Semua Bab Kunikmati Suami Mendua: Bab 1 - Bab 10

44 Bab

Bab 1 Kebohongan Yang Mulai Terkuak

"Mas, bagaimana kalau Adek kerja lagi mas. Soalnya bosan hanya berdiam diri di rumah?"     "Memangnya adek kekurangan uang belanja? Mas pikir lima juta setiap bulan cukup untuk kebutuhan kita. Untuk apalagi kamu bekerja? Bisa-bisa nanti harga diri Mas jatuh, karena dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga."     "Iya mas Aku juga tahu uang segitu cukup untuk kebutuhan kita. Ya sudah kalau tidak boleh. Aku tidak usah kerja lagi deh. Tapi kalau bisa tolong tambahin setoran ke Adek dong Mas"     "Apaaa? Nambah setoran ke kamu? Makanya kamu harus lebih pintar lagilah mengelolah uang. Lima juta itu gede lo Vin. Bisa bangrut perusahaan kalau kamu tidak pinter kelola keuangan."     Terpaksalah Aku mengalah, soalnya kalau tidak, akan panjang ayatnya. Ku akui uang segitu cukup buat kebutuhan kami. Tepatnya pas-pasan. Bukan tidak bersyukur, tapi p
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-13
Baca selengkapnya

Bab 2 Memulai Aksi

Ke Bali?? Menjenguk saudara sakit?? Memangnya siapa yang sakit Mas?? Pintar kali kau ini Mas Mas. Berbohonglah untuk sementara ini ..Wkwkwk.. Aku tersenyum-senyum. Aku punya rencana buatmu Gavin. ***       Menjelang maghrib, ponselku berbunyi. Mas Gavin ternyata. Dengan cepat ku geser warna hijau di layar ponselku.     "Halo sayang. Maafkan Mas ya Dek. Tadi Mas lupa memberitahumu bahwa perusahaan mengharuskan Mas keluar kota hari ini juga. Nggak lama kok Dek cuman tiga hari. Nggak apa-apakan? Mas bener-bener minta maaf lho."     "Lhoo kok Mas nggak bilang-bilang ke Adek sih Mas. Trus kalau langsung pergi kan perlengkapan mas gimana?" Ujarku seolah-olah tidak tahu apa-apa.     "Ya Adek nggak usah khawatir. Mas beli ajah sendiri. Seberapa juga cuma tiga hari sayang"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-13
Baca selengkapnya

Bab 3 Proses Penyelidikan

Haaaaaaaaa.......mataku melotot tidak percaya. Beginikah tingkahmu Gavin? Geramku. Dadaku naik turun dibuat olehnya. Awass kau... Ku kepalkan tangan dan berusaha mengatur pernafasan.Rasa jijik menyeruak menyaksikan adegan demi adegan dalam durasi yang pemerannya adalah si Gavin dan wanita tak punya harga diri itu. Tau nggak apa yang kulihat? Tiada lain vidio b*ue film yang pemerannya adalah suamiku sendiri. Terlihat mereka ber ah-uh ria tanpa rasa malu. Entah mereka sengaja merekamnya atau wanita itu yang di manfaatkan oleh Mas Gavin aku tidak tahu. Sebenarnya aku malas melihat adegan panas mereka. Tapi tak apalah. Ku coba mencari informasi lain. Maka terlihatlah chat-chat mereka yang semakin membuatku ingin tergelak.     "Apa Vina nggak curiga sama kamu Mas?"     "Apanya yang curiga. Bukankah sudah kubilang ke kamu sayang, Vina itu jiwanya jiwa pembant
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-13
Baca selengkapnya

Bab 4 Si Pelakor Kena Tipu

Bab 4 Si Pelakor Kena TipuBaiklah. Sepertinya Aku harus memulai aksiku. Sebelum mereka melangkah lebih jauh. Eh tepatnya sebelum uang Mas Gavin mengalir terlalu deras ke wanita tak punya malu tersebut.  Melalui ponsel Mas Gavin, ku berhasil mendapatkan nomor perempuan itu. Sengaja Aku membeli kartu baru untuk, untuk melancarkan aksiku. Dengan santai ku hubungi nomor perempuan itu.          "Hallooooo..!"         "Ya halloo. Dari siapa ya?"         
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-14
Baca selengkapnya

Bab 5 Setoran Awal Alwa

"Aaapaa maksudmu sebenarnya? Siapa kau? Jangan cari gara-gara denganku."     Rona kemarahan membuat rupa wajahnya menjadi sedikit lebih lucu menurutku. Entah apa kini yang ada dalam benaknya. Sedangkan Aku, ku rasa tak perlu membuang-buang emosi untuk menghadapi makhluk seperti perempuan ini. Dengan santai dan tetap tersenyum, ku tatap matanya lekat-lekat.     "Siapa yang mencari gara-gara denganmu. Aku hanya heran mendengar kau ngaku-ngaku istrinya si Gavin. Kepedean sekali kau."     "Terus apa hubungannya denganmu? Jangan terlalu ikut campur masalah pribadi kami Karin."     "Sebenarnya, Aku tidak berniat untuk mencampuri urusan asmara kalian. Tapi Aku hanya ingin sedikit menawarkan kerja sama denganmu. Kuharap kau tak menolak tawaranku."     "Kerja sama? Kalau mau menawarka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-14
Baca selengkapnya

