Home / Romansa / Sayap Felysia / Kebohongan terungkap

Share

Kebohongan terungkap

last update Last Updated: 2021-07-08 08:31:27

Felysia berjalan santai menyusuri koridor kelas X. Tiba-tiba langkahnya terhenti, saat ia merasa ada yang kurang. Senyumannya merekah begitu saja, saat tau apa penyebab perasaan itu muncul begitu saja.

Biasanya, ia selalu ditemani Brian saat jalan-jalan seperti saat ini. Tetapi, sekarang tidak. Itulah yang membuatnya merasa ada kurang.

Tetapi, sekarang sudah tidak masalah. Karena ia tau, kalau Brian sekarang bukanlah miliknya lagi. Dan, kisah mereka telah benar-benar berakhir. Jadi, ia yakin, cepat atau lambat dirinya akan terbiasa tanpa kehadiran laki-laki itu di sisinya.

Saat ia sedang melamun, ada seorang pria berdiri di hadapannya. Ia melihat pria itu dengan tatapan malas. Karena ia sudah tau apa maksud pria itu menemuinya. 

"Saya baik-baik saja. Jadi, Anda tidak perlu khawatir," ucap Felysia sambil menatap wajah pria tersebut.

Pria itu adalah Denis. Akhir-akhir ini, pria itu selalu mencemaskan kondisi Felysia. Tentu saja, pria itu cemas d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sayap Felysia    Hikari

    Sekarang, Ardiansyah sedang berada di sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari indekosnya. Tentu saja ia tidak sendiri. Di hadapannya sekarang, ada seorang perempuan cantik. Perempuan itu bukan Felysia ataupun Citra. Melainkan Laura. Benar, sang mantannya tiba-tiba mengajaknya bertemu kembali. Dengan alasan ada hal penting yang perlu perempuan itu sampaikan, akhirnya Ardiansyah pun menyetujui pertemuan ini.Sebenarnya, Laura sudah mengajaknya bertemu sejak 3 bulan yang lalu. Tetapi, Ardiansyah tidak menerima ajakan Laura tersebut. Karena, ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara dirinya dengan Brian. Bagaimana pun juga, Laura sekarang sudah menjadi istri laki-laki itu. Jadi, ia mau tidak mau, harus menjaga jarak dengan Laura.Mungkin pertemuan ini terlihat seperti pertemuan biasa. Tetapi, beda bagi Laura dan Ardiansyah. Karena pertemuan ini adalah pertemuan dua orang yang sudah memiliki ceritanya masing-masing, tetapi masih mengharapkan satu sama lain."

    Last Updated : 2021-07-09
  • Sayap Felysia    Tim Alpha

    Felysia menatap serius semua buku yang ada di hadapannya. Ia sudah berkali-kali mempelajari semua materi yang ada di dalam buku itu. Dan, sekarang ia merasa bosan. Di dalam kamar. Sendirian. Tidak ada kegiatan apapun selain membaca buku dan mengerjakan soal yang ada di buku latihan. Sesekali, ia memakan sebuah kentang goreng yang berada tepat di samping tangan kanannya. Dan, tidak lupa meminum sebuah jus wortel yang tadi sempat ia bikin sendiri. Tiba-tiba, ia mendengar ada seseorang yang sedang berusaha membuka pintu kamarnya. Pandangannya pun langsung tertuju pada pintu kamarnya yang semakin lama makin terbuka lebar. Dan, ternyata orang yang membuka pintu kamarnya adalah Reno. "Lagi belajar?" tanya Reno sambil menatap Felysia. "Iya. Tapi, sekarang lagi istirahat," jawab Felysia sambil menutup buku latihannya. "Ada Ardiansyah di bawah. Temuin dulu gih." Sontak, Felysia langsung berdiri. Lalu, berjalan ke arah kaca yang letaknya

