"Tunggu sebentar, Ma. Jangan asal menuduh. Papa biar telepon Pak RT dan security komplek untuk bantu cari Anes. Tenang, Mama jangan panik," ujar Arya menenangkan Ririn."Tidak usah, Pa. Langsung lapor polisi saja. Papa selalu membela Laili, lihat dia jadi besar kepala. Kali ini Mama tidak akan ampuni. Masuklah kamu di penjara Laili!" "Astaghfirulloh, ada apa ini?" Bu Warty yang baru turun dari ojek, kebingungan melihat Ririn membentak Laili dan akan membawa Laili ke kantor polisi."Lihat tuh, Bu. Menantu kesayangan Ibu bersekongkol dengan penculik, untuk menculik Anes. Hiks ....""Gak mungkin. Laili bagaimana bisa?""Saya lalai, Bu. Maaf, tadi saya ketemu teman, trus hiks ... Hiks ... Trus ... Anes duluan gowes sepedanya. Pas ... Hiks ... Saya susulin, udah ga ada. Bukan salah saya, Bu. Saya tidak menculik Anes. Astaghfirulloh, tolong percaya saya!" Laili mengiba luruh di lantai tanah, ia menangis sesegukan."Sudah, sudah. Ayo, kamu bangun d
Read more