All Chapters of Sayap Felysia : Chapter 71 - Chapter 80

104 Chapters

Janji Ditepati

Jam 15.00. Felysia sedang berada di pinggir pantai. Tentu saja, ini adalah pantai yang dulu sering ia kunjungi dengan Elvano saat dirinya dan laki-laki itu masih SMP. Tentang ingatannya yang hilang. Sekarang ia sudah hampir mengingat seluruh kenangannya saat masih berada di bangku SMP. Bahkan, ia sudah mengingat semua kenangannya bersama Elvano. Sekarang, Felysia sudah tau tentang semuanya. Jadi, Elvano tidak bisa membohongi dirinya lagi. Sebenarnya, ia sangat ingin menemui Elvano, lalu bilang kepada laki-laki itu tentang ingatannya yang sudah pulih kembali. Tetapi, keinginannya itu, harus ia urungkan. Karena, beberapa hari ini, ia tidak melihat laki-laki itu di sekolah. Bahkan, ia tidak dapat menemukan laki-laki itu di indekosnya. Entah, laki-laki itu menghindarinya. Atau malah, laki-laki itu sudah pergi jauh darinya. Felysia menggenggam erat sebuah kalung berbentuk sayap malaikat. Itu adalah kalung yang dulu ia temukan saat sedang berwisata ke Bali. Dengan
Read more

Ending?

Jam 06.45. Felysia sudah berada di depan kelas XII MIPA-1. Ia sedang menunggu kedatangan seorang laki-laki yang kemarin sempat ia peluk erat di bawah rintikan hujan deras.Dengan penuh bahagia, ia melihat ke arah seorang laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya. Laki-laki itu masih saja terlihat suram seperti biasanya."Selamat pagi," ucap Felysia.Tidak lama setelah itu, mata Felysia membulat sempurna. Bagaimana tidak? Laki-laki itu tidak membalas ucapannya sama sekali. Dengan mudahnya, laki-laki itu masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan dirinya yang sudah menunggu kedatangannya sejak dari tadi pagi. Tanpa berpikir panjang, Felysia pun langsung mengikuti langkah laki-laki itu. Ia ingin menanyakan, alasan kenapa laki-laki itu tidak menjawab sapaannya. Padahal kemarin mereka begitu dekat. Tetapi, kenapa sekarang laki-laki itu bersikap seakan tidak saling mengenal?"Hei, kalau ada yang salah bilang. Kenapa kamu nyuekin aku begitu aja?" t
Read more

Lembaran Baru

Bagi Ardiansyah, melupakan Laura adalah hal yang sangat mustahil. Merelakan perempuan itu juga hal yang paling berat untuknya. Tetapi, itu sebelum ia menemukan perempuan lain yang telah membuat dunianya kembali berwarna. Dunia yang dulunya penuh dengan kehangatan. Sekarang berubah menjadi dunia penuh kebahagiaan. Walau tidak sehangat dulu lagi, dunia Ardiansyah sekarang sudah lebih dari cukup. Setiap orang punya kehangatannya masing-masing. Sekarang, Ardiansyah sudah tau betul apa maksud dari kalimat tersebut. Dan, ia sangat setuju dengan kalimat tersebut. Kehangatan yang diberikan oleh Laura, sangat nyaman. Bahkan, tidak ada celah untuk kegelisahan menyerang dirinya, jika perempuan itu masih berada di sisinya. Sedangkan, kehangatan yang diberikan oleh Felysia, terasa begitu hangat dan terang.  Ardiansyah sangat beruntung, karena pernah menerima kehangatan dari Laura. Tetapi, keberuntungan itulah yang membuatnya tidak bisa menikmati kehangatannya yang se
Read more

