Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 821 - Chapter 830

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 821 - Chapter 830

1073 Chapters

S2. 211 Si Wanita Angkuh

Sylvia sudah merapikan dirinya pagi ini. Pertengkarannnya dengan Enrique semalam benar-benar membuatnya tidak nyaman. Bukan karena ia mencintai Enrique, tapi ia harus segera mengambil langkah berikut menyelamatkan keadaan ekonominya.Baru saja ia mengomel dengan petugas resepsionis lantaran tidak bisa mendapat pengembalian dana. Sylvia memang sudah membayar lunas biaya menginap selama seminggu di kamar president suite. Awalnya ia menyewa kamar itu untuk bisa melewatkan waktu bersama Enrique dengan intim. Namun keadaan lelaki itu yang sudah bangkrut itu membuatnya muak.Tak ada pilihan lain, ia pun memutuskan untuk menjemput putranya Denise dari perkemahan. Tentu saja Sylvia tak ingin biaya semakin membengkak dengan anaknya berada di perkemahan.Sebenarnya biaya perkemahan musim panas Denise belum dibayar sepenuhnya oleh ibunya. Baru tiga puluh persen yang sudah dibayarkan dan tiga hari lagi batas akhir untuk pelunasan. Jika ia tidak melunasi, maka Denise tidak dapat mengikuti perkemah
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

S2.212 Jack

Tori yang ketinggalan berita pun meninggalkan distrik C sambil terus mengomel. Ia tak pernah dipermalukan seperti ini.Tak perlu menunggu lama lagi, Tori pun segera pergi dari distrik C dan menaiki kereta untuk kembali. Tak henti-hentinya perempuan ini mengomel sepanjang perjalanan. Bahkan apapun yang membuatnya merasa tidak nyaman langsung mendapat amarah darinya.“Aku harus segera menemui putraku yang sekarang tinggal di keluarga Lloyd. Kau tentu tak akan bisa menyalahkan aku kan Tuan Muda ha ha ha,” gumam Tori kemudian melangkah menuju apartemennya.Tori yang kesal dan menyimpan rencana untuk putranya pun melangkah dengan penuh percaya diri. Ia sudah menemukan alasan untuk menemui Ian. Namun saat ia tiba di depan pintu unitnya, ia dikejutkan oleh pemandangan yang tak biasa.“Kau, Jack?” sapa Tori sambil menutup mulutnya.Tori mendapati kekasihnya Jack sedang duduk di lantai dengan satu kaki yang ditekuk, sementara yang lain lurus. Salah satu tangannya diletakkan di atas lutut, dan
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

S2. 213 Karma Denise

“Tuan, memangnya kenapa aku dipanggil? Aku tak melakukan apa-apa?” tanya Denise begitu mendapatkan panggilan dari Tuan Jims.Denise yang dikenal sebagai anak nakal tentu saja curiga dengan Tuan Jims yang memanggilnya. Ia menganggap kalau dipanggil Tuan Jims pasti berhubungan dengan hukuman. Namun semenjak kepergian Ian dan Tuan Ramos kemarin, ia sama sekali tidak melakukan hal apapun yang melanggar peraturan.“Aku tidak melakukan apa-apa Tuan,” kata Denise mengulangi.Tuan Jims pun tersenyum, “Kau dipanggil bukan kearena membuat kesalahan, sejak kemarin tak ada laporan apapun mengenai kenakalanmu.”Denise membulatkan matanya, “Lalu kenapa aku dipanggil?”“Ibumu datang dan akan menjemputmu,” kata Tuan Jims sambil memimpin jalan.Mendengar jawaban Tuan Jims, Denise pun mengerutkan dahi, ingin rasanya ia menanyakan lebih lanjut pada Tuan Jims, tapi tampaknyua pria itu tak mempedulikan keheranannya. Denise pun akhirnya melanjutkan perjalanan mengitkuti Tuan Jims menuju ruangan Tuan Woody.
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

