Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 491 - Chapter 500

524 Chapters

( S2 ) Bab 312. Keanehan Evans

"Mas, brewok kamu cukur! Aku geli lihatnya. Tipis-tipis aja kayak Mas Gilang, jangan rimbun kayak gini. Kamu kayak om-om brewoknya tebel banget.Setelah beberapa minggu terakhir Evans sangat malas merawat wajahnya. Ia membiarkan rambut-rambut halus menutupi pipi belakang hingga dagunya."Kamu suka sama Gilang? Sejak kapan kamu suka sama dia?" Evans cemburu Lura memuji laki-laki lain, terlebih lagi laki-laki itu adalah Gilang."Ngaco!" Lura mendorong wajah laki-laki yang duduk di sampingnya dengan telapak tangannya.Ia tahu suaminya sedang cemburu, tapi mendengar pertanyaan itu, mengingatkan Lura pada kejadian dulu di apartemen Gilang. Namun, ia berusaha untuk bersikap biasa saja seolah tidak pernah ada kenangan buruk itu."Cukur semuanya juga nggak apa-apa kayak Mas Haris," ucap Lura untuk mengalihkan pembicaraan.Namun, ucapannya lagi-lagi membuat Evans cemburu."Kamu suka laki-laki yang nggak ada brewoknya seperti Haris? Jangan-jangan kamu mencintai kakakmu," tukas Evans.Lura bangu
last updateLast Updated : 2022-05-20
Read more

( S2 ) Bab 313. Kemarahan Lura

Beberapa menit kemudian Lura kembali ke dalam kamar, saat itu Evans sedang rebahan sambil menatap ponsel dengan serius.“Mas, kamu nggak ke kantor?” tanya Lura sambil berjalan menuju ruang ganti.Ia mengambil baju dari lemari, lalu menggantinya dengan terusan selutut berwarna biru metalik. Setelah ganti baju Lura mendekati suaminya yang belum beranjak dari tempat tidur.“Mas, sebelum ke kantor, antar aku ke rumah mama dulu ya.” Sejak tadi Lura berbicara, tapi tidak sedikit pun direspons oleh suaminya. “Mas, kamu denger aku nggak sih?” Lura memukul kaki suaminya, hingga laki-laki itu terkejut.Evans bangun dan terduduk sambil memerhatikan istrinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Kamu mau ke mana?”"Dari tadi kamu nggak dengerin aku? Ada apaan sih tuh di hape sampai-sampai aku diabaikan dari tadi?""Aku cuma lihat ini." Evans menunjukkan ponselnya yang menampakan berbagai macam makanan khas Nusantara. "Kamu mau ke mana pagi-pagi?"“Aku mau ke rumah mama,” jawab Lura sambil menyamp
last updateLast Updated : 2022-05-20
Read more

( S2 ) Bab 314. Ledakan Dahsyat

Lura menghentikan tangisnya, ia mengusap air mata yang membasahi wajah cantiknya. Matanya memicing dengan sinis menatap sang suami.'Waduh, tanduknya udah keluar.' Evans dengan susah payah menelan ludah. Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering melihat aura panas dalam tubuh istrinya.Ia yakin akan ada ledakan yang dahsyat jika Nyonya muda Prasetyo sudah mengeluarkan tanduknya.'Perasaanku nggak enak,' ucap Evans dalam hatinya.“Kamu mau melakukan apa pun yang aku suruh?” tanya Lura dengan serius. Ia mempunyai rencana jahat supaya suaminya tidak berani mengabaikannya lagi.Evans mengangguk dengan cepat. “Aku akan melakukan apa pun supaya kamu tidak pergi meninggalkan aku dan anak-anak.” Ia mengacungkan dua jarinya sembari cengengesan. "Aku janji."“Baiklah kamu harus-”“Daddy …!” teriak Qenan dari ambang pintu kamar menghentikan ucapan Lura.Anak laki-laki itu berjalan cepat menghampiri kedua orang tuanya."Apa Daddy menyakiti Mommy?” tanya Qenan sambil bertolak pinggang.Evans melepask
last updateLast Updated : 2022-05-21
Read more

