"Sudahlah jangan banyak alasan. Ayo cepat ikutin Mas itu!" titah Lura sampai menunjuk pegawai salon itu."Mari, Tuan, ikut saya." Pegawai salon itu berjalan lebih dulu, lalu mempersilakan Evans untuk duduk. "Silakan, Tuan, duduk di sini." Laki-laki yang memakai kaus berwarna merah itu memasangkan kain kip pada Evans."Laki-laki jangkung kurus itu mulai mencukur rambut Evans hingga habis. Lura sejak tadi memperhatikan suaminya sembari menahan senyum.'Semoga kamu nggak marah sama aku ya, Mas,' ucap Lura dalam hati sambil tertawa tanpa suara. 'Tersiksa banget tertawa kayak gini. Sumpah pengin banget ngakak.'Evans memejamkan mata, ia tidak berani menatap cermin yang ada di depannya.'Ya Tuhan, begini amat nasib gua,' batin Evans.Sejak tadi Lura terus menahan tawa melihat suaminya yang sudah tidak berambut lagi. 'Asli ... sakit banget pipi gue nahan ketawa,' ucapnya dalam hati. 'Durhaka nggak ya gue sama laki sendiri? Tapi kalau nggak gini, dia bakal seenaknya aja.'"Ya ampun, kok kamu
Last Updated : 2022-05-22 Read more