S2. 214 Ibu Buruk

Dengan langkah gontai, Denise pun melangkah keluar ruangan Tuan Woody. Ia didampingi oleh Tuan Jims yang akan membantu membereskan perlengkapannya. Sementara Sylvia baru saja berdiri dengan tangan dilipat di depan dada begitu pintu terbuka.“Bagaimana, dia mau pulang kan?” tanya Sylvia terlihat angkuh.Saat itu Denise hanya menunduk dan mengusap kedua matanya dengan punggung tangan. Anak itu masih berat untuk meninggalkan kegiatan yang disukainya kali ini.“Ibu … apa ibu yakin memintaku untuk pergi dari sini?” tanya Denise sambil terus cemberut.“Huh, ternyata dia tidak bisa mengatasi anak ini,” gumam Sylvia kesal.Wanita ini pun langsung menarik tangan anaknya dan juga telinga Denise. Anak kecil itu mengaduh kesakitan karena telinganya ditarik ke atas oleh Sylvia.“Ibu sudah Bu sakit,” teriak Denise.“Ibu sudah bilang! Jangan membuat masalah. Kita harus pulang sekarang juga!” bentak Sylvia.Tuan Jims yang melihat pun mencoba untuk menghalangi, tapi ternyata Sylvia malah ikut membenta
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

S2.215 Pamitan

Dengan berat hati, Denise pun mengemas barang bawaannya ke dalam koper. Lalu ia pelan-pelan memperhatikan seisi kamar di perkemahan. Berat rasanya untuk Denise meninggalkan kamar ini.Ia sangat menyukai perkemahan musim panas kali ini.Tak henti-hentinya anak kecil itu menangis sambil sesekali melirik ke arah ibunya yang menunggu di depan pintu sambil menggerakkan kakinya. Sylvia memang terlihat tidak sabar untuk menunggu anaknya.“Sepertinya percuma, Ibu tak akan peduli dengan keinginanku,” pikir Denise sambil melirik ke arah pintu.Ia pun akhirnya melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar dan mengikuti ibunya. Denise hanya diam dan menunduk mengikuti ibunya.Sesekali ia melirik ke arah jendela dan mendapatkan teman-temannya tampak bersanda gurau, dan ia pun semakin menangis. Cepat-cepat Denise mengusap air matanya karena tidak ingin terlihat oleh ibunya.Namun tanpa disadari olehnya kedua teman karibnya justru melihat ke arah Denise yang sekarang sedang berjalan membawa koper. Saat
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

S2.216 Denis Dibully

Denise menoleh ke belakang sejenak, dan ia menghembuskan napas panjang. Punggung dari kedua temannya sudah tak terlihat lagi. Sepertinya mereka sudah berbelok menjauh dan kembali menuju area bermain seperti sebelumnya.Denise ingin kembali dan bermain bersama dengan mereka, tapi mengingat apa yang dilakukan oleh Sylvia terhadapnya beberapa waktu lalu membuatnya berpikir ulang.“Tidak … aku tidak boleh pergi menyusul mereka, aku tak mau membuat ibu marah,” Denise bicara sendiri dan menyeret kopernya menuyusul ibunya.Namun tiba-tiba dua orang anak lelaki keluar dan menghadangnya. Denise tak begitu mengenal dua anak lelaki yang menghadangnya, bahkan nama pun masih sering tertukar.Yang diingat Denise hanyalah mereka memiliki fisik yang ukurannya lebih tinggi dibanding dirinya. Kedua anak itu tampak berdiri berkacak pinggang dan menghalangi jalan Denise untuk menyusul ibunya. Mereka adalah Kevin dan Billy. Kedua anak ini memang tak akrab dengan Denise, dan beberapa kali memang bersikap k
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more

S2.217 Tak Peduli

Langkah kaki yang terdengar jelas itu sangat dikenal oleh Denise. Itu adalah suara langkah ibunya. Wanita yang melahirkannya itu memang menggemari sepatu bertumit tinggi.Segera Denise menoleh ke arah wanita itu dan berharap kalau Ibunya akan memberi pertolongan padanya.“Ibu, tolong bantu aku,” pinta Denise sambil menunjukkan wajah yang memelas.Sylvia melirik sejenak ke arah dua anak yang ada di sekitar putranya. Kedua anak lelaki itu mendadak pucat dan menunduk, tak ingin bertatapan mata dengan wanita berpakaian minim itu. Namun apa yang terjadi selanjutnya sungguh tidak disangka-sangka.“Denise, kenapa kau masih di sini? Kita akan terlambat! Untuk apa kau berhenti lama-lama di sini?” tanya Sylvia dengan nada tinggi.Sylvia sepertinya tidak menghiraukan perkataan Denise saat itu. Ia langsung menarik tangan putranya tanpa peduli dengan apa yang terjadi pada anaknya.“Ibu, aku tidak bermaksud memperlambat, tapi mereka tiba-tiba datang dan menanyakan kenapa aku pergi. Aku mengatakan k
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