    Last Updated : 2021-07-09
  • Sayap Felysia    Sahabat Lama

    Malam hari. Atau lebih tepatnya pukul 20.00. Citra sedang membolak-balikkan buku pelajaran. Saat ia bosan, ia mengambil laptopnya lalu menonton sebuah film. Sembari menonton film, ia sempatkan untuk memakan sebuah cemilan yang sempat tadi ia beli di supermarket.Saat film-nya sudah selesai, saat itu juga rasa bosannya mulai kembali. Ia berguling-guling di atas kasur ke sana ke mari untuk menghilangkan kebosanannya.Kegiatannya berhenti, saat melihat pintunya dibuka oleh seseorang. Ia mendengus kesal, saat mengetahui orang yang membuka pintu kamarnya adalah Vitra."Ya elah. Kayak anak kecil aja sih lo," ejek Vitra saat melihat kelakuan Citra seperti anak kecil."Lah, biarin. Orang yang punya tubuh gua. Bukan lo ini. Ngapain lo repot-repot," balas Citra dengan nada ketus."Ngapain lo ke sini? Mau minta cemilan? Nggak bakal gua kasih," lanjut Citra sambil mendekat ke arah cemilannya yang masih ada di atas kasurnya."Cih, nggak bakalan gua minta

    Last Updated : 2021-07-10
  • Sayap Felysia    Triana?

    Citra mendengus kesal, melihat Vitra yang masih dengan santainya tiduran di kasur UKS. Padahal sekarang sudah waktunya untuk latihan renang bersama anak ekskul renang yang lain. Dan, pelatih juga sedang menunggunya. Tetapi, Vitra tak kunjung turun dari ranjang UKS. Kemalasan kembarannya itu selalu membuat dirinya terjebak dalam masalah. Sudah beberapa kali, ia terlibat masalah hanya karena kembarannya itu. Karena kali ini, ia tidak ingin mendapatkan masalah. Ia pun keluar dari ruang UKS. Lalu berjalan ke arah kolam renang yang letaknya tidak begitu jauh dari gedung olahraga. Tetapi, langkahnya terhenti, saat melihat ada banyak murid sekolahnya sedang berkerumun di dekat gerbang sekolah. Dengan perasaan penuh penasaran. Ia berjalan mendekat ke arah kerumunan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Langkahnya terhenti, saat sudah berada di dekat kerumuman. Ia tidak bisa melihat lebih jelas. Karena di depannya sudah banyak perem

    Last Updated : 2021-07-11
  • Sayap Felysia    Siapa sebenarnya lo?

    Felysia melangkahkan kakinya menelusuri bibir pantai dengan santainya. Dengan sebuah senyuman di bibirnya, ia memandang ke arah seorang laki-laki yang sedang mengawasinya dari jauh.Matahari sebentar lagi terbenam. Pemandangan indah itu akan ia nikmati bersama laki-laki itu. Laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Ardiansyah Elvano Sora.Ia hanya melamun sebentar. Tetapi, laki-laki itu telah lenyap dari pandangannya. Ia melihat ke arah sekitar, untuk mencari keberadaan laki-laki itu. Dan, betapa terkejut dirinya, saat melihat laki-laki itu berada di belakangnya."Jangan ngelamun. Ntar malah kebawa ombak," ucap Ardiansyah sambil menyentil kening Felysia."Nggak bakal, lah. 'Kan udah besar. Mana kuat ombak bawa aku," ucap Felysia sambil mengelus-elus keningnya yang terasa sakit.Ardiansyah tersenyum tipis melihat perempuan itu sedang kesakitan. Entah apa yang terjadi, ia tiba-tiba melihat Laura sedang ada di

    Last Updated : 2021-07-12
  • Sayap Felysia    Martabak manis

    Ardiansyah menghela nafas panjang. Ia menutup matanya sambil menikmati angin yang menghembus ke arahnya.Sekarang, indekosnya sedang sepi. Karena, tiga sahabatnya sedang bekerja. Jadi, sekarang ia hanya ditemani oleh sebuah teh hangat dan biskuit.Ia duduk di sebuah gazebo yang ada di depan indekosnya. Sesekali, ia mengambil biskuit lalu memakannya.Sebenarnya, hari ini ia berniat untuk berlatih bela diri. Karena, selama beberapa hari belakangan ini, ia belum sempat berlatih. Jadwalnya semakin pada karena harus mengurus ego Valorant.Tiba-tiba, ia tersenyum kecil. Saat mendengar ada suara motor mendekat. Ia sudah sangat hafal dengan suara motor tersebut. Karena, sang pemilik motor itu adalah sahabatnya sendiri.Dan, tebakannya benar. Pemilik motor itu memarkirkan motornya tepat di samping gazebo. Lalu, pemilik motor itu duduk tepat di depan Ardiansyah."Brian," gumam Ardiansyah dengan suara sekecil mungkin agar Brian tidak menden

