"Maka, berjanjilah bersama," perintah sang pemimpin pernikahan. Jonathan memandangku lekat sebelum akhirnya mengangguk. Mungkin, untuk kedua kalinya ia menikah dengan orang yang sama, yang tak dicinta, berat baginya. Kukatupkan bibir rapat, sebeluk akhirnya jemari kekar itu menggenggamku erat. Sontak, aku tergagap mengikuti janji yang dipandu oleh sang pastor dari samping. "Aku berjanji, akan mendampinginya dalam sakit dan sehat, dalam duka dan suka, serta selalu membersamai hingga rambut memutih." Sekonyong-konyong, Jean dan Hard bersorak. Mata keduanya tampak berkaca-kaca. Tiba-tiba, lengan kekar Jo telah menyentuh pipiku lembut. Aku baru sadar, bukankah biasanya mereka yang menikah akan langsung berciuman setelah janji suci? Kukedip-kedipkan mata berulang saat tatapan kami saling mengunci. Aku berdeham, lantas memberanikan diri untuk sekadar buka suara meski tergagap. "K-kau t
Dernière mise à jour : 2021-07-29 Read More