Home / Romansa / Gelora Cinta Enrico / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gelora Cinta Enrico: Chapter 71 - Chapter 80

130 Chapters

Melawan hasrat

"Lebih baik aku berendam dengan air hangat untuk membuang semua jejak pria itu di tubuhku. Menjijikan! Monsterrrr salivamu terasa lengket di sekujur tubuhku. Awas ya kau, jika ada kesempatan aku akan lari, meninggalkan dirimu. Persetan dengan pernikahan ini. Pasti semua palsu!" Masih dengan menggerutu, Francesca menarik resleting gaun yang dia kenakan. Gaun itu meluncur turun dengan perlahan, memamerkan tubuh yang indah sempurna pada sepasang mata yang mencuri lihat dari balik pintu.Tonjolan di dada yang tampak membusung sempurna dengan penyangga warna biru muda berenda, menjadikan Francesca layak menjadi salah satu model pakaian dalam ternama.Gadis itu perlahan melepaskan kaitan bra di punggung, melemparkan bra itu begitu saja, sehingga keindahan dada dengan puncak berwarna merah muda itu terasa menggoda.Segitiga pelindung dia lepaskan, sehingga tubuh ramping, ranum dengan lekuk yang sempurna itu membuat sepasang mata bir
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

Monster Penggoda

Francesca tertidur dalam pelukan Enrico. Aroma tubuh maskulin pria itu menyusup masuk dalam setiap helaan napasnya. Belum lagi tangan yang melingkar dan menyentuh pinggangnya, sangup memberikan sengatan listrik kecil-kecil di sekujur tubuh. Desahan napas Enrico yang menyapu keningnya begitu lembut. Debaran jantung di dada pria itu seakan lonceng yang mengingatkan Francesca adanya sebuah kehidupan yang sedang memperangkap dirinya.  Ia tak dapat berkutik, karena setiap kali ia bergerak, saat itu juga pelukan Enrico semakin mengerat. Sangat sukar baginya untuk tertidur lelap dengan sentuhan yang entah bagaimana membuatnya berdebar pula. Kemesraan yang dilakukan Enrico hari ini, sanggup melunturkan rasa sedih gadis itu. Belaian, kehangatan yang membuatnya hampir hilang akal itu selalu terbayang. Selesai mandi, pria itu membasuh dan mengeringkan tubuhnya dengan lembut. Wajah Francesca yang memanas justru membuat dirinya tampak lebih ca
last updateLast Updated : 2021-06-05
Read more

Jebakan Rubah

Dengan jengah Francesca duduk di samping Enrico, karena hanya tempat itulah terdapat satu set piring dan gelas. Ia menyembunyikan senyum di balik sikap dingin ketika melihat sudut bibir Leonardo yang membiru.Sikap permusuhan sudah tampak di antara mereka berdua. Kilatan aura kemarahan di rasakan oleh Enrico, terpancar ketika tatapan Francesca dan Leonardo bertemu."Aku harap kalian berdua bisa bersikap selayaknya anggota keluarga yang saling menghargai. Kau mengerti bukan, Leonardo?" Ucapan itu lebih dia tujukan pada adik kandungnya, karena Enrico tahu, Francesca adalah gadis yang memilih menghindari masalah daripada menciptakannya.Leonardo hanya mendengus kesal, tanpa menyahuti perkataan Enrico. Ia melirik ke arah kedua insan tersebut, di mana Francesca  mulai menyuapi Enrico. Hal yang sudah menjadi kebiasaan meskipun pria itu tidak meminta. Leonardo mencibir melihat perlakuan Francesca pada kakaknya.Set
last updateLast Updated : 2021-06-05
Read more

Hasutan berbisa

"Kau merasakannya bukan?"  Suara Rebecca sangat lembut bagai dentingan dawai biola. Mengalun naik turun menyerupai tangga nada. Senyuman tipis menghiasi wajahnya, dengan mata yang sayu tertuju pada Enrico. Pria itu meremas dada Rebecca dengan kasar dan sangat kencang. Rebecca tersentak akan reaksi Enrico. Dia meringis menahan sakit yang seketika ia sembunyikan dalam desahan. "Pelan-pelan sayangku. Aku tahu kau menginginkan diriku, seperti aku sangat menginginkan dirimu." ujar Rebecca dengan lembut. Enrico mengarahkan tangan lainnya ke arah dagu Rebecca dan berdecak meremehkan. Dia menatap sinis dan jijik ke arah Rebecca, yang masih menunjukan wajah sayu. "Kau pikir aku tertarik dengan tubuh dan dadamu? Banyak wanita lain dengan tubuh yang lebih indah darimu," ujar pria itu dengan sinis. Pria itu  mendorong Rebecca agar menyingkir dari jalannya. Dia meninggalkan wanita yang saat ini sangat tersinggung denga
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more

Serangan tiada henti

 **Apakah itu cemburu ketika hatimu terus memikirkan tindakannya pada wanita lain?***                            šŸ’šŸ’šŸ’šŸ’šŸ’ "Serra di mana Francesca?" Enrico yang baru saja keluar dari ruang kerja, tampak heran melihat Serra membersihkan ruang keluarga bukannya menemani Francesca."Nona masih di ruang musik, Tuan." jawabnya dengan segera."Sampai sesiang ini?" Enrico melihat jam di tangannya yang menunjukan pukul dua belas tiga puluh siang."Iya, Tuan." "Apa dia tidak lapar?" gerutu Enrico keheranan.Serra menatap Enrico, dia menimbang apakah harus menceritakan pada tuannya tentang perkataan nona Rebecca. Belum sempat ia berbicara, Enrico sudah berjalan dengan cepat ke arah ruang musik.       'Ah! Mungkin nanti saja aku ceritakan pada tuan Enrico. Lagipula
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