    Last Updated : 2021-07-13
  • Sayap Felysia    Pembalasan dendam

    Tepat pukul 20.00. Ardiansyah memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas kecil miliknya. Karena tasnya kecil, jadi tidak banyak barang yang ia bawa. Cuma ada sebuah senter kecil, makanan ringan, dan sebuah pisau.Ia menatap pisau kecil itu secara saksama. Pisau itu adalah pisau yang sering dibawa oleh Aziel ke mana-mana. Pisau itu sekarang ada padanya, karena Aziel sendirilah yang memberikannya. Tetapi, Ardiansyah sama sekali belum pernah menggunakan pisau itu. Dan, pada akhirnya malam ini berencana untuk menggunakannya.Malam ini adalah malam yang selama ini telah ia tunggu-tunggu. Malam di mana ia bisa membalaskan kematian Aziel.Matanya melirik ke arah pintu kamarnya, karena merasa ada seseorang yang sedang menatapnya dari arah sana. Dan, benar. Ada seorang perempuan yang sedang berdiri di ambang pintu sembari menatapnya. Perempuan itu adalah Triana."Udah waktunya, ya?" tanya Triana sambil menatap Ardiansyah dengan saksama."Iya," jawab Ardians

    Last Updated : 2021-07-14
  • Sayap Felysia    Foto tiga serangkai

    Citra dan Vitra sekarang sudah ada di depan rumah Triana. Malam-malam seperti ini, memang tidak sopan berkunjung ke rumah orang lain. Tetapi, mereka harus melakukannya. Karena, sebentar lagi mereka akan menghadapi lomba tingkat nasional. Jadi, mereka ke sini untuk meminta waktu latihan tambahan, supaya nanti pas lomba kemungkinan mereka menang bertambah besar.Mereka sudah mengetuk pintu rumah Triana berkali-kali. Tetapi, tidak ada sahutan dari dalam. Dan, pintu rumah perempuan itu tidak terkunci. Jadi, mereka putuskan untuk langsung masuk ke dalam dan mencari keberadaan perempuan itu.Saat mereka sudah mulai memasuki ruang tengah. Mereka melihat ada seorang perempuan sedang tidur tengkurap di atas sofa. Dan kelihatannya itu adalah Triana."Anu, permisi," ucap Citra sambil menggoyang-goyangkan tubuh Triana.Sontak, Triana yang merasa tubuhnya digoyang-goyangkan langsung berdiri tegak. Lalu, pandangannya tertuju pada si kembar."Oh, kalian. Ngapain

    Last Updated : 2021-07-15

Latest chapter

  • Sayap Felysia    SMP Alexander

    Semua murid di SMP Alexander digegerkan dengan kabar tuan muda perusahaan Clover akan datang ke sekolah mereka.Tentu saja hal itu membuat semua warga sekolah menjadi sangat khawatir karena tiba-tiba mereka kedatangan tamu yang sangat penting.Perusahaan Clover sudah menyumbang banyak untuk SMP Alexander. Mulai dari dana, barang-barang, dan makanan. Jadi sedikit saja mereka membuat kesalahan, bisa-bisa perusahaan Clover tidak akan memberi bantuan lagi ke mereka. Dan jika itu terjadi, maka mereka akan kesusahan.Seluruh mata terpusat pada seorang gadis dan seorang laki-laki muda dengan jas hitam sedang berjalan masuk ke dalam area sekolahan.Laki-laki muda itu terlihat sangat berwibawa. Jadi sudah dipastikan kalau laki-laki itulah tuan muda yang sedang dibicarakan oleh warga sekolah. Sedangkan gadis yang sedang bersamanya itu adalah adik dari laki-laki itu."Selamat datang, Tuan Ardiansyah. Kalau boleh tau, ada urusan apa, ya? Kok datang menda

  • Sayap Felysia    Makan malam

    Makan malam keluarga Carles. Kalau biasanya cuma ada Hilda, Carles, dan Ardiansyah di meja makan. Kali ini sedikit berbeda. Karena Felysia, Nindy, Arta, Prata, dan Reza ikut dalam acara makan malam ini atas bujukan dari Ardiansyah.Tentu saja Hilda dan Carles tidak begitu masalah kalau sahabat-sahabat putranya ikut serta dalam acara makan malam ini. Mereka malah senang, karena dengan adanya mereka, Ardiansyah terlihat lebih bahagia dan sering tersenyum.Ardiansyah yang selalu terlihat tegas dan dingin. Malam ini terlihat begitu bahagia dan hangat. Sangat berubah dari hari-hari sebelumnya.Carles bahagia melihat itu. Karena akhirnya Ardiansyah menemukan bahagianya yang telah lama menghilang dari hidupnya."Katanya kamu mau tunangan. Acara tunangannya mau diadain di Indonesia atau di sini?" tanya Carles pada Ardiansyah.Ardiansyah langsung terdiam. Ia sama sekali belum memikirkan tentang tempat acara pertunangannya dengan Felysia. Karena ia pik

