Home / Romansa / Kunikmati Suami Mendua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kunikmati Suami Mendua: Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

Bab 31 Surprise

Part 31 Surprise        Beberapa bulan berlalu setelah perceraian kami. Tidak ada ku dengar lagi berita Alwa maupun Mas Gavin. Dan memang Akupun tidak mencari tahu kabar mereka. Aku sudah tenang dengan duniaku dan anak-anak.           Tapi terkadang ada rasa rindu kepada Ferdi.  Bukan karena apa-apa. Kadang ada rasa bersalah akan penolakanku padanya dulu. Aku tidak bisa munafik. Hati ini terkadang mengingatnya kembali. Masa-masa kecil yang penuh canda dan tawa. Dan dimana kami di pertemukan kembali lewat pengkhianatan pasangan kami masing-masing. Tapi, ah sudahlah semua itu telah berlalu. Tidak perlu di ingat-ingat lagi.            Mungkin saja sekarang dia sudah bahagia dengan istri barunya. Oh iya, dia sudah menikah atau belum ya? Ih mengapa Aku harus mengingatnya kembali.      ***&nb
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 32 Sosok Mencurigakan

Part 32 Sosok Mencurigakan      Aku penasaran bagaimana bisa orang tuaku mengetahui keberadaanku, sebelum Aku memberitahu mereka. Tapi ternyata Ferdi yang memberi tahu mereka terlebih dahulu. Aku memang sengaja tidak memberitahu mereka dulu. Karena sikap Ibu yang kurang menyukaiku. Aku tidak begitu dekat dengan Ibu.             Dulu setiap kali Aku berkeluh kesah padanya, Aku bukannya mendapatkan solusi, malah omelan dari mulutnya yang kudapatkan. Belakangan Aku tahu, Aku bukanlah anak-kandungnya, melainkan anak dari pernikahan pertama Papa. Ibu kandungku meninggal sewaktu melahirkan Aku ke dunia ini.      Papaku menikah lagi ketika usiaku baru 5 bulan. Aku besar dalam asuhan Ibu sambungku. Selama menikah dengan Papa, mereka tidak di karuniai seorang putra pun sampai saat ini. Maka otomatis Akulah anak satu-satunya.           
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 33 Ancaman Misterius

Part 33 Ancaman Misterius      Karena kehadiran wanita misterius di waktu pernikahan kami, Ferdi mengingatkanku agar lebih berhati-hati. Diapun melarangku untuk mengantar orderan pelanggan secara langsung  seorang diri. Ferdi benar, dulu saja Aku sudah terkena dengan Gavin. Di saat dia pura-pura menjadi pembeli. Jadi saat ini Aku tidak pernah lagi mengirim orderan langsung ke pelanggan. Di semua pengiriman kami menggunakan jasa kurir.          Tidak kusangka, Ferdi sangat jauh berbeda bila di bandingkan dengan Gavin. Sosok Ferdi sangat perhatian dan memperhatikan kebutuhan anak-anakku. Namun dia tetap nenjaga jarak dengan anak-anak gadisku.          Ferdi tidak sungkan-sungkan membantuku memasak, menyapu ataupun mengepel. Apalagi kalau di hari libur, kami akan merencanakan banyak hal. Paling sederhana, kami mengadakan masak bersama. Biasanya kami mengi
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 34 Apakah Aku Sudah Mati?

Bab 34 Apakah Aku Sudah Mati?      Samar samar Aku membuka mataku. Aku di bawa ke dalam mobil entah oleh siapa. Pertama, mataku terbuka, mataku menangkap sosok wanita berkaca mata hitam tadi.           "Beres. Sekarang Bakar mobil itu."          Perintahnya sambil membuka kacamata hitam beserta maskernya sejanak. Aku terkhenyak. Alwa... Perempuan itu? Bukankah beberapa bulan lalu dia terbaring di rumah sakit?           "Tidak mudah rupanya menghadapi perempuan ini!" Seru seorang dari mereka.          "Bukannya susah, tapi kaliannya saja yang kurang becus. Ayo cepat...!"          "Eh tuh wanita itu sadar." Seru laki-laki tadi. Alwa berbalik melihatku sambil menyeringai.        
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 35 Karangan Bunga Untukku Yang Masih Hidup

Bab 35 Karangan Bunga Untukku Yang Masih Hidup     Ku buka mata ini dengan pelan. Belum jelas apa yang ada dalam pandangan mata ini. Hanya abu-abu dan biru yang samar-samar. Tubuhku yang lemah belum mampu untuk ku ajak bangkit. Leherku sakit. Aku baru ingat terakhir Aku berada di hutan dengan pepohonan yang lebat. Lalu dimana lagi Aku sekarang?          Kulihat tangan ini, terbalut dengan lilitan kain lembut. Leher ini rasanya sudah tertutup  perban. Begitu juga dengan kakiku. Darah-darah di tubuh ini sudah tidak ada lagi.  Siapa yang telah membersihkannya? Aku berusaha bangun dari tempat tidurku. Tapi nyeri di sekujur tubuhku tidak memungkinkan lagi. Tulang-belulangku semuanya terasa begitu ngilu.          "Kamu sudah sadar? Syukurlah."          Suara seseorang di sampingku. Dengan penglihatanku yang masih kab
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 36 Pernyataan Kebohongan Alwa

