Pintu kamar nenek terbuka dengan sedikit kasar, aku hanya bisa menatap nyalang tiga manusia dengan raut wajah khawatir terpancar pada wajah. Namun setelahnya netraku kembali bergulir menatap ranjang yang menjadi tempat pertumpuan tubuh nenek yang terbaring tanpa deru napas.Bibi Liana, ibu Lee lebih dulu mendekat ke arahku. Ia merangkak naik di sisi ranjang yang lain, netranya tampak berkaca-kaca hingga satu detik setelahnya cairan kristal pada matanya meluncur dengan derasanya. Bibi Liana meraung dengan tubuh memeluk nenek yang masih saja diam tak bergerak di tempatnya, mendapati hal itu mataku kembali memanas, aku benar-benar tidak siap dengan kehilangan dalam bentuk apapun. Percaya atupun tidak, itu benar-benar menyisakan trauma yang sangat menyesakan dalam dada.Aku membalikan badan saat melihat paman Sam, ayah Lee ikut berbela sungkawa dengan tangan yang menggenggam tangan kiri nenek.Lee yang menjadi satu-satunya manusia yang masih berdiri tegak di sisi yang sam
Last Updated : 2021-07-07 Read more