Semua Bab Melahirkan anak untuk CEO: Bab 61 - Bab 70

346 Bab

61. Rahasia Di Pesawat.

"Alena, kau sudah berjanji memberiku waktu. Bisa kau pegang janjimu, kan?" kata Nitty, sesaat Harry menghilang dari meja makan. Matanya yang berkaca-kaca memohon, seakan Alena adalah Tuhan yang  bisa mengabulkan permintaannya. Gadis itu sangat berharap membuat Alena menjadi serba salah. "Sebenarnya aku ingin membantumu, Nitty. Tapi ....""Harry sangat keras dan akan memaksamu bicara. Tolong, Alena, ini hanya dua bulan. Kasih aku kesempatan sebelum benar-benar menghilang. Jangan katakan padanya aku lah yang meminta padamu," potong Nitty. Dia meremas tangan Alena seakan meminta kekuatan."Akan kuusahakan." Hati Alena menolak, tak mampu dia melakukan hal yang sangat Nitty inginkan. Tapi bagaimana pun dia juga harus membalas kebaikan gadis itu yang rela melepas Harry untuknya. Lagian, Harry dan Alena saling mencintai. Dengan memberi Nitty sedikit ruang tidak akan membuat cinta mereka hilang begitu saja. "Kenapa kau berbohong?"&nb
Baca selengkapnya

62. Mengirim Alena Ke Tempat Jauh.

"Kau berani mengancamku?" Melihat Lukas diperlakukan buruk saja sudah sukses membangkitkan amarah Harry. Lalu Nitty masih dengan berani mengancam dirinya, menyebut-nyebut nama Alena. Sangat tak tahu malu, Nitty tersenyum melihat ekspresi Harry yang lebih mirip dengan hewan buas."Siapa yang bisa mengancam Harry Borisson? Lelaki yang dikenal tak memiliki rasa takut, tentu saja kau akan mengabaikan ancamanku." Nitty mendengus. "Tapi ... bagaimana dengan Alena? Saat dia melihat video yang kusiapkan, aku yakin Alena akan meninggalkanmu, Harry." Tangannya bergerak menuju kerah baju Harry yang langsung ditepis kasar oleh lelaki itu. "Jangan berani kau sentuh aku!" Dingin. Nada itu seakan mengandung es balok keluar dari mulutnya.Kikik tawa Nitty terdengar sekilas dan dia berpindah dari depan Harry. "Tapi mulai sekarang aku akan sering menyentuhmu. Atau mungkin ... kita harus melanjutkan adegan panas di pesa
Baca selengkapnya

63. Video Panas Harry dan Nitty.

Harry mengantar Alena ke kamarnya. Sangat lembut dia meletakkan tubuh istrinya di atas ranjang empuk bilik mereka. Tak lupa Harry menutup tubuh kecil Alena dengan selimut untuk membuatnya hangat. Sebelah kaki yang tadi dipijit pun dinaikkan ke atas bantal agar terasa nyaman. Mata Alena tak pernah lekang dari wajah Harry yang kini juga menatapnya. "Ada apa, hum?" tanya Harry. Nadanya yang lembut lebih nyaman dari semua perlakuan yang Harry tujukan padanya. Malu-malu Alena menggeleng kala Harry ikut berbaring di sisinya. "Ada yang ingin kau bicarakan, Alen?" "Ya. Terima kasih," sahutnya. Tak Alena pungkiri dia sangat bahagia atas perhatian Harry yang langsung tertuju padanya saat mendengar Tiffa berkata kaki Alena sakit. Padahal kaki itu hanya terpelintir kecil, sama sekali tidak terasa sakit. Melihat Nitty terus menggoda Harry lah justru yang lebih menyakitkan baginya. "Bukankah kita suami istri. Kenapa kau berte
Baca selengkapnya