S2.218 Telepon dari Enrique

Enrique duduk di tepi sofa miliknya. Ia sudah tiba di Westcoast Town, beruntung ia masih memiliki penthouse yang pembayarannya sudah lunas, setidaknya di sini ia tidak perlu menjadi gelandangan dan bisa mencari pekerjaan.Ia pun memperhatikan siaran televisi dan melihat berita tentang kehancuran dirinya yang sudah sangat fatal. Ia pun kembali teringat akan Nicko yang telah membuatnya merasakan pengalaman tak menyenangkan ini.Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat apa yang ada dalam memori galerinya. Foto saat bersama Sylvia dan juga membaca berita tentang berita yang sekarang sedang viral.Semenjak Enrique dipecat oleh Nicko ia hanya memikirkan satu hal, yaitu bagaimana caranya agar Nicko bisa merasakan kesusahan yang ia rasakan. Ia ingin Nicko bercerai dengan Josephine yang kecantikannya memang sudah terkenal.Sebetulnya jika dibandingkan dengan Josephine, Sylvia tidak ada apa-apanya. Josephine berusia lebih muda dan tubuhnya terlihat begitu kencang dan langsing. Sylvia memang
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

S2.219 Hadiah

Daisy tak bisa tenang saat berada di Jade Center. Sejak tadi ia berdiri di sana dengan tidak nyaman. Pikirannya terus melayang kemana-mana. Rasa penasaran terhadap apa yang disampaikan Enrique begitu besar. Ia masih memikirkan apa yang dimaksud dengan kejutan besar dari Enrique."Kira-kira hadiah apa ya yang akan diberikan oleh Enrique, apa uang, perhiasan, properti atau mungkin hal lainnya?" tanya Daisy dalam hati.Kemudian ia pun menggeleng kepala memberi peringatan diri sendiri untuk tidak membayangkan hal yang tidak-tidak atau nanti akan kecewa.Daisy memang mata duitan, tiap mendengar kata hadiah, pasti pikirannya sudah kemana-mana. Tentu saja hadiah yang akan diberikan oleh Enrique sangatlah menarik dan berkelas.Terakhir kali ia mendapatkan hadiah dari putrinya Josephine, sebenarnya bukan hadiah, tapi Daisy memintanya dengan tipu muslihat. Daisy mengatakan pada putrinya tentang penderitaan suaminya hingga Jo memberikan kartu atm miliknya dengan maksud yang itu bisa dipakai pen
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more

S2.220 Meminta Bantuan Daisy

Melihat hadiah berkilauan yang diberikan oleh Enrique, Daisy pun berseri-seri. Ia tak berhenti untuk memperhatikan pergelangan tangannya yang kini tampak berkilauan oleh perhiasan barunya. Sementara Enrique hanya tersenyum sengit mengingat rencana yang akan ia lakukan setelah ini.Daisy memang dikenal sebagai wanita tamak dan mata duitan. Yang ada di pikirannya hanya uang, harta dan kemewahan. Ia tak pernah peduli dan berpikir panjang tentang apa yang akan diterima olehnya setelah ini.Dalam penilaian wanita berambut pirang ini yang paling utama dalam memilih menantu adalah uang dan kekuasaan. Namun bukan cuma sekedar uang dan kekuasaan saja, tapi seorang menantu yang baik adalah mereka yang rela menghabiskan uang untuk kesenangannya.Jika hanya soal uang dan kekuasaan, tentunya Nicholas Lloyd adalah sosok yang paling ideal sebagai seorang menantu. Hartanya melimpah, dan siapa yang tak kenal dirinya, ditambah lagi dia banyak melakukan kegiatan amal. Sayangnya Daisy tak mencicipi sedik
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more
PREV
1
...
8182838485
...
108
DMCA.com Protection Status