Home / Romansa / Gelora Cinta Enrico / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gelora Cinta Enrico: Chapter 61 - Chapter 70

130 Chapters

Gadis yang masih murni

"Nona ... bangunlah. Saya membawakan makan malam untuk Anda." Serra meletakan nampan berisi makanan di meja. Gadis pelayan itu kemudian mendekati Francesca dan berjongkok di hadapannya.Mata Francesca sudah terbuka, tetapi gadis itu hanya diam saja tak menghiraukan perkataan Serra."Nona, kau baik-baik saja, bukan?" Serra meletakan tangannya di kening Francesca. Dia merasa lega ketika tidak merasakan panas di tubuh Francesca. Dirapikannya rambut gadis cantik yang tergerai menutupi wajahnya."Makanlah, Nona. Hari sudah malam." "Aku tidak lapar," sahut Francesca lemah."Kau harus makan, Nona. Kau harus kuat. Bukankah kau ingin bertemu dengan saudaramu?" Perkataan Serra membuat Francesca mengalihkan pandangan ke arah wanita itu, menatap penuh harap."Serra ... kakakku mencariku, bukan? Mereka ada di kota ini, kan?" gumaman Francesca terdengar sangat  lemah."Nona ...." Serra tak kuasa
last updateLast Updated : 2021-05-28
Read more

Pilihan

Francesca mengerjapkan matanya saat merasakan sentuhan hangat di wajahnya. Sentuhan lembut itu sesaat membuatnya merasa nyaman dan terlindungi. Andaikan saja kehangatan itu datang dari sosok pangeran yang mencintainya dengan tulus, bukan sosok yang membenci dan menyiksa dirinya, gadis itu pasti akan merasa bahagia. Saat mata indah lentik dengan manik berwarna hazel itu terbuka, yang ia lihat adalah sosok pria bermata biru yang selalu menyiksa dirinya.Tangannya memegang tangan kekar yang berlabuh di wajahnya. Ia terdiam sejenak terpesona dengan mata biru yang menatapnya dengan lembut. Mata biru secerah langit dan sedingin samudra itu seakan hendak menembus jauh ke dalam batinnya. Keheningan malam dalam keremangan lampu, membuat dua pasang mata itu saling terpaku mencari makna di balik tatapan.Francesca menepiskan tangan Enrico dari wajahnya. Dia beringsut dari tidur dan duduk bersandar pada din
last updateLast Updated : 2021-05-29
Read more

Selamanya di sisimu

"Aku memang Monster. Dan semua keputusan ada di tanganmu, Malaikatku." bisik Enrico lagi menekankan kalimat sebelumnya.Bibir Francesca menjadi kelu. Dia tidak tahu harus berkata apa. Batinnya memberontak untuk membuat keputusan. Dia tidak mau menikah dengan cara seperti ini. Air matanya terus mengalir, kedua tangannya mencengkeram kemeja Enrico. Pria itu bagaikan seonggok mesin, tidak bereaksi terhadap tangisan pilu gadis dalam dekapannya. Lutut-lutut kaki Francesca bergetar dan menjadi lemas, gadis itu tak berdaya dan dia ambruk dalam dekapan Monster. Pria yang sudah memberinya pilihan sulit.Monster itu tersenyum tipis dengan mendekap tubuh rapuh Malaikat cantiknya. Dia membiarkan air mata gadis itu membasahi kemejanya. Bahkan tangan pria itu membelai rambut Francesca dengan lembut."Sssttt ... menangislah sepuasmu. Kau masih punya waktu satu jam lagi."Kata-kata lembut Enrico tidak membuat Francesca menjadi
last updateLast Updated : 2021-05-29
Read more