64. Kepercayaan Yang Hancur.

Harry beranjak dari kursinya mengejar Alena. "Alen, jangan dengarkan dia. Aku tidak melakukan seperti yang dia katakan," terangnya, berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Plak!Tapi itu lah yang Harry dapatkan dari Alena. Istrinya itu menampar keras pipi kiri Harry. "Alen," panggil Harry. Matanya yang memohon meminta Alena percaya pada ucapannya. "Aku tidak berbohong.""Tapi aku mempercayai apa yang kulihat, Harry." Alena mengalihkan tatapan pada Nitty yang tersenyum di atas meja. Gadis itu sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah. Nitty tersenyum sinis, matanya tajam menusuk netra Alena. Sungguh sakit Alena rasakan melihat gadis itu masih tetap dengan dada telanjangnya. Menjijikkan. Alena tak kuat menahan diri di sana lebih lama."Alen, ayo kita jelaskan semua ini-""Tidak. Jangan menyentuhku. Kau tetap lah lelaki kotor yang tak akan pernah berubah," potong Alena. Suaranya datar, Alena
Baca selengkapnya

65. Penemuan Bukti

Berhari-hari Alena hanya diam mengurung diri di dalam kamar. Dia tak berminat keluar dari pintu yang selalu dikuncinya dengan rapat. Hanya di saat Harry kembali dan berangkat ke kantor saja lah pintu itu terbuka. Setiap malamnya dia lalui dengan duduk bersandar pada kepala ranjang, atau berbaring membelakangi Harry. Alena seperti mayat hidup yang masih bernapas. Jika Harry mencoba membenarkan tidurnya, Alena akan menepis tangan lelaki itu. Dia tak ingin disentuh bahkan seujung kuku pun. Sekuat apa pun Harry mendekat, Alena terus memaksanya menjauh. Dia tak ingin berbicara dengan Harry dan bahkan tidur pun Alena sangat menjaga jarak agar Harry tak menyentuhnya. Seperti musuh. Alena sungguh tak ingin mendengar sepatah kata dari Harry. "Berbaring lah yang benar. Aku akan tidur di sofa." Harry membawa bantalnya menuju sofa yang berjarak dua meter dari ranjang. Dengan wajah menghadap istrinya dia tidur di sana setiap malam.Tingginya yang melebih
Baca selengkapnya

66. Tinggalkan Harry Sekarang Juga!

Di layar itu Alena bisa melihat Nitty menuntun Harry menuju ranjang, seperti yang dia lihat di video kiriman Nitty. Harry mengeluarkan gumaman tak jelas dari mulutnya. Alena tak menyukainya, sebab gumaman itu seperti Harry sedang menikmati setiap sentuhan dari Nitty. Kemudian dia dibaringkan di atas ranjang. Gadis berambut sebahu itu melucuti pakaian Harry yang hanya diam membalas tatapan Nitty. Sungguh Alena tak senang, sorot mata Harry terlihat sangat bernapsu di sana. Ingin dia mengakhiri lagi tontonan itu, tak kuat hatinya untuk melanjutkan. Apalagi saat Nitty menindih tubuh Harry, itu sangat menyakiti hati Alena. Bagaikan ribuan kuku-kuku tajam menghujam bongkahan jantung yang kian hebat menumbuk dari dalam. Alena mengalihkan matanya ke samping. Dia menutup dua indra penglihat itu berharap air matanya tak pernah keluar. Tak kuasa dia melihat Harry mengerang atas cumbuan Nitty di dada bidangnya. Dada yang sangat dia senangi ketika tidur dalam pelu
Baca selengkapnya

67. Pergi Bawa Kandunganmu!

Kalimat yang diucapkan Amanda bagaikan palu besar yang menghantam dada Alena. Dia tertegun, tak bisa Alena tunjukkan ekspresi apa yang harus dia berikan sekarang. Kata-kata itu terlalu menekannya seperti batu besar yang dijatuhkan dari langit. Alena terkubur, terhimpit oleh sakitnya kenyataan. Bukankah kau sudah tahu akan seperti ini? Lalu kenapa terlalu berat kau rasakan? Apa yang salah, Alena? Apa kau berharap keluarga Harry akan menerimamu? Seperti dilempar ke jurang terdalam, Alena bahkan tak bisa menata hatinya sekarang. "Nona Gomer?" panggil Amanda. Dia melihat Alena dengan tatapan dingin tak bersahabat. "I-iya, Nyonya. Aku mendengarnya." "Jika begitu, katakan berapa yang kau inginkan." Sejak tadi mata Alena sudah berat oleh embun yang menggantung di sana. Ingin sekali dia menangis, meraung, mengeluarkan segala perasaan sakit di dalam dadanya. Andai tak malu dianggap lemah, mungkin dia akan menangis di sini.
Baca selengkapnya

