Cahaya kamar tidur masih terang begitu Dina memasukinya. Mbok Surti telah memejamkan mata dan badannya tertutup selimut sampai ke leher. Namun, dia tahu pasti kalau Mbok Surti belum tidur. Pasalnya, sandal kamar masih bertengger di kaki pembantu senior itu. “Mbok…. Maaf,” lirih Dina berkata. “Karena aku, Mbok yang harus meladeni Wendy sekarang.” Tidak ada reaksi apa-apa. Dina melanjutkan, “Aku sakit hati Mbok diperlakukan seperti itu. Padahal, Mbok jauh lebih lama berada di sini ketimbang kedatangan Wendy, kan?” Hening lagi. Hanya suara halus mesin pendingin udara yang mengisi ruangan tersebut. “Aku tahu Mbok belum tidur. Itu sandal bulu belum dilepas.” Kaki yang tidak tertutup selimut langsung ditarik ke atas. Setelahnya, dengan cepat selimut tersingkap dan Mbok Surti bangun untuk duduk. “Nona Wendy nggak salah, Nduk.” “Aku lihat sendiri lho, Mbok. Nggak usah disembunyikan, deh. Lagian, cuma ada kita berdua di sini.” “
Last Updated : 2021-09-21 Read more