Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 471 - Chapter 480

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 471 - Chapter 480

1073 Chapters

472. Seseorang Dari Masa Lalu

Sara memalingkan muka begitu melihat sosok yang ada di depannya. Kemudian wanita tiga puluh tahunan itu mundur satu langkah di belakang Nicko. “Kau kenal dia?” tanya Nicko sambil sedikit menoleh ke belakang. “Sayangnya iya, aku mengenalnya,” jawab Sara yang masih enggan menoleh pada pria yang ada di hadapannya. “Kau sendiri bagaimana?” tambah Sara sambil berbisik. “Aku pun sama sepertimu.” Pria yang tak sengaka berpapasan dengan merek aberdua itu pun berdiri berkacak pinggang sambil tertawa meremehkan kedua orang itu. “Ha ha aku tak menyangka bertemu dengan dua orang yang hmm,—” Pria di depan mereka berhenti bicara , dan memandang ke arah sepasang manusia yang ada di hadapan mereka. “Maksudku kalian berdua sama-sama orang yang dibuang,” balas pria itu.&n
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more

473. Lebih Rendah Dari Pecundang

“Nicko!” teriak Sara penuh kekhawatiran saat melihat bahu Nicko ditarik oleh lelaki yang tadi menghalanginya. Pemuda berambut cokelat itu memang nyaris kehilangan keseimbangan, tapi ia dengan cepat menapak kaki dan berdiri tegak di tangga. Tak semudah itu untuk membuatnya terjatuh. Nicko pun menoleh dan menatap ke arah Steve Leonard yang berdiri sambil berkacak pinggang. “Siapa yang mengijinkanmu untuk masuk pecundang!” seru Steve melontarkan ejekan. Sebagai seseorang yang memiliki kuasa, tentu saja ia tak mau membiarkan dua orang dari masa lalunya ini lewat begitu saja. Mereka berdua harus menyadari posisi mereka. “Sudah kukatakan aku kemari tidak untuk mencarimu. Jika kau ingin bermain-main denganku, tunggu saja sampai urusanku selesai,” kata Nicko sambil menyenggol tubuh Steve hingga sekarang giliran lelaki itu yang kehilangan keseimbangan.
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

474. Hati-hatilah Semua Akan Berbalik

Nicko hanya memperhatikan layar ponselnya yang sudah retak. Kemudian mencoba untuk memeriksa benda pipih itu sambil memastikan apakah masih berfungsi dengan baik. “Bagaimana Nick, apa ponselmu masih berfungsi?” tanya Sara yang ada di sampingnya. Nicko hanya menggeleng kemudian kembali meratapi ponselnya. Ponsel ini adalah pemberian terakhir dari Tuan Gilbert Windsor, sebulan sebemum pria itu menghembuskan napas terakhirnya. Ponsel yang selalu digunakan oleh Nicko memang bukanlah ponsel yang mahal dan super canggih. Ponselnya memiliki kualitas standar, dan lapisan warnanya sebagian sudah memudar. Ini suatu pemandangan yang sangat aneh, mengingat ia adalah lelaki yang menyukai teknologi informasi. Hal ini sengaja ia lakukan untuk menunjang penyamarannya, dan untuk keperluan teknologi, ia lebih suka menggunakan laptop ataupun min tablet yang ia sembunyikan di balik jaketnya. 
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

475. Rencana Nicko

Sara hanya memperhatikan tubuhnya yang kini basah kuyup. Ia yang tadi berdandan cantik, dan memakai gaunyang anggun berubah seperti apa yang dikatakan oleh Steve, seperti tikus got. Rambutnya yang tadi disisir rapi mendadak lepek. Gaunnya yang tipis membuat Sara harus mendekap tubuhnya sendiri agar tak kedinginan. “Kurang ajar kau Steve!” serunya. “Ha ha itulah balasan yang sudah sepantasnya diterima oleh orang-orang buangan seperti kalian!” teriaknya membuat Sara semakin geram. Wanita bertubuh ramping itu melangkah dan mencoba untuk mendekat ke arah Steve. Namun Nicko mencegahnya dengan menyentuh pundak perempuan itu. “Kau mau kemana?” “Aku harus membuat perhitungan dengannya. Apa kau akan diam saja setelah melihat apa yang mereka lakukan padamu? Ayolah Nick, jangan jadi orang terlalu baik, nanti kau hanya akan diinjak-injak!” ajak
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

476. Rambut Yang Basah

Pria paruh baya itu berjalan dengan tergopoh-gopoh menuju tempat Sara memarkir mobilnya. Pria ini didampingi oleh seorang asisten pribadinya, seorang lelaki yang usianya sedikit lebih muda. Lobi sudah sepi, selang yang tadi digunakan untuk menyemprot Sara dan Nicko sudah dibereskan oleh petugas keamanan. Pemilik kantor hanya melihat ada bercak air pada pelataran meeka, dan ia tak peduli akan hal itu. Nicko yang melihat Tuan Lynch pun melambai dari kejauhan, meminta pria itu datang untuk menemuinya. “Tuan Nicko, ada apa sebenarnya?” tanya Tuan Lynch setelah mengetahui Nicko yang rambutnya tampak berantakan dan masih sedikit basah. Direktur Lynch enterprise itu tahu, rambut Nicko yang basah bukan karena menggunaka pomade yang membuat rambutnya rapi dan berkilau. Nicko hanya tesenyum misterius menjawab pertanyaan Tuan Lynch. “Hmm aku tak yakin kalau aku bisa memban
last updateLast Updated : 2021-12-10
Read more