68. Jangan Temui Istriku Diam-diam.

"Anda sudah bertemu Nona Alena, Tuan?"Harry melempar wajahnya ke kanan. Pertanyaan Lukas membingungkan lelaki yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. "Apa maksudmu?" tanya lelaki itu. Membuat Lukas langsung membungkuk sangat dalam."Maaf, Tuan, penjaga di rumah mengatakan, Nona Alena keluar dari satu jam yang lalu. Nona meminta diantar ke sini.""Lalu, di mana dia? Apa kau sudah sangat pikun, Lukas? Kenapa tidak segera mencarinya di bawah?" cecar Harry. Kemudian dia berpikir sejenak. Kenapa Alena datang? Bukannya gadis itu sangat marah dan tidak mau mempercayainya? Atau mungkin Alena sudah membuka hatinya, dan berniar berdamai dengan Harry? Hatinya menghangat segera. Harry bangkit dari kursi kebanggaannya tanpa berpikir panjang. "Biar aku yang mencarinya ke bawah." Namun, baru saja Harry tiba di dekat pintu, Lukas kembali berkata, "Tapi, Tuan, Nona tidak ada di bawah. Aku sudah mencarinya dan bertanya di meja resepsio
Baca selengkapnya

69. Semua Orang Harus Ikut Bahagia

"A-apa?"Harry tergugup. Dia bertumpuh pada kedua lututnya untuk berjalan di atas ranjang. Seperti robot dia mendekati istrinya yang masih memamerkan perut di depan sana. "Alen, kau ... kau hamil?" Matanya berbinar menanyakan itu.Alena mengangguk dua kali sambil melebarkan senyumnya. Sungguh sangat sulit dipercayai Harry, anggukan itu membulatkan matanya. Tangan kekar Harry lantas dilingkarkan ke pinggang Alena dan membawanya mendekat."Kau serius, Alen? Kau tidak sedang menggodaku, bukan?" Harry duduk di sisi ranjang dengan Alena masih di dalam pelukannya. "Kau hamil sungguhan?""Tentu saja. Aku sudah periksa ke dokter." Lantas Harry berdiri dan mengangkat tubuh Alena ke atas. Gadis itu sangat ramping dan mungil, gampang bagi Harry mengangkat Alena dan memutarkannya di udara. Keduanya tertawa bahagia oleh kabar yang sangat menggembirakan ini."Alenaku hami! Istriku hamil!" serunya girang. Bukan hanya Alena yang diputarnya di di
Baca selengkapnya

70. Pesta Memalukan

"Maksudnya, Mam- Nyonya?" Alena meralat panggilannya, saat menyadari tak ada Harry di sana. Lantas, Amanda memangku tangan di depan dada. Bibirnya mencibir tak senang, mendengar Alena hampir saja memanggilnya mama."Bagaimana kau berpikir aku akan memberitahumu? Tak ada orang yang memberi tahu rencana pada musuhnya," jawab Amanda sinis. Apa pun rencana itu pasti lah sesuatu yang akan membuat Alena menyingkir dari Harry. Seharusnya Alena tidak perlu mempertanyakan pada Amanda. Dia menjadi malu pada dirinya sendiri."Nyonya, apakah aku sangat tak pantas menjadi menantu Anda? Meski aku miskin, aku akan berusaha menjadi menantu yang patuh."Mata Amanda melotot. "Jangan bermimpi menganggap dirimu menantuku!" sahutnya cepat. "Sadar diri lah, kau hanya pengemis yang menumpang hidup pada putraku. Kau tau benalu? Itu lah kau! Tidak puas hanya menikmati uang Harry, dan kau masih ingin mencekiknya dengan kehamilanmu."Alena sudah tahu jawab
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
35
DMCA.com Protection Status