Home / CEO / Terpaksa Menikah dengan CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terpaksa Menikah dengan CEO: Chapter 21 - Chapter 30

60 Chapters

BAB 21

Sampai pukul delapan malam lebih, Raven mengurung dirinya di ruang kerja. Memikirkan segalanya masak-masak. Menanyai hatinya apakah masih ada bunga disana ataukah rasa ibanya hanya karena mereka berteman lama saja. Raven belum sanggup menemui Nana jika dia belum mendapatkan jawaban tentang perasaaannya. Dia tidak mau melukai Nana lagi lebih dari ini.Nana sudah mengorbankan banyak hal dan masih harus mengorbankan perasaannya lagi hanya karena sikap Raven yang tidak dewasa. Gadis itu yang paling terluka disni dan Raven merasa semua itu gara-gara dia. Setelah di pikirkan ulang, perasaan Raven tetap lebih berat ke Nana. Dari segi manapun jawabannya tetap Nana. Membuat laki-laki itu memberanikan diri untuk keluar dari ruangan itu menuju kamarnya. Dimana disana Nananya yang polos tertidur cukup lelap.Raven kembali tersayat melihat luka diwajah cantik istrinya itu. Jika saja dia tidak meninggalkannya maka semua itu tidak akan terjadi. Jika saja dia lebih menjaganya maka Nan
Read more

BAB 22

Setelah semuanya menjadi baik, malam ini Raven menunggu Nana memasak dengan bahagia. Dia memang kelaparan sekali karena dari siang dia belum makan. Istri kecilnya itu rupanya memang sudah terbiasa di dapur melihat dari betapa lihainya dia di sana. Raven tersenyum karena merasa beruntung mendapatkan Nana.“Kamu biasa masak di rumah Na?” Tanya Raven pelan. Laki-laki itu kemudian mendekat dan berdiri sambil bersandar di meja dapur memperhatikan Nana. Membuat gadis itu merasa sedikit grogi diperhatikan seintim itu.“Iya mas, bunda sama ayah kan sibuk ngajar kadang sampai sore baru pulang. Jadi Nana yang masak dan mengerjakan pekerjaan rumah.” Jawab Gadis itu pelan. Wajahnya sedikit memerah karena Raven memperhatikannya degan penuh cinta. Itu membuatnya malu.“Miko juga jarang di rumah yah?”“Kak Miko malah sering di rumah mas, soalnya Nana kan sendirian. Nana suka kasihan sebenernya malam minggu aja kalau ayah sama bu
Read more

BAB 23

Pagi hari yang cerah, semua kembali seperti kemarin sebelum masalah Bunga ada. Raka juga sudah biasa saja karena kemarin dia dan Raven sudah menyelesaikan permasalahan mereka. Nana tersenyum senang. Dia sudah takut semua akan terasa canggung tapi ternyata keluarga Raven bukan jenis orang-orang yang memendam kekesalan hingga mempengaruhi keseharian mereka. Nana betah sekali berasa disini. Semua orang tidak ada yang jahat padanya. Semuanya penuh kasih sayang.“Luka kamu udah diobatin kan Na pagi ini?” Raka bertanya. Nana yang sedang membantu Anggi mempersiapkan sarapan langsung menoleh kemudian tersenyum.“Sudah pah tadi diobatin sama mas Raven.” Ucapnya, Raka tersenyum.Raka sendiri mirip dengan Raven. Bukan orang yang suka berbicara tapi bukan jenis yang cuek dan peduli. Mereka mungkin bisa dibilang jenis yang romantis karena diam-diam ternyata peduli.“Hari ini nggak ke kantor kan Ven?”“Nggak pah, sudah d
Read more

BAB 24

Ketika Raven masuk kembali ke dalam kamar, Nana tampak sedang menunggunya. Wajah Raven tampak sangat marah tapi begitu Nana menoleh ke arahnya laki-laki itu tersenyum lembut. Nana merasa tersentuh sekali dengan sikap Raven mempertahankannya tadi. Dia tidak tahu bahwa Raven yang tenang dan tidak banyak bicara itu ternyata bisa semarah itu bahkan berbicara kasar hanya untuk mempertahankannya. Nana merasa sangat berharga dan itu membuatnya berkaca-kaca tanpa diminta.Raven kemudian menghampiri istrinya itu dan memeluknya dengan erat. Nana yang tadinya tidak ingin menangis jadi terisak. Raven mengerti pasti istrinya itu kaget sekali dengan suaranya yang sedikit membentak dan keributan yang terjadi. Raven mengelus rambut wanita itu dengan lembut tanpa banyak bicara. Kemudian setelah isakkan Nana rena, Raven menyuruhnya duduk di ranjangnya dan dia beranjak ke dapur membuatkan teh hangat.“Kamu minum dulu nanti kita bicara.” Ucap Raven lembut. Nana kembali tersent
Read more

