Beranda / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Taruhan Cinta CEO: Bab 131 - Bab 140

207 Bab

Bab 130. Ruang UGD

Sisil pergi ke taman yang sepi untuk meluapkan rasa sakit di hatinya. Ia menangis tersedu-sedu seorang diri. Hanya Andin teman curhatnya selama ini, hanya dia yang mengerti dirinya. Sisil pun mengambil ponselnya yang ada di dalam tas."Din ...." Sisil tidak bisa berkata-kata lagi. Ia langsung menangis saat Andin menjawab panggilan teleponnya."Sil, lo kenapa?" tanya Andin yang panik saat mendengarkan suara tangis Sisil pecah."Gue sama Al cerai," jawabnya pelan. Lalu, kembali menangis."Sil, lo di mana sekarang? Kirim lokasi lo sekarang! Jangan ke mana-mana sebelum Nabil ke situ!""Iya," jawab Sisil, lalu mengirimkan lokasinya saat ini kepada sang sahabat yang sekaligus adik iparnya.Air matanya masih saja menggenang walau sudah berulang kali diusapnya. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya berulang. Begitu seterusnya yang ia lakukan untuk menahan tangis sampai Nabil datang menjemputnya.Entah apa yang harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-24
Baca selengkapnya

Bab 131. Kekuatan Cinta

"Sayang, bangun lah! Jangan menyalahkan diri sendiri." Bunda Anin membantu menantunya untuk bangun, kemudian ia memeluk Sisil dengan erat dengan berlinang air mata. "Kita doakan Al, semoga dia bisa melewati semua ini!""Nak, apa Ayah boleh tahu kenapa kamu ingin cerai?" tanya Ayah Rey pada menantunya, "Maksud Ayah kenapa kamu berubah pikiran? Bukannya kalian sudah sepakat untuk rujuk."Sisil melepas pelukannya pada sang bunda. ia tidak menjawab pertanyaan Ayah Rey, tapi malah menunjukkan video panas Aldin kepada mertuanya."Tolong maafkan Aldin, Nak." Ayah Rey memeluk menantunya, "Tolong maafkan dia!" ucap Ayah Rey sambil menitikkan air mata.Sang bunda merasa heran dengan suaminya, ia penasaran dengan apa yang dilihat sang suami, kenapa suaminya itu sampai menitikkan air mata."Iya, Ayah. Aku akan memaafkan Al," jawab Sisil, "Maafkan aku udah membuat Al seperti ini!""Ini semua bukan salah kamu, Nak," kata Ayah Rey sambil mengusap-usap pung
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-24
Baca selengkapnya

Bab 132. Sisil Berbohong

Kini Aldin sudah berada di ruang ICU. Sisil dan keluarga sang suami menunggu di ruang tunggu khusus pasien ruang ICU.Rudi masuk ke dalam ruang tunggu pasien. Ia menghampiri Sisil dan orang tua serta saudara kandung bos-nya."Permisi Nyonya," sapa Rudi dengan sopan, "Bos Aldin sudah bisa dikunjungi, tapi hanya satu orang yang boleh masuk," jelasnya sambil melirik Sisil."Nak, kamu saja yang masuk!" titah Bunda Anin kepada sang menantu yang duduk di sampingnya, "Dia lebih membutuhkan kamu."Sisil menoleh kepada Ayah Rey dan Andin, mereka menganggukkan kepala, pertanda ia setuju dengan ucapan sang bunda."Yang kuat ya, Sayang." Bunda Anin meraih tangan menantunya, lalu mengusap-usapnya dengan kuat. "Jangan tunjukkan kesedihan kamu!""Iya, Bun," jawab Sisil.Sisil mengikuti Rudi yang keluar lebih dulu dari ruangan itu. Mereka berjalan beriringan menuju ruang ICU."Semangat, Sil!" seru Rudi sebelum istri bos-nya masuk ke dalam ruan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-24
Baca selengkapnya