Bab 6 Berencana Menikah

Huuuuuh kenapa ya tiba-tiba Mas Gavin jadi sangat sensitif siang ini. Oooh Aku belum mengecek ponsel. Siapa Tahu ada problem dengan si Alwa kesayanganbya, Terkait kerja samaku dengannya tadi siang. Ya aku harus  cepat bertindak, siapa tahu menyangkut diriku.      Kubuka aplikasi chat mereka. Setelah kubuka, ternyata benar dugaanku. Perempuan itu ternyata merengek-rengek minta tambahan jatah pada suamiku. Hehe tapi tak apalah. Yang penting Aku dapat menikmati uangnya.      "Pokoknya Aku tidak mau tahu Mas. Aku mau tambahan dua juta lagi. Uang kemaren sudah habis terpakai buat pengobatan ibuku. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-14
Baca selengkapnya

Bab 7 POV Alwa Lala

Bersyukur sekali rasanya bisa bertemu dengan Mas Gavin ini. Lelaki yang sangat royal kepadaku dan tidak segan-segan menuruti keinginanku. Posisinya bisa mengganti Mas Ferdi di sisi hidupku. Bagaimana tidak Mas Ferdi tahunya kerja, kerja dan kerja saja. Pulang paling-paling sebulan sekali. Itupun paling-paling hanya tiga hari. Untuk ikut dengannya Aku ogah . Siapa sih yang mau deket-deket sama keluarganya yang super duper usil itu. Mentang-mentang orang kaya. Ih jijik. Memang sih, setiap bulan kirimannya selalu datang untukku. Sebenarnya lebih dari cukup. Nominalnya bahkan lebih dari yang kuterima dari Mas Gavin. Memangnya hidup hanya cukup dengan materi?. Tapi bagaimanapun kebutuhanku juga banyak. Rencananya Aku mau membeli rumah lain atas namaku sendiri. Tanpa sepengetahuan Mas Ferdi.   Sebetulnya kalau tidak karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-14
Baca selengkapnya

Bab 8 Perubahan Itu Semakin Nyata

Rasanya sesak sekali ketika Mas Gavin mengataiku hanya menumpang di rumah ini. Terlebih lagi dia mengatakannya kepada wanita selingkuhannya. Menganggapku hanya makan minum saja di rumah ini. Tidak sadarkah ia, rumah ini di dapatkan dari perjuangan bersama-sama. Bahkan terkadang aku tak segan-segan membantu dengan uangku sendiri.     Memang dia tidak tahu, bagaimana susahnya Aku mengatur keuangan yang minim itu. Seandainya dia mau jujur dengan pendapatannya, seandainya dia mengetahui bahwa uang yang dia berikan tidak mencukupi, seandainya saja dia mau meringankan bebanku, dengan membayar cicilan rumah misalnya, mungkin Aku tidak sepusing ini. Tapi sepertinya memang dianya yang tidak mau tahu. Buktinya setiap Aku mencoba membicarakan hal ini, pasti Akulah yang ia salahkan. Aku istri boroslah, tidak pandai mengatur keuanganlah. Lagi-lagi Aku yang salah. Boro-boro mau menambah keuangan. Malah uangnya lebih senang ia berikan kepada seling
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-17
Baca selengkapnya

Bab 9 Hari Libur Anak-anak

Aku memutar otak agar rencanaku tidak bisa tercium oleh Mas Gavin. Karena jika tidak, bisa-bisa Aku yang akan terjebak. Aku memang harus memutar otak. Tidak terasa sudah dua bulan Aku menikmati setoran Alwa. Artinya Aku harus segera bertindak lebih.      Besok adalah hari di mulainya liburan sekolah anak-anak. Aku berencana untuk mengajak mereka untuk liburan di rumah neneknya.       "Mas besok anak-anak mulai memasuki hari libur semester lho mas!"     "Mmmm iya Dek, kalau mereka libur emangnya kenapa?"     "Kira-kira kita bawa mereka liburan kemana ya, Mas?"     "Liburan? Dek, Dek. Kamu kira hidup ini mudah? Cari uang mudah? Terus kamu kira liburan itu harus? Sadar Dek! Sudah dua bulan ini, Mas ini lagi kena masalah soal keuangan  Kamu seharusnya mengerti
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-17
Baca selengkapnya

Bab 10 Mengotori Rumahku

Di rumah Ibuku bisnis online ku terus berlanjut.  Walaupun pikiran kalut, tetapi uang harus tetap mengalir. Aku tidak boleh kalah dari si Gavin congkak tersebut.  Dia tidak tahu kalau uang yang Aku hasilkan terkadang melebihi uang yang dia kasih ke Aku. Sedangkan uangnya sendiri sebagian besar ia habiskan untuk dirinya sendiri. Biarlah dia menganggapku bodoh tidak tahu apa-apa. Memangnya itu penting buat di pikirkan? Tentu saja tidak.      Dari rumah Ibuku Aku terus memantau gerak gerik mereka. Pertama ku coba mengecek penyadap suara di kamar kami. Lalu terdengarlah pembicaraan-pembicaraan mereka.      "Wah itu foto anak-anak ya, Mas. Mereka ganteng dan cantik-cantik. Mereka mirip sama Ayahnya. Beda jauh sama Ibu mereka."      "Iya dong sayang, siapa dulu ayahnya. Apalagi kalau Mas punya anak dari kamu, pasti wajah mereka tambah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status