Tanpa Restu

Francesca menghela napasnya dengan berat. Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sudah cukup lama dirinya tidak pernah berdiri dan mematut diri di depan cermin.Saat ini Francesca hampir tidak dapat mengenali dirinya sendiri. Seorang penata rias sudah menyulap wajahnya menjadi sangat cantik. Polesan sederhana namun sangat menonjolkan mata lebar dan bibir penuhnya, membuat Francesca nyaris tak mengenali dirinya sendiri.Rambutnya yang lurus panjang sudah di bentuk bergelombang. Tergerai sempurna dan indah di bahunya yang terbuka. Gaun putih bergelombang  seindah bulu-bulu angsa yang mengembang membebat tubuh mungilnya. Gadis itu mendesah melihat tampilan dirinya. Begitu cantik dan anggun di depan cermin tapi terasa beban berat yang mengganjal di dalam diri. Ia menghela napas dengan berat, berusaha untuk belajar tersenyum. Francesca memutar tubuhnya ketika mendengar pintu di buka. Dia mundur selangkah dan berpegangan pada
last updateLast Updated : 2021-05-31
Read more

Pernikahan

Francesca melangkah menuju altar dengan Devonte yang mengamit lengannya. Pernikahan yang sangat sederhana di dalam Capel di Mansion Enrico. Di depan altar sudah berdiri Enrico yang menatapnya dengan lembut. Namun, Francesca tidak merasakan kelembutan dari mata dingin tersebut. Hatinya di liputi pergolakan dan keinginan untuk lari.Tidak ada tamu undangan, hanya Leonardo dan seluruh pelayan Mansion. Tidak ada yang berani menyuarakan keberatan akan pernikahan ini, ketika Pastor menanyakan."Apakah ada yang keberatan dengan pernikahan ini, jika ada berbicaralah sekarang atau diam selamanya." Hati Francesca terasa miris mendengarnya. Dia ingin berteriak menyuarakan kegundahan hatinya, namun pandangan tajam Devonte yang menujukan pistol di balik jas yang dia kenakan, membuat Francesca bungkam."Aku Enrico Torres, menerimamu Francesca Knight, sebagai istriku. Untuk memiliki satu sama lain dalam duka, bahagia, mis
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more

Menikah?

"Kak Conrad! Aaronn!" Francesca berlari ke pelukan kedua saudara laki-lakinya. Gadis itu tak dapat membendung rasa bahagia, ketika Enrico menepati janjinya. Hari ini pria itu mengirim seorang pengawalnya untuk membawa Conrad dan Aaron ke Mansion.Mereka bertiga berpelukan dengan sangat erat menumpahkan kerinduan. Hati Francesca merasa terharu dan bahagia karena setelah berbulan-bulan, akhirnya dia bisa bertemu dengan mereka. Tangisnya pecah tanpa bisa ditahan, hingga tak satupun yang bisa membedakan apakah tangisan itu ungkapan kebahagiaan atau kesedihan. Conrad memeluk Francesca dengan penuh kasih sayang, mengelus rambut adiknya penuh kerinduan. Ciuman di kening yang ia daratkan, cukup membuat Enrico mengeraskan rahangnya.Pria itu sebenarnya tidak rela melihat Francesca berada dalam pelukan kedua pemuda tampan dengan tubuh atheleteis dan penampilan yang memukau. Pemuda yang hanya dengan berdiri di
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more

Mengendalikan diri

"Francesca! Tatap mataku dan katakan, apakah kau benar sudah menikah?" tanya Conrad dengan lembut namun tegas.Francesca yang masih menyembunyikan dirinya dalam pelukan Enrico, perlahan melepaskan gigitannya pada bahu pria itu. Pertanyaan yang sama sudah dilontarkan Conrad sebanyak dua kali, membutuhkan jawaban.Dari sudut pandang Conrad dan Aaron, mereka bisa melihat tatapan Enrico yang tampak begitu hangat. Tangan pria itu tak pernah berhenti membelai rambut Francesca, sementara tangan satunya menggenggam tangan mungil gadis itu seolah memberinya semangat dan perlindungan.Perlahan Francesca menegakan kepalanya, mengusap wajah dengan sebelah tangan, kemudian menoleh pada kedua saudara prianya.Senyuman terukir di wajahnya malu-malu."Maafkan aku Kakak, Aaron ... aku sudah bertindak di luar batas," ujarnya perlahan."Jadi ... kau benar sudah menikah, Francesca?" tanya Aaron dengan berang."Iya ...,"
last updateLast Updated : 2021-06-02
Read more