Kebohongan terungkap

Felysia berjalan santai menyusuri koridor kelas X. Tiba-tiba langkahnya terhenti, saat ia merasa ada yang kurang. Senyumannya merekah begitu saja, saat tau apa penyebab perasaan itu muncul begitu saja.Biasanya, ia selalu ditemani Brian saat jalan-jalan seperti saat ini. Tetapi, sekarang tidak. Itulah yang membuatnya merasa ada kurang.Tetapi, sekarang sudah tidak masalah. Karena ia tau, kalau Brian sekarang bukanlah miliknya lagi. Dan, kisah mereka telah benar-benar berakhir. Jadi, ia yakin, cepat atau lambat dirinya akan terbiasa tanpa kehadiran laki-laki itu di sisinya.Saat ia sedang melamun, ada seorang pria berdiri di hadapannya. Ia melihat pria itu dengan tatapan malas. Karena ia sudah tau apa maksud pria itu menemuinya. "Saya baik-baik saja. Jadi, Anda tidak perlu khawatir," ucap Felysia sambil menatap wajah pria tersebut.Pria itu adalah Denis. Akhir-akhir ini, pria itu selalu mencemaskan kondisi Felysia. Tentu saja, pria itu cemas d
Read more

Hikari

Sekarang, Ardiansyah sedang berada di sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari indekosnya. Tentu saja ia tidak sendiri. Di hadapannya sekarang, ada seorang perempuan cantik. Perempuan itu bukan Felysia ataupun Citra. Melainkan Laura. Benar, sang mantannya tiba-tiba mengajaknya bertemu kembali. Dengan alasan ada hal penting yang perlu perempuan itu sampaikan, akhirnya Ardiansyah pun menyetujui pertemuan ini.Sebenarnya, Laura sudah mengajaknya bertemu sejak 3 bulan yang lalu. Tetapi, Ardiansyah tidak menerima ajakan Laura tersebut. Karena, ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara dirinya dengan Brian. Bagaimana pun juga, Laura sekarang sudah menjadi istri laki-laki itu. Jadi, ia mau tidak mau, harus menjaga jarak dengan Laura.Mungkin pertemuan ini terlihat seperti pertemuan biasa. Tetapi, beda bagi Laura dan Ardiansyah. Karena pertemuan ini adalah pertemuan dua orang yang sudah memiliki ceritanya masing-masing, tetapi masih mengharapkan satu sama lain."
Read more

Tim Alpha

Felysia menatap serius semua buku yang ada di hadapannya. Ia sudah berkali-kali mempelajari semua materi yang ada di dalam buku itu. Dan, sekarang ia merasa bosan. Di dalam kamar. Sendirian. Tidak ada kegiatan apapun selain membaca buku dan mengerjakan soal yang ada di buku latihan. Sesekali, ia memakan sebuah kentang goreng yang berada tepat di samping tangan kanannya. Dan, tidak lupa meminum sebuah jus wortel yang tadi sempat ia bikin sendiri. Tiba-tiba, ia mendengar ada seseorang yang sedang berusaha membuka pintu kamarnya. Pandangannya pun langsung tertuju pada pintu kamarnya yang semakin lama makin terbuka lebar. Dan, ternyata orang yang membuka pintu kamarnya adalah Reno. "Lagi belajar?" tanya Reno sambil menatap Felysia. "Iya. Tapi, sekarang lagi istirahat," jawab Felysia sambil menutup buku latihannya. "Ada Ardiansyah di bawah. Temuin dulu gih." Sontak, Felysia langsung berdiri. Lalu, berjalan ke arah kaca yang letaknya
Read more

Sahabat Lama

Malam hari. Atau lebih tepatnya pukul 20.00. Citra sedang membolak-balikkan buku pelajaran. Saat ia bosan, ia mengambil laptopnya lalu menonton sebuah film. Sembari menonton film, ia sempatkan untuk memakan sebuah cemilan yang sempat tadi ia beli di supermarket.Saat film-nya sudah selesai, saat itu juga rasa bosannya mulai kembali. Ia berguling-guling di atas kasur ke sana ke mari untuk menghilangkan kebosanannya.Kegiatannya berhenti, saat melihat pintunya dibuka oleh seseorang. Ia mendengus kesal, saat mengetahui orang yang membuka pintu kamarnya adalah Vitra."Ya elah. Kayak anak kecil aja sih lo," ejek Vitra saat melihat kelakuan Citra seperti anak kecil."Lah, biarin. Orang yang punya tubuh gua. Bukan lo ini. Ngapain lo repot-repot," balas Citra dengan nada ketus."Ngapain lo ke sini? Mau minta cemilan? Nggak bakal gua kasih," lanjut Citra sambil mendekat ke arah cemilannya yang masih ada di atas kasurnya."Cih, nggak bakalan gua minta
Read more

Triana?