( S2 ) Bab 315. Sangat Menyebalkan

"Apa yang kalian bicarakan? Apa Kalian sedang membicarakan Daddy? Evans curiga anak dan istrinya sedang membicarakan dirinya dari tingkah Qenan dan Lura sangat mencurigakan."Bukan apa-apa kok, Dad." Qenan melirik mommy-nya sambil tersenyum. "Iya kan, Mom?""Iya. Lagian PD banget, siapa yang ngomongin kamu. Ayo Sayang kita pergi." Lura berjalan cepat mengimbangi langkah Canon yang setengah berlari karena takut terlambat masuk sekolahCanon menoleh ke belakang melihat daddy-nya yang berjalan sangat santai. Ayo dong, Dad, aku udah terlambat ini.""Iya, sayang. Ini Daddy udah berjalan cepat kamunya aja yang jalan kayak orang lagi lomba lari.""Awas ya kalau sampai aku dimarahin sama Miss Clara, Daddy yang harus tanggung jawab.""Kamu tenang aja, Sayang, kita akan terlambat. Sekolah kamu kan dekat sepuluh menit doang juga sampai.""Mulai besok Om Bayu tinggal di sini aja, nganterin aku sekolah, kalau seperti ini terus aku bisa telat setiap hari." Qenan benar-benar marah kepada daddy-nya.
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

( S2 ) Bab 316. Pergi Ke Salon

Evan menambah kecepatan mobilnya supaya cepat sampai di tempat yang dituju.Tidak lama kemudian ia sampai di salon khusus pria. Lura segera keluar dari mobil dan berjalan lebih dulu, sedangkan Evans masih ragu-ragu. Sejujurnya ia tidak mau digunduli, tapi ia tidak punya pilihan lain."Aku harus meminta bantuan Robby." Laki-laki tampan itu mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celana, kemudian menghubungi asisten pribadinya"Halo, Bos. Anda di mana? Saya ada di rumah Anda, ada berkas yang harus ditandatangani sekarang juga." Robby yang berbicara lebih dulu setelah sambungan teleponnya terhubung."Kenapa kamu tidak meneleponku lebih dulu? Aku sekarang ada di salon," jawab Evans sambil terus memperhatikan istrinya yang berjalan masuk ke dalam salon."Salon?" Alis Robby bertaut kebingungan. "Apa Anda sedang mengantar Nyonya? Tumben sekali Anda mau menemaninya.""Sudahlah jangan banyak bertanya sekarang cepat ke sini saya tidak bisa pulang, ini baru sampai salon." Evans berbicara samb
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

( S2 ) Bab 317. Penampilan Baru

"Sudahlah jangan banyak alasan. Ayo cepat ikutin Mas itu!" titah Lura sampai menunjuk pegawai salon itu."Mari, Tuan, ikut saya." Pegawai salon itu berjalan lebih dulu, lalu mempersilakan Evans untuk duduk. "Silakan, Tuan, duduk di sini." Laki-laki yang memakai kaus berwarna merah itu memasangkan kain kip pada Evans."Laki-laki jangkung kurus itu mulai mencukur rambut Evans hingga habis. Lura sejak tadi memperhatikan suaminya sembari menahan senyum.'Semoga kamu nggak marah sama aku ya, Mas,' ucap Lura dalam hati sambil tertawa tanpa suara. 'Tersiksa banget tertawa kayak gini. Sumpah pengin banget ngakak.'Evans memejamkan mata, ia tidak berani menatap cermin yang ada di depannya.'Ya Tuhan, begini amat nasib gua,' batin Evans.Sejak tadi Lura terus menahan tawa melihat suaminya yang sudah tidak berambut lagi. 'Asli ... sakit banget pipi gue nahan ketawa,' ucapnya dalam hati. 'Durhaka nggak ya gue sama laki sendiri? Tapi kalau nggak gini, dia bakal seenaknya aja.'"Ya ampun, kok kamu
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

( S2 ) Bab 318. Mudah Lelah

"Aku banyak kutunya makanya dicukur habis sampai botak," jawab Evans asal sambil menadahkan tangan meminta berkas yang akan ia tanda tangani. "Mana berkasnya? Cepat berikan! Aku mau jemput Qenan."'Pantas aja banyak kutunya, rambut sama brewoknya rimbun banget nggak pernah diurus,' ucap Robby dalam hatinya sambil memberikan berkas yang ia bawa dari kantor."Ini, Tuan." Robby menyerahkan berkas yang akan ditandatangani oleh bosnya.Evan segera menandatangani berkas itu. "Terima kasih sudah setia padaku," ucapnya sebelum menyerahkan kembali berkas itu."Sama-sama." Robby tersenyum senang mendengar ucapan bosnya. "Saya akan selalu setia padamu, Bos.""Terima kasih." Evans menepuk-nepuk bahu asistennya. Robby masih berdiri sembari melihat bosnya masuk ke dalam mobil."Robby kami pulang duluan," pamit Lura kepada asisten suaminya sambil melambaikan tangan.Robby menjepit berkas di antara lututnya, lalu mengacungkan dua jempol tangannya kepada Lura."Anda hebat, Nyonya," ucap Robi dengan
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

