Share

S2.215 Pamitan

Dengan berat hati, Denise pun mengemas barang bawaannya ke dalam koper. Lalu ia pelan-pelan memperhatikan seisi kamar di perkemahan. Berat rasanya untuk Denise meninggalkan kamar ini.

Ia sangat menyukai perkemahan musim panas kali ini.

Tak henti-hentinya anak kecil itu menangis sambil sesekali melirik ke arah ibunya yang menunggu di depan pintu sambil menggerakkan kakinya. Sylvia memang terlihat tidak sabar untuk menunggu anaknya.

“Sepertinya percuma, Ibu tak akan peduli dengan keinginanku,” pikir Denise sambil melirik ke arah pintu.

Ia pun akhirnya melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar dan mengikuti ibunya. Denise hanya diam dan menunduk mengikuti ibunya.

Sesekali ia melirik ke arah jendela dan mendapatkan teman-temannya tampak bersanda gurau, dan ia pun semakin menangis. Cepat-cepat Denise mengusap air matanya karena tidak ingin terlihat oleh ibunya.

Namun tanpa disadari olehnya kedua teman karibnya justru melihat ke arah Denise yang sekarang sedang berjalan membawa koper. Saat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status