Menantang

"Hentikan! Aku lapar." Awalan yang tegas diakhiri dengan kalimat mendesah. Kali ini tangan Enrico dari belakang memaksa masuk di balik penyangga bukit kembar yang sangat lembut.  Remasan lembut dan ciuman di leher Francesca membuat gadis itu merasa terlena.Namun, kekerasan hati, membuat dirinya menyangkal respon tubuh. Ia mencengkeram tangan Enrico yang masih meremas dadanya dengan lembut."Tolong hentikann ... akan memalukan jika seseorang datang," rintih Francesca.Enrico dengan enggan melepaskan tangannya dari dada Francesca, membalikan tubuh gadis itu dan mulai mengecup bibirnya. Dia tidak bermaksud melepaskan gadis yang sudah berulangkali mencobai perasaannya. Tapi, Enrico juga tidak ingin Francesca semakin membenci dirinya, mengingat sikapnya yang terlalu kasar di masa lalu."Kau lapar?" Francesca mengangguk."Baiklah kita akan makan." Enrico kembali dengan
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

Meringkuk di Balkoni

Francesca tidak ingin keluar dari kamar malam harinya. Ia membawa sepiring sandwich, kentang goreng dan minuman.  Gadis itu memilih menghabiskan makan malamnya sendirian di balkony kamar, setelah memastikan pintu kamar terkunci rapat. Rasa jengkel, marah dan apapun itu semuanya di tujukan hanya pada satu mahluk, Enrico.  "Dasar Monster! Kau sudah mencuri hidup dan kebebasanku, menjauhkan diri dari keluargaku, mengurung, mengancam, sekarang mempermainkan perasaanku! Aku tidak akan memaafkan dirimu!"  Francesca mengunyah kentang goreng dengan kasar. Mengambil banyak potongan dan memasukan sekaligus ke dalam mulutnya.  "Aku harusnya membencimu, bukan? Tapi kenapa aku harus kesal saat melihatmu bersama wanita itu? Kenapa pria tidak pernah cukup dengan satu wanita saja?"  Ia kini mengunyah potongan besar sandwich dalam mulutnya sambil menatap langit yang tak berbintang.  "Lihat, bintang
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more

Malam yang Sempurna

  ***    Malam ini harus indah! Sempurna karena kau sempurna di mataku!  ***                            *********   Pria itu menyembunyikan senyuman dalam posisi wajah yang tertunduk. Dia mendengar bunyi kunci pintu yang terbuka, namun memilih tetap diam.  Pria itu sengaja duduk di balkoni dalam dinginnya malam, karena ia tahu bidadarinya berhati malaikat. Dengan meringkuk ia tahu, siluet dirinya akan dapat mencairkan tembok es.  Pria itu menyandarkan tubuhnya menatap bulan yang mulai menampakan dirinya perlahan. Awan mendung sudah bergeser posisi. Berganti dengan cahaya temaram bulan purnama. Langit berbintang dengan gemerlap seakan hendak menjadi saksi ketulusan hati Enrico. "Malam ini! Malam ini kau harus jadi milikku. Kau tak bisa lari lagi dariku kemanapun," gumam Enrico di tengah hembusan angin mala
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more

Cintai Aku

"Selamat Pagi!" Enrico tersenyum lebar melihat Francesca mulai mengerjapkan matanya. Gadis itu sejenak tertegun menatap balik mata biru Enrico yang memandangnya dengan lembut. Francesca tersadar akan keadaan dirinya yang masih telanjang di dalam selimut. Ia menarik selimut itu hingga menutupi lehernya. Francesca beringsut menjauhi Enrico, ia turun dengan membawa selimut menutupi tubuhnya.Saat baru saja menjejakan kaki di lantai. Gadis itu seketika jatuh, merasakan kaki yang lemas dan bagian intimnya yang perih.      'Ah! Pangkal pahaku sakit. Lututku lemas. Aduhh apa yang dilakukan monster itu padaku," gerutunya dalam hati."Hati-hati!" Enrico turun dari tempat tidur  dengan tubuh telanjang, karena selimut yang menutupi tubuhnya meliliti tubuh Francesca.Dengan cepat ia menopang tubuh Francesca untuk berdiri. "Apa sakit?" tanyanya lembut.
last updateLast Updated : 2021-06-10
Read more

Sekutu

"Ini? Apa mereka baru pertamakali melakukannya?" bisik seorang pelayan ke pelayan lainya "Darah dan ceceran ini buktinya. Lihat semua bagian tampak lengket." "Aku pikir mereka sudah melakukannya sebelum menikah." "Tuan muda memang 'Gentelment'." Mereka menatap ke arah balkoni, dengan penuh kekaguman. Saat para pelayan di perintahkan untuk membersihkan kamar, Enrico membawa Francesca untuk makan pagi di balkoni. Pria itu tak henti-hentinya mengagumi Francesca dan menyuapi."Lihat! Aku tidak pernah melihat tuan muda memperlakukan seorang wanita sebegitu lembutnya, sangat perhatian.""Kau benar. Gadis itu sungguh beruntung." "Tampaknya tuan begitu memujanya. Semoga saja, gadis itu segera hamil." "Dan mansion ini tidak akan sepi lagi." Senyuman mengembang lebar di wajah pelayan yang lebih tua."Sst! Ayo buruan. Tampaknya mereka sudah se
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status