( S2 ) Bab 319. Rambut Palsu

"Ya ampun, Mas, kamu sensitif banget sih." Lura mendorong pipi suaminya sembari tertawa. "Aku sangat mencintaimu, Mas, tapi kamu bisa kena masalah kalau sampai telat jemput anakmu. Udah nganterin telat, jemput juga telat."Laki-laki botak itu tersenyum bahagia. "Kamu benar, Sayang. Bos kecil pasti bakal tambah marah."Mobil mewah berwarna hitam mengilat itu kembali melaju."Mas kayaknya itu mobil Robby deh." Lura melihat mobil asisten suaminya dari spion samping. Dia mau ke kantor apa emang sengaja nyusulin kita?"Evans menoleh pada spion. "Iya, itu mobil Robby, tapi ini kan bukan jalan arah ke kantor.""Mungkin masih ada perlu sama kamu, Mas atau jangan-jangan tanda tangannya belum lengkap."Seketika Evan menghentikan mobilnya di bahu jalan ketika teringat dengan rambut palsu yang dipesan kepada asistennya."Jangan ngerem mendadak gini dong, Mas!" Protes Lura sembari memukul lengan suaminya."Maaf, Sayang." Evans mengelus-elus tangan Lura, lalu menoleh ke belakang. "Dia pasti mau mem
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

( S2 ) Bab 320. Kejutan Untuk Qenan

"Gimana caranya? aku nggak bisa, Mas." Lura membolak-balikkan rambut palsu yang diberikan Evans padanya."Lah terus gimana ini? Aku juga nggak tahu." Evans menggaruk kepalanya yang botak."Lura pun ikut tertawa melihat tingkah suaminya. Nanti aku cari dulu tutorialnya di hape.""Nggak usah ribet-ribet, langsung pakein aja, yang penting depannya rapi." Evans tidak sabaran karena takut Qenan keburu datang."Iya ... iya ... sabar dulu ih, ini aku lagi nyari mana depannya." Lura memasangkan rambut palsu pada Evans, lalu merapikannya, hingga tidak terlihat seperti rambut palsu."Udah ganteng," ucap Lura setelah memakaikan rambut palsu kepada suaminya. Ini kok kayak rambut asli beneran ya, Mas. Apa ini terbuat dari rambut asli?""Mungkin. Rambut palsu ini lumayan juga," kata Evans sambil bercermin ada spion.Setelah selesai memakaikan rambut palsu kepada suaminya, Lura keluar dari mobil begitu pun dengan Evans. Mereka bersiap menyambut kedatangan anaknya."Berapa lama lagi sih? Kok lama ban
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

( S2 ) Bab 321. Gara-gara Evans

Lura dan Evans bergegas menghampiri sang nenek yang sedang memegangi dadanya. "Nenek kenapa?" tanya Lura dengan sangat khawatir melihat sang nenek tiba-tiba terjatuh."Sayang, tolong tumpuk bantal itu buat sandaran Nenek." Evans menunjuk bantal sofa yang tidak jauh dari tempatnya. Kemudian, ia menggendong sang nenek dan mendudukkannya di sofa. "Nenek sandaran dulu ya. Aku ambilkan air minum." Evans berlari ke dapur untuk mengambil air minum."Nenek coba atur napas dulu ya." Lura mengusap-usap punggung sang nenek.Mendengar teriakan anaknya, Mama Riska menghampiri sumber suara. "Lura, Nenek kenapa?""Nggak tahu, Ma, tadi pas lihat kami datang dia langsung terjatuh," jawab Lura yang sudah gemeteran melihat neneknya terlihat pucat.Evans datang membawa segelas air untuk sang nenek. "Minum dulu, Nek."Mama Riska mengambil air dari tangan menantunya lalu meminumkannya kepada sang nenek. "Pelan-pelan, Bu," ucapnya ketika sang nenek minum dengan cepat."Nenek nggak apa-apa," kata wanita tua
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more
PREV
1
...
484950515253
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status