ruangan Agra. Beberapa hari ini Agra memberinya tugas yang tak biasa. Berkaitan dengan perasaan. Tentu saja Nathan si manusia batu tidak akan suka pekerjaan yang menguras emosi. Dia lebih suka bergelut dengan angka dan kurva, menghitung keuntungan perusahaan Bosnya. Telepon di meja Sekretaris berdering. Nathan menoleh. Sepertinya dia tahu telepon dari siapa. "Baik, Tuan.” Leni menutup panggilan telepon. Berjalan mendekati Nathan. “Tuan Nathan, Tuan Agra sudah menunggu Anda.” Kenapa Anda malah mondar mandir di depan pintu? Nathan mengibaskan tangan. Leni mengerti dan pamit undur diri. “Tuan.” Nathan masuk ke dalam ruangan Agra setelah mengetuk pintu. Di tangannya sudah ada beberapa lembar kertas. Meletakkan kertas-kertas itu di atas meja dengan sangat hati-hati. Terakhir membubuhkan sebuah kunci di atasnya.
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

Laki-laki Berhati Dingin

Allen menatap nanar amplop putih di depannya. Kedua tangannya mengepal sampai kuku tajamnya terasa menancap di telapak tangan. Buku-buku kukunya sudah berubah kemerahan. Dia merasa diperlakukan tidak adil. Ingin marah dan berteriak, tetapi hanya akan membuatnya malu dan membuang energi percuma. “Maafkan saya, Allen. Sungguh saya tidak berniat memecatmu,” ucap laki-laki yang duduk di depannya. Memangku kedua tangan di atas meja kerja. Laki-laki bertubuh gemuk dengan kepala yang jarang ditumbuhi rambut, dia adalah Manajer di perusahaan tempat Allen bekerja. “Pak, tolong berhenti minta maaf padaku. Jika memang Bapak tidak berniat memecat saya, kenapa tetap Bapak lakukan?” “Saya terpaksa, Allen. Maaf.” “Pak, jangan mengatakan maaf terus. Paling tidak Bapak harus menjelaskan kenapa saya dipecat? Memangnya apa salah saya? Saya pekerja yang baik, tekun, dan tidak pe
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

Utang Masa Lalu

Pantri menjadi salah satu tempat paling nyaman di perusahaan. Allen bisa menumpahkan segala perasaannya di sini. Di temani secangkir kopi dan suasana hening. Tentu saja. “Hey, cantik.” Alisa meraih gelas yang sedang di genggam Allen. Menenggak isinya sampai tandas. Dia meletakan kardus berisi tumpukan barang-barangnya di meja yang sama. Bersisian dengan kardus milik Allen. “Bola matamu bisa keluar jika kamu terus melotot begitu.” Allen yang bingung dengan isi kardus di depannya hanya bisa melotot dengan mulut sedikit terbuka. Pada bagian atas tumpukan barang ada name tage Alisa yang terletak sembarang. Sama persis seperti isi kardus miliknya. “Lisa. Apa maksudnya ini?!” Menggoyang kardus milik Alisa. Alisa hanya mengendikan bahu lalu berucap santai, “Bukan apa-apa. Aku hanya mengundurkan diri.” “What the ....” Allen memejamkan matanya. Menar
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

Perjanjian Pra Nikah

Deg! Allen memukul kedua telinganya, pasti dia salah dengar. Mungkin telinganya mulai bermasalah. “Ah, maaf sepertinya telinga saya bermasalah. Saya tidak dengar apa yang Bapak katakan.”Agra berbalik badan. Menatap Allen dengan seksama, sementara Allen berusaha melawan rasa gugupnya dengan tetap tersenyum. “Maafkan saya, akhir-akhir ini saya memang kurang sehat. Jadi sering hilang fokus. Bapak bicara apa tadi?” tanyanya.“Kubilang menikahlah denganku!”“Eh?”Dengan menikahimu maka aku bebas menyiksamu semauku. Jangan harap aku akan memberimu banyak cinta. Aku tidak akan membangun surga untukmu. Sebaliknya, akan kubangun neraka agar kau menderita. Sama seperti diriku. Selamanya kau akan hidup dalam ketakutan dan kesedihan dalam ikatan yang kubuat. Dengan begitu kita impas, Agra membatin lalu berucap setelahnya,“Jika kau bersedia menikah denganku, maka aku akan mempekerjakan kalian lagi. Bagaimana? Kau bisa menolong Alisa, juga bisa menolong hidupmu sendiri. Hutangmu padaku lunas, dan
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status