Sepanjang acara makan malam, kedua pasangan orang tua terlibat percakapan seru berbanding terbalik dengan anak-anak mereka. Baik Rayhan, Siti, Arken dan Arya, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Siti yang duduk tepat di samping Rayhan, mendapat tatapan penuh selidik dari Arken. Sedangkan Arya, pria itu hanya diam membisu. Ia tidak heran, mengapa Siti duduk bersebelahan dengan Rayhan, dan juga dirinya sudah lebih dulu patah hati dibandingkan kakaknya, Arken. Arken terus berusaha mendekati Siti namun, Rayhan selalu saja ada di dekat Siti, bersikap seolah-olah seorang bodyguard, yang berusaha menjaga harta yang sangat berharga. Arya terkekeh melihat Arken yang terus berusaha mencari celah agar bisa berbicara dengan Siti. "Mengapa suara tawamu terdengar aneh?" Arken menatap Arya serius. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja, usahamu tidak akan berhasil." Arken menatap tajam sang adik. "Maksudmu?"
Baca selengkapnya