Bab 133. Sisil Hamil

Rudi segera membopong Sisil dan membawanya ke UGD. 'Sil, lo kenapa sih?' batin Rudi sambil terus melangkah membawa Sisil.Ayah Rey yang kebetulan keluar dari ruang tunggu itu kembali masuk ke dalam ruangan untuk mengabari istrinya kalau ia melihat Rudi membopong menantunya."Bun, ayo kita keluar!" Ayah Rey mengajak sang istri untuk keluar dari ruangan itu. "Ayah melihat Rudi membopong Sisil, ia sangat buru-buru, sepertinya terjadi sesuatu dengan menantu kita."Andin dan bundanya langsung bangun dan berdiri. "Sisil kenapa, Yah?" tanya Andin. Ia sangat khawatir dengan keadaan kakak iparnya itu."Ayah juga tidak tahu," jawab Ayah Rey, "Ayo kita ke sana!" Mereka segera keluar dari ruang tunggu itu. Andin dan Bunda Anin berjalan tergesa mengikuti Ayah Rey."Dibawa ke mana, Yah?" tanya Bunda Anin sambil berjalan cepat mengimbangi langkah suaminya."Yang pasti ke UGD, Bun," sahut Andin yang berjalan di samping sang bunda."Ya Tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-24
Baca selengkapnya

Bab 134. Harapan Baru

"Sayang, kamu sudah sadar, Nak?” Bunda Anin mendekati Sisil yang sudah membuka matanya. “Kamu masih pusing?” tanya sang bunda saat menantunya memegangi pelipisnya.“Bunda, kok aku di sini?” tanya Sisil sambil mengedarkan pandangannya, melihat ke sekeliling ruang perawatan yang terlihat seperti kamar hotel berbintang. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi padanya.Kini Sisil sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Ia akan dirawat inap untuk beberapa hari ke depan sampai kondisinya membaik.“Kamu istirahat di sini dulu ya, sampai kamu membaik,” jawab sang bunda sambil mengelus tangan menantunya.“Memangnya aku kenapa? Aku sehat kok, Bun,” kata Sisil.Ia merasa baik-baik saja, hanya sedikit pusing karena sejak pagi belum makan apa pun. Sisil belum tahu kalau di dalam perutnya ada benih cintanya bersama sang suami.“Kamu memang baik-baik aja, Sayang,” sahut sang bunda sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-25
Baca selengkapnya

Bab 135. Ancaman Sisil

Seminggu sudah Sisil dirawat inap di rumah sakit yang sama dengan tempat suaminya dirawat. Namun, laki-laki yang dicintainya itu belum juga sadarkan diri, walau sudah melewati masa kritisnya.Aldin masih berada di ruang ICU dengan alat-alat medis yang masih menempel di tubuhnya. Kecelakaan kedua membuat laki-laki itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit.Hari ini Sisil sudah diperbolehkan pulang dan bisa menjenguk suaminya kembali. Setelah seminggu ia tidak bisa menemui sang suami karena kondisi kandungannya yang lemah. Dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kesehatannya kalau wanita hamil itu terus-menerus menangis setelah melihat konsisi suaminya.Sisil masuk dengan lengkungan indah di wajahnya. Wanita hamil itu masuk ke ruangan ICU membawa harapan baru. Ia yakin kalau suaminya akan baik-baik saja."Apa kabar calon Papi?" sapa Sisil pada laki-laki yang sedang memejamkan mata itu. "Maaf, beberapa hari ini aku nggak bisa menemuimu karena De
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-26
Baca selengkapnya

Bab 136. Aldin Sadar

Andin mendatangi sang dokter yang berdiri di depan pintu ruangan ICU. "A-ada apa dengan saudara saya, Dok?" tanya Andin sambil meremas jemarinya. Ia begitu gugup dan waswas dengan berita yang akan disampaikan seorang laki-laki yang memakai jas putih yang berprofesi sebagai seorang Dokter."Apa anda keluarga dari Tuan Aldin?" tanya sang dokter kepada wanita yang memakai kaus berwarna hijau botol.Andin mengangguk pelan. "Iya, Dok. Saya adiknya," jawab Andin dengan suara yang bergetar menahan tangis."Silakan ikut ke ruangan saya!" titah Dokter yang menangani abangnya.Sang Dokter pun berjalan menuju ruangannya. Andin mengikuti Dokter paruh baya itu dengan langkah yang cepat mengimbangi sang dokter.Doa terus ia lafalkan dalam hati di sepanjang jalan menuju ruangan Dokter. Ia berharap sang dokter memberinya kabar baik. Berharap ada keajaiban yang menyertai abangnya.Dokter yang usianya kira-kira empat puluh tahun itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-26
Baca selengkapnya