Citra mendengus kesal, melihat Vitra yang masih dengan santainya tiduran di kasur UKS. Padahal sekarang sudah waktunya untuk latihan renang bersama anak ekskul renang yang lain. Dan, pelatih juga sedang menunggunya. Tetapi, Vitra tak kunjung turun dari ranjang UKS.  Kemalasan kembarannya itu selalu membuat dirinya terjebak dalam masalah. Sudah beberapa kali, ia terlibat masalah hanya karena kembarannya itu.  Karena kali ini, ia tidak ingin mendapatkan masalah. Ia pun keluar dari ruang UKS. Lalu berjalan ke arah kolam renang yang letaknya tidak begitu jauh dari gedung olahraga. Tetapi, langkahnya terhenti, saat melihat ada banyak murid sekolahnya sedang berkerumun di dekat gerbang sekolah. Dengan perasaan penuh penasaran. Ia berjalan mendekat ke arah kerumunan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Langkahnya terhenti, saat sudah berada di dekat kerumuman. Ia tidak bisa melihat lebih jelas. Karena di depannya sudah banyak perem
Read more

Siapa sebenarnya lo?

Felysia melangkahkan kakinya menelusuri bibir pantai dengan santainya. Dengan sebuah senyuman di bibirnya, ia memandang ke arah seorang laki-laki yang sedang mengawasinya dari jauh. Matahari sebentar lagi terbenam. Pemandangan indah itu akan ia nikmati bersama laki-laki itu. Laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Ardiansyah Elvano Sora.Ia hanya melamun sebentar. Tetapi, laki-laki itu telah lenyap dari pandangannya. Ia melihat ke arah sekitar, untuk mencari keberadaan laki-laki itu. Dan, betapa terkejut dirinya, saat melihat laki-laki itu berada di belakangnya."Jangan ngelamun. Ntar malah kebawa ombak," ucap Ardiansyah sambil menyentil kening Felysia."Nggak bakal, lah. 'Kan udah besar. Mana kuat ombak bawa aku," ucap Felysia sambil mengelus-elus keningnya yang terasa sakit.Ardiansyah tersenyum tipis melihat perempuan itu sedang kesakitan. Entah apa yang terjadi, ia tiba-tiba melihat Laura sedang ada di
Read more

Martabak manis

Ardiansyah menghela nafas panjang. Ia menutup matanya sambil menikmati angin yang menghembus ke arahnya.Sekarang, indekosnya sedang sepi. Karena, tiga sahabatnya sedang bekerja. Jadi, sekarang ia hanya ditemani oleh sebuah teh hangat dan biskuit.Ia duduk di sebuah gazebo yang ada di depan indekosnya. Sesekali, ia mengambil biskuit lalu memakannya. Sebenarnya, hari ini ia berniat untuk berlatih bela diri. Karena, selama beberapa hari belakangan ini, ia belum sempat berlatih. Jadwalnya semakin pada karena harus mengurus ego Valorant.Tiba-tiba, ia tersenyum kecil. Saat mendengar ada suara motor mendekat. Ia sudah sangat hafal dengan suara motor tersebut. Karena, sang pemilik motor itu adalah sahabatnya sendiri. Dan, tebakannya benar. Pemilik motor itu memarkirkan motornya tepat di samping gazebo. Lalu, pemilik motor itu duduk tepat di depan Ardiansyah."Brian," gumam Ardiansyah dengan suara sekecil mungkin agar Brian tidak menden
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status