BAB 25

Anggi dan Raka mendengarkan cerita Raven dengan cermat dan terlihat sangat marah. Tapi mereka tidak menyela sedikitpun apapun yang Raven katakan hingga laki-laki itu selesai bercerita.“Jadi ini alasan Haryo tiba-tiba saja meminta pernikahan tanpa membuktikan kamu dan Nana melakukan hal yang tidak baik?” Raka yang petama berbicara. Raven mengangguk dan Anggi mulai mengerti tentang semua kecurigaanya.“Tapi mama yakin Nana tidak tahu apapun. Pokoknya papa sama Raven nggak boleh hakimi Nana atau mama akan marah.” Ucap Anggi membela. Dia sudah sayang sekali pada Nana karena menantunya itu mewujudkan impian Anggi untuk memiliki anak gadis yang manis dan baik hati. Dia pokoknya tidak rela jika putri kesayangannya itu sampai terluka.“Mana mungkin kami begitu mah, papa tahu Nana tidak tahu apapun dan dia mungkin sekarang sedang menanggung beban rasa bersalah. Kamu harus terus disampingnya Ven!” Ucap Raka yang diangguki oleh putranya
Read more

BAB 26

Haryo menjelaskan dengan detai mengenai perjanjian yang bertahun-tahun lalau dia sepakatai dengan keluarga Aditya Suherman. Sebuah perjanjian yang tercipta karena saat itu Nana sedang sakit dan membutuhkan biaya banyak sehingga keluarga Adit memberikan pinjaman dan menjadikan Nana sebagai imbalan. Bram menginginkan Nana yang manis menjadi calon menantunya. Laki-laki itu merasa bahwa Nana adalah orang yang tepat untuk bersanding bersama putra semata wayangnya itu. Dalam keadaan terdesak Haryo menyetujuinya.Awalnya Haryo merasa tidak ada masalah dengan semua perjanjian itu. Sekalipun awalnya dia melihat Nana tidak bisa dekat dengan Adit karena laki-laki itu jutek, tapi Haryo pikir cinta bisa ditanam seiring berjalannya waktu. Haryo bahkan sangat menjaga putrinya, terutama dari laki-laki lain karena dia merasa bertanggungjawab untuk menjaga Nana karena dia sudah di jodohkan dengan seorang laki-laki. Tapi tiga bulan lalu, ketika Haryo dapat tugas ke luar kota dia melihat Adit di
Read more

BAB 27

Warning!! 21+Tapi rupanya malam ini hingga pagi tidak terjadi apapun. Raven hanya memeluk Nana dengan hangat, mengusap rambutnya dengan lembut hingga Nana terlelap. Nana tahu laki-laki itu sudah ingin tapi Raven tidak egois, dia menunggu Nana siap. Dia menunggu perasaan Nana lebih baik. Dia menunggu Nana menjadi lebih tenang. Hingga pagi ini Nana terbangun dan merasakan kehangatan luar biasa di hatinya. Dia merasa beruntung sekali karena berakhir dengan Raven yang menghargainya bukan dengan Adit yang kasar. Maka sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mencintai suaminya itu bukan?Untuk pertama kali dalam pernikahan mereka, Nana memberanikan diri untuk mengecup pipi Raven. Mendekatkan wajahnya pelan-pelan ketika Raven masih terlelap, kemudian menempelkan bibirnya di pipi Raven pelan sekali tapi laki-laki itu ternyata sudah bangun. Raven tersenyum tipis, kemudian tiba-tiba menarik Nana berguling di kasur dengan dia berada di atas tubuh gadis itu. Wajah Nana merah sekal
Read more

BAB 28

Ketika Nana membuka mata hari sudah siang, matahari terlihat sudah tinggi. Gadis itu sedikit kaget karena kesiangan. Raven juga sudah tidak ada di sampingnya. Dan kemudian tersadar bahwa tidak ada selembar kainpun yang melekat di tubuhnya membuat Nana memerah malu mengingat percintaan mereka semalam. Dia sudah tidak suci lagi, sudah bukan gadis ingusan lagi tapi sudah menjadi seorang istri sesungguhnya. Dan dia merasa malu sekali pada mertuanya karena hari ini dia bangun siang. Mungkin saja orang-orang sudah sibuk ke sana ke sini tapi dia malah baru bangun.Nana menarik selimutnya menutupi dadanya yang polos, mencari bajunya yang mungkin berjatuhan di bawah ranjang tapi sepertinya sudah di rapihkan oleh Raven. Nana memutuskan melilitkan selimutnya dan hendak turun menuju kamar mandi ketika Raven masuk dan tersenyum padanya. Wajah Nana memerah. Dia masih malu gara-gara kejadian semalam, merasa tidak nyaman di bagian yang dimasuki Raven semalam, mungkin akan terasa sakit jika d
Read more

BAB 29

Raven terdiam menatap raut wajah Peter yang sangat tidak ramah padanya. Raven tahu pasti ini ada hubungan dengan apