“Halo, Bibi, selamat siang.”Alena dikejutkan tangan kecil milik seorang gadis yang baru saja menyapanya. Lucia, gadis yang menjadi sahabat putrinya itu menyentuh pundak Alena dari belakang, membuatnya sedikit tersentak. Wanita yang masih cantik itu lantas berbalik untuk melihat Lucia, dan membuat matanya sedikit menjereng.“Luci, kau ingin membuat bibimu mati jantungan?” Alena berpura marah dengan bibir yang ditahan untuk tersenyum.“Oh, lihat lah bibiku yang masih cantik dan muda ini, apakah mungkin kematian akan bisa menjemputnya? Paman akan membunuh si serangan jantung lebih dulu,” canda Lucia, yang lantas membuat Alena terkikik tak tertahan. Dia menggamik kecil pipi Lucia dan mengajaknya duduk.“Sudah lama tak terlihat, apa kegiatanmu sekarang?” tanya Alena, begitu mereka duduk di sofa besar yang ada di ruang pribadi milik Alena.“Itu ... hehehe. Aku masih seperti biasa, Bi, sebab itu ibuku
Read more