477. Layakkah Dipercaya?

Bibir Tuan Lynch mendadak kaku mendengarkan apa yang diucapkan oleh Nicko dan Sara. Hal ini sungguh diluar dugaannya, ingin rasanya ia tak mempercayai apa yang didengarnya kali ini. Steve Leonard sudah lama bekerja dengannya, dan selama ini dia selalu menunjukkan perilaku dan ets kerja yang baik. “Steve menyuruh penjaga menyiram mereka? Ini rasanya sulit dipercaya. Steve bukan orang yang tak berpendidikan,” pikir Tuan Lynch. “Apa Anda yakin Nona Wu?” tanya Tuan Lynch. Sara hanya tersenyum sins dan menatap tajam ke arah pria paruh baya itu. Tak akan ia maafkan pemilik Lynch Enterprise ini tak mempercayai ucapannya. “Menurut Anda, apa kami memiliki keuntungan jika berbohong pada Anda? Anda juga bisa menanyakan kebenarannya pada penjaga keamanan atau melihat rekaman cctv di kantor Anda, tak mungkin kan perusahaan sebesar ini tak memiliki cctv?” ba
last updateLast Updated : 2021-12-10
Read more

478. Siapa Yang Bertanggung Jawab

Nicko menghentakka melirik penjaga keamanan yang sekarang memegang kakinya dengan sinis. Dalam hati ia ingin tertawa dan memaki petugas itu, “Sudah kukatakan aku ini tamu pimpinan tertinggimu, tapi kau tak mendengarkanku,” kata Nicko dengan tegas. Petugas keamanan itu hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. “Ma … maafkan saya Tuan, seharusnya saya tidak berbuat seperti tadi, saya benar-benar menyesal Tuan,” kata petugas ini dengan mata yang berkaca-kaca. “Kau memang pantas mendapatkan perlakuan seperti ini!” seru Tuan Lynch yang wajahnya merah padam. Pria berambut tipis ini sangat malu dengan apa yang dialami oleh tamunya. Ia yang mengundang Nicko kemari, dan berharap agar pemuda ini dapat membantunya menyelesaikan masalah yang dialaminya bersama sang istri. Namun ternyata orang yang telah ia nantikan diperlakukan layaknya pengemis di k
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

479. Hadiah Untuk Tuan Lynch

“Sekali lagi saya meminta maaf atas segala insiden yang terjadi pada Anda Tuan Nicko,” kata tuan Lynch saat mengajak Nicko untuk masuk ke dalam ruangannya. Nicko hanya mengangguk, kemudian duduk di sofa kelabu yang memang sudah disediakan. Ruangan kerja Tuan Lynch cukup luas, dan penataannya sederhana. Dominasi warna kelabu dan putih mencerminkan pribadi pemiliknya yang polos dan tak terlalu banyak menuntut. Pemuda berambut cokelat itu melihat ke sekelilingnya, menikmati betapa nyamannya ruangan Tuan Lynch. Sebenarnya mereka berdua memiliki pribadi yang hampir mirip. Keduanya sama-sama tidak banyak menuntut, penyabar, tapi jika sekali dibuat marah, maka akibatnya akan mencjadi bencana. “Ah sudahlah Tuan, siapa yang berbuat tidak baik pasti akan mendapatkan hasil yang kurang baik juga,” kata Nicko. “Kita bisa langsung ke pokok pembicaraan saja,” tambah Nicko.
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

480. Sebuah Permohonan

Tuan Lynch menutup panggilan telepon dan kembali pada Nicko. Kemudian ia pun menghembuskan napas panjang dan mengusap wajahnya. “Maafkan saya Tuan Nicko, saya baru saja menerima telepon,” kata Tuan Lynch dengan sopan. Nicko mengangguk, ia sudah menduga apa yang terjadi. Sempat ia mendengar Tuan Lynch menyebut nama Tuan Brenan, sudah pasti pria itu memberikan pilhan yang sulit. Membuatnya harus memecat Steve jika ingin lanjut bekerja sama dengan Tuan Lloyd. “Apa ada masalah Tuan?” tanya Nicko berpura-pura tak mengerti. Merasa mendapatkan perhatian, pria paruh baya itu pun langsung menggunakan kesempatan ini untuk melobi Nicko yang memiliki kedekatan dengan Tuan Lloyd. Ia berada pada pilihan yang sulit kali ini. Sulit untuk memecat Steve, karena ia memiliki kemampuan yang baik, tapi menolak bekerja sama dengan Lloyd adalah suatu kebodohan dan petaka. “
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

481. Jangan Merayuku

Sementara itu di lobi. Sara langsung menepiskan tangan Steve yang tengah berusaha menarik laptopnya. Perempuan bertubuh ramping ini tahu betul kalau Steve tak akan membiarkan dirinya kalah begitu saja. Sepertinya Steve masih tak terima jika Sara sudah berhasil bangkit dan melupakan dirinya. Baginya setiap wanita yang ditinggalkan olehnya harus meratapi, dan menyesal karena mereka tak lagi bersama. Steve selalu merasa dirinya tampan, hebat dan kaya. Merupakan sosok ideal bagi setiap wanita dan impian orang tua untuk menjadikannya menantu. Namun ia tak pernah tahu kalau anggapan itu justru akan membawa petaka bagi dirinya sendiri. “Hei perempuan sok cantik! Aku bicara kepadamu!” seru Steve sambil mencoba merebut laptop yang ada di pangkuan Sara. Namun lagi-lagi Sara lebih cepat dibandingkan Steve. Ia langsung menutup laptopny, dan meletakkan di belakang tempatnya duduk. Segera perempuan ini
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
108
DMCA.com Protection Status