Bab 36 Pernyataan Kebohongan Alwa     Sesampainya di depan rumah, alangkah terkejutnya Aku melihat banyak karangan Bunga bertebaran di depan rumah.           "Turut Berduka Cita Dengan Meninggalnya Vina Alfani Binti Aziz Azam."          Astagafirullahhalazhiim.... Apakah semua orang sudah menganggapku mati???           Aku termangu dengan apa yang kulihat. Karangan-karangan bunga itu berasal dari mana-mana. Dari perusahaan-perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan tempat Ferdi bekerja, maupun Dari staf kerja perusahaan tempatnya sendiri bekerja.          "Ayo, Mbak kenapa harus bengong. Ayo turun. Ini benar-benar rumah Mbak kan? pasti ada sesuatu di sini. Lihatlah karangan-karangan bunga ini begitu banyak."     
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 37 Mengelak Dari Kenyataan

Bab 37 Mengelak Dari KenyataanKalau begitu, sekarang Bukalah maskermu Mbak. Tunjukkan bahwa kau masih hidup."          Suara Alin menggema di ruangan rumahku. Mengejutkan semua orang. Kini semua mata tertuju ke arahku.           Aku membuka maskerku dan.......          Tahulah semua orang di sana siapa diriku sebenarnya. Akulah orang yang disangka  telah mati itu. Semua mata memandang tidak percaya padaku. Mereka berbisik-bisik dengan kata-kata yang tidak bisa ku dengar.            Ferdi menatapku sejenak, mungkin dia mau memastikan  seseorang yang berdiri ini apakah sungguh Vina atau bukan.          
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 38 Telepon Yang Tidak Pernah Kuduga

Bab 38 Telepon Yang Tidak Pernah Kuduga          Semua kejadian berlalu begitu mengejutkan. Alwa telah di amankan oleh aparat keamanan. Tinggal kami menyusul ke sana untuk memberi kesaksian.          "Baiklah, semua masalah telah jelas. Dan saya telah berusaha sebaik mungkin untuk menolong Mbak Vina. Sekarang saya izin pulang dulu. Karena Ibu saya sudah lama menunggu kepulangan saya."          Alin pamit untuk kembali pulang ke rumahnya. Aku menarik tangan Ferdi sebentar. Ku serahkan brosur jumlah biaya kami di rumah sakit waktu itu. Aku berniat membayar semuanya dengan uangku, tapi Ferdi mencegah. Dia mengambil cek dan menuliskan nominal angka yang lebih banyak daripada yang ada di brosur tersebut. Lalu Ferdi mengambil satu buah cek lagi. Dan menulis kembali jumlah nominal uang yang sama. Aku tidak mengerti untuk apa.    &nb
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 39 Aku Ingin Suamiku Kembali

Part 39 Aku Ingin Suamiku Kembali      Hari itu aku terbaring di rumah sakit. Aku menahan sakit yang teramat sangat. aku sangat sial mengapa penyakit ini menggerogotiku. Penyakit kelamin yang baunya sangat menyengat. Ini pasti gara-gara pelangganku yang berasal dari India dulu. Percuma bayaran mahal, tahu-tahunya penyakitan.          Gara-gara diatidak ada yang mau menjengukku. Bahkan Ibu saja terkadang malas untuk sekedar dekat-dekat.           Ketika aku sedang meringis sering menahan kesakitan, aku kedatangan seorang pembezuk yang aku tidak tahu namanya.           Setelah dia menjelaskan, alangkah terkejutnya aku ketika dia mengatakan bahwa dia adalah mantan istrinya Gavin. Kuperhatikan tampangnya dari kepala sampai ujung kaki. Wanita ini elegan, tidak seperti yang Gavin katakan. Selama ini Gavin mengata
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Bab 40 Step Pertama Berhasil

Bab 40 Step Pertama Berhasil     Sore ini aku berniat untuk menjalankan rencana kami. Beberapa orang suruhan Tante Ara telah siap. salah seorang yang ku suruh untuk mengamati keadaan Vina, mengatakan  wanita itu masih ada di kantor.          sebelum terlambat aku mengambil ponsel sebisa mungkin ku buat suara yang berbeda.          "Buuu Aku kecelakaan di jalan Seruni Bu tolooooong. Ini Aku ciyaa."          Aku buat seolah-olah aku sedang menangis dan sedang dalam keadaan bahaya. Aku harap suaraku bisa mengecoh nya.          Dugaanku benar Vina terdengar sangat khawatir. Dalam hati Aku bersyukur, mudah-mudahan niat ini bisa terwujud. Sengaja Aku mengaku sebagai Ciya, yang sedang dalam bahaya di jalan seruni. Karena aku berencana menjalankan rencana di sana. Lokas
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status