"Brenda? Kenapa kau kemari?" Matanya ... terpancar warna kemerahan di balik pekatnya gulita. Ia benar-benar iblis itu. Pantas saja aku tak mendapatinya masuk. Kemungkinan besar, ia dalam wujud yang berbeda saat datang. "Oh, halo, Jean. Kita bertemu lagi! Aku tadi ... anu, cuma mau mastiin kalo itu kau dan Jonathan." "Ah, iya. Ini kami. Lalu kau mau apa?" tanya Jean yang melipat tangan di dada. Ia tampak terganggu. "Bisa kita berbincang sebentar?" Iblis itu menoleh ke belakang sebentar, kulihat tak ada respon dari Jonathan. "By the way, aku lagi sibuk. Maksudku, Jonathan menungguku. Kau tau betul, 'kan, apa maksudku?" "Ah, iya benar. Tapi, kupikir ini lebih penting!" "Kau bisa tinggalkan nomor telepon, Brenda, biar kuhubungi setelah urusanku selesai, oke?" Ia mencoba memberi jalan ke luar dan mengulurkan ponsel ke
Last Updated : 2021-06-20 Read more