  • Sayap Felysia    Pulang ke rumah

    Setelah acara makannya selesai. Mereka pun melanjutkan perjalan ke rumah Ardiansyah yang letaknya tidak begitu jauh dari restoran tersebut.Karena letaknya tidak begitu jauh. Mereka hanya perlu waktu sekitar lima menit untuk sampai di rumah Ardiansyah.Dan akhirnya mereka sampai. Mobil mereka memasuki halaman rumah yang terbilang sangat luas. Di hadapan mereka sekarang berdiri sebuah rumah yang terlihat seperti istana mewah.Rumah itu terlihat sangat mewah dan megah. Sudah bisa ditebak, kalau rumah itu adalah rumah yang sangat mahal."Menurut laporan, ayah Anda sekarang masih ada di kantor. Jadi sepertinya hanya ada ibu Anda di dalam," ucap Selly saat mobil sudah berhenti sempurna."Kamu mau ikut masuk atau pulang?" tanya Ardiansyah sambil menatap Selly."Kelihatannya lebih baik saya pulang. Saya nggak begitu mau ikut campur dalam urusan ini," jawab Selly sambil memandang Ardiansyah."Oke. Biar supir ini yang nganter kamu pulang."

  • Sayap Felysia    Singapura

    Rombongan Ardiansyah sudah sampai di Singapura. Mereka keluar dari bandara untuk menanti jemputan mereka.Ada satu hal lucu yang tadi terjadi di pesawat. Tadi saat pesawatnya ingin lepas landas, Nindy sangat merasa ketakutan, sampai-sampai memeluk tubuh Ardiansyah yang duduk tepat di samping kanannya dengan erat. Gadis kecil itu belum pernah naik pesawat sekali pun. Jadi wajar saja kalau gadis itu ketakutan saat harus naik pesawat untuk yang pertama kalinya.Dan sekarang gadis kecil itu sedang tertidur pulas di gendong Ardiansyah."Yang jemput kita supir rumah atau supir kantor?" tanya Ardiansyah pada Selly yang berdiri tepat di sebelah kirinya."Dua-duanya. Jadi akan dua mobil yang akan menjemput kita," jawab Selly.Ardiansyah pun mengangguk pelan setelah mendengar jawaban Selly. Dua mobil. Mobil pertama akan dinaiki oleh dirinya, Selly, Felysia, dan Nindy. Mobil kedua akan dinaiki oleh Arta, Prata, dan Reza.Tidak lama kemudian ada d

  • Sayap Felysia    Bandara

    Hari keberangkatan Ardiansyah ke Singapura. Pesawatnya akan berangkat jam 10.00. Dan sekarang sudah jam 09.30.Ardiansyah tidak tau, kapan lagi ia akan ada kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Kenangannya di negeri ini sangatlah banyak. Membuatnya tersiksa oleh kerinduan jika tidak cepat-cepat pulang ke negeri ini.Pekerjaannya yang banyak membuatnya sangat susah untuk mempunyai waktu luang. Tetapi karena pekerjaannya yang banyak itulah, ia bisa mengalihkan pikiran sejenak dari semua sahabatnya yang ada di Indonesia.Rasanya baru kemarin ia sampai di Indonesia. Tetapi sekarang sudah harus kembali lagi ke Singapura. Sungguh, ia ingin menikmati waktu bersama sahabat-sahabatnya lebih lama lagi."Apakah Anda akan baik-baik saja setelah ini semua?" tanya Selly sambil memberikan sebuah kaleng minuman bersoda ke Ardiansyah."Apa maksud kamu?" tanya balik Ardiansyah sambil mengambil minuman yang disodorkan oleh Selly."Semua kenangan Anda di