Melampiaskan amarah

Francesca menaiki lantai dua dengan langkah tergesa-gesa. Dia tidak sanggup menghadapi kedua saudaranya yang terasa begitu mengintimidasi dirinya. Lebih lama lagi berada di dekat mereka, Francesca takut sedikit kesalahan yang dia perbuat bisa mencelakakan Conrad dan Aaron. Tidak mungkin dia membiarkan hal itu terjadi, hanya untuk kebebasannya.Gadis itu melangkah dengan air mata yang bercucuran, matanya amat sangat berkabut dan tubuhnya terasa lemas. Hampir saja dia jatuh karena tak kuat menahan beban penderitaan.Francesca bersandar di dinding lorong, mengintip dari celah-celah pagar pembatas, ia melihat Conrad dan Aaron pergi. Kakinya melangkah ke arah pagar membatas, mencengkeram  kuat-kuat besi itu. Ingin rasanya dia pergi berlari, mengejar mereka. Memeluk dan mengucapkan kata maaf. Hatinya sangat hancur mengingat bagaimana dirinya sudah melukai kedua saudaranya.Francesca berlari ke arah balkoni di ruan
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Menahan gejolak

"Ja---jangan mendekat!" teriak Francesca dengan gugup. Punggungnya sudah bersandar di dinding. Tidak ada tempat lagi baginya untuk menghindar. Predator itu menyeringai menatap ke arah dirinya. Tatapan yang siap menerkam dan memakan dirinya habis.Tidak ada jalan lagi untuk Francesca menghindar. Tiga langkah lagi Monster itu bisa dipastikan akan mendapatkan dirinya. Otak gadis itu berputar hingga tubuhnya menjadi lemas dan ia memutuskan untuk pura-pura pingsan."Hei!" Tangan Enrico dengan cepat menangkap tubuh Francesca yang jatuh. Dia memeluk bidadarinya dengan perasaan khawatir. Gadis yang semula tampak kuat dan menghajar Leonardo hingga babak belur, tiba-tiba tersungkur pingsan.Dibelainya lembut kening gadis itu dan perlahan dia mengangkat tubuh Francesca ke atas tempat tidur. Kembali ia menepuk pipi gadis itu perlahan beberapa kali, tanpa ada reaksi balik yang didapatkannya."Francesca ... gadis
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Mengamati Mangsa

Usapan lembut di bibirnya membuat Francesca semakin panas dingin. Kelembutan itu sungguh terasa sangat berbeda saat dia rasakan ketika memberontak dan ketika terbujur lemas seperti saat ini.Dalam keadaan tak berdaya begini atau lebih tepatnya pura-pura tak berdaya, sentuhan itu lebih memporak-porandakan pertahanannya.  Seakan semua panca inderanya dapat merasakan harum tubuh dan kehangatan Enrico.Tanpa sadar, Francesca mendesah perlahan ketika kecupan itu menjalar ke lehernya. Sentuhan tangan yang membelai dada bagian atas dan tangan lainnya yang mengusap lembut tangannya, belum lagi bagian keras yang menekan paha, membuat gadis itu frustasi.       "Hentikannn ... pergi dari tubuhku, jangan sentuh akuuu ... ahhh .... emhh ..." Dia semakin bingung dengan perasaan yang berganyut dalam hatinya. Tubuh yang menikmati dan pikiran yang menolak. Dia sudah bersiap untuk sadar dan mendorong tubuh Enrico, ket
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status