Bab 137. Tidur Untuk Selamanya

Setelah satu bulan Aldin sadar, ia masih belum banyak berbicara karena kondisinya masih sangat lemah. Laki-laki yang masih terbaring itu bisa mendengar ucapan Sisil dan yang lainnya tapi hanya bisa merespons dengan kedipan mata.Ditubuhnya sudah tidak ada lagi alat-alat medis seperti saat masih di ruang ICU. Hanya alat bantu pernapasan dan jarum infus yang menancap di lengannya.Sejak Aldin pindah ke ruang perawatan, Sisil tidak pernah meninggalkan suaminya, ia mengundurkan diri dari Perusahaan Gilang supaya lebih fokus dengan kesembuhan suaminya."Al, kamu mau minum?" tanya Sisil pada suaminya."Nggak," jawab Aldin pelan, suaranya tidak jelas kalau Sisil tidak melihat gerakan bibirnya."Kamu nggak usah ngomong dulu ya, nanti kamu sesak. Cukup geleng, sama kedipin mata ya!" titah Sisil sembari tersenyum. "Sekarang kamu istirahat ya! Aku mau ngomong sama Bunda dulu."Sisil mengayunkan langkah mendekati mertuanya yang sedang duduk di sofa. Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-27
Baca selengkapnya

Bab 138. Dua Kebahagiaan

Aldin terbangun setelah beberapa jam tertidur. Ia membuka mata karena mendengar suara istrinya.Dan benar saja ketika ia membuka mata, wajah cantik sang istri dengan dihiasi senyuman manis yang pertama kali ia lihat.Wanita hamil itu duduk di kursi yang ada di samping ranjangnya. Sementara Bunda Anin dan Ayah Rey sedang keluar setelah Sisil kembali dari rumah Andin.‘Kenapa aku masih hidup?’ gumam Aldin dalam hati sambil mengedarkan pandangannya. ‘Apa aku dibiarkan terus hidup hanya untuk menyaksikan istriku menikah lagi dengan sahabatnya? Apa ini balasan untuk aku karena terlalu sering menyakitinya,’ ucap Aldin dalam hatinya.“Al!” panggil Sisil sambil menciumi tangan suaminya, “Cepat sembuh ya! Aku punya kejutan untukmu,” ucap Sisil sambil tersenyum.Melihat perkembangan kesehatan suaminya yang sudah ada kemajuan, membuat Sisil sangat bahagia. Ia ingin secepatnya bisa melihat Papi calon anaknya seha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-28
Baca selengkapnya

Bab 139. Akad Nikah

Hari berlalu dengan begitu cepat. Kini Aldin sudah bisa berbicara seperti biasa. Ia juga sudah bisa ke kamar mandi sendiri. Tapi, belum diperbolehkan pulang karena masih terlihat sangat lemah.Sisil jarang sekali menemaninya, ia begitu sibuk menyiapkan pesta pernikahan. Wanita hamil itu hanya sesekali menjenguk suaminya.Hari ini adalah hari pernikahan itu, Sisil sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya di rumah sakit."Al, Bunda sama Ayah harus berada dalam acara pernikahan itu. Jadi, kami nggak bisa menemani kamu. Tapi, Bunda sudah minta tolong sama Rudi untuk menemanimu selama kami tidak ada," kata sang bunda."Atau kamu mau hadir di pesta itu?" tanya sang ayah kepada putranya.Aldin menggeleng. "Aku di sini saja," jawabnya."Baiklah. Ayah dan Bunda pulang dulu ya." Ayah Rey dan Bunda Anin pergi meninggalkan Aldin berdua dengan Rudi."Al, lo udah benar-benar sehat 'kan?" tanya Rudi pada sahabatnya yang sudah lebih dari dua bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status