  • Sayap Felysia    Ajakan

    Malam yang sangat dingin. Arta, Prata, dan Reza sedang bermain kartu di bawah langit malam. Dengan beralaskan tikar dan ditemani makanan ringan, mereka membuat malam yang sepi ini menjadi malam yang sangat ramai.Walau terasa sangat ramai. Tetapi tetap saja mereka merasa ada yang kurang. Bukan makanan maupun minuman. Tetapi orangnya. Ada satu orang yang tidak hadir di malam ini dan malam-malam sebelumnya.Orang itu sudah tidak pernah muncul lima tahun belakangan ini. Membuat mereka merasakan kesepian. Karena tanpa orang itu, tidak ada lagi makanan-makanan yang enak. Cuma masakan orang itu yang bisa memuaskan perut mereka. Cuma kehadiran orang itu yang bisa memenuhi lubang di hati mereka.Permainan terhenti, saat ada sebuah motor sport berhenti tepat di dekat mereka. Pengemudi itu menggunakan helm, jadi mereka tidak bisa melihat wajah sang pengemudi motor tersebut.Pengemudi itu mematikan motornya. Dan berjalan ke arah mereka dengan sebuah kantong plastik

  • Sayap Felysia    Bertemu sahabat lama

    Pagi ini, Triana sedang mengawasi Vitra dan Citra yang sedang berlatih di kolam renang. Kali ini mereka berlatih menggunakan kolam renang umum. Karena kolam renang di rumah Triana sedang dibersihkan.Triana mengawasi kedua muridnya itu dari pinggir lapangan. Ia tersenyum kecil, saat sadar bahwa kedua muridnya itu sudah sangat berkembang dibanding saat pertama kali ia melatih mereka.Gerakan renang kedua muridnya itu sudah hampir mirip dengan gerakan ibu mereka. Jadi Triana yakin, kalau kedua muridnya itu akan baik-baik saja di masa depan. Karena level mereka sudah jauh di atasnya.Dari dua muridnya itu, ia sangat mengandalkan Citra. Karena Citra bisa sangat rileks dan fokus saat sudah ada di dalam air. Sedangkan Vitra masih sering kehilangan konsentrasi saat berenang. Itu adalah satu-satunya kekurangan Vitra.Triana menyodorkan dua botol air mineral, saat dua muridnya itu sudah sampai ujung. Muridnya itu sudah berlatih sangat keras hari ini. Jadi su

  • Sayap Felysia    Pertemuan dengan Tuan Putri

    Bel pulang sekolah berbunyi. Sontak semua murid yang ada di kelas langsung berteriak bahagia. Karena akhirnya mereka bisa lepas dari pelajaran-pelajaran yang membuat kepala mereka pusing.Seorang perempuan cantik keluar dari kelas VIII dengan sebuah senyuman di pipi manisnya. Perempuan itu adalah Nindy Carolina. Seorang siswi yang paling pintar di SMP Pelita.Bukan cuma kepintarannya saja yang membuatnya terkenal. Tetapi kecantikannya juga. Perempuan dengan para cantik itu sudah menolak banyak pria dengan alasan ingin fokus belajar. Dan saking banyaknya pria yang sudah ia tolak, ia bahkan sampai tidak bisa menyebutkannya satu per satu.Nindy berjalan ke arah luar bersama teman-temannya. Saat baru saja sampai di luar gerbang. Ia melihat banyak perempuan dari sekolahnya berkumpul di satu titik. Seakan sedang mengamati sesuatu."Itu ada apa?" tanya Nindy pada salah satu temannya."Katanya sih ada cowok ganteng banget di depan. Kayaknya lagi nung

  • Sayap Felysia    Time skip

    5 tahun setelahnya. Brian sudah menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Bisa dibilang, sekarang Brian selalu bisa membeli apa yang diinginkannya dengan mudah. Bahkan uang yang ada di tabungannya sekarang sudah tidak bisa ia habiskan dalam kurun waktu 1 Minggu. Saking banyaknya, ia sampai tidak tau lagi mau diapakan semua uang yang ada di tabungannya. Oh, iya. Sekarang ia sudah punya anak. Hikari Aurora Xenovia. Hikari adalah nama yang disarankan oleh Ardiansyah. Sedangkan Aurora adalah nama yang disarankan oleh Laura. Dan Xenovia adalah nama yang disarankan oleh Brian. Brian benar-benar menamai anaknya menggunakan nama yang disarankan oleh sahabatnya itu. Karena baginya, nama Hikari itu adalah keinginan sahabatnya sebelum sahabatnya itu dikabarkan meninggal karena sebuah tembakan. Jadi Brian dengan suka rela mengabulkan keinginan terakhir sahabatnya itu. Hari ini adalah hari y

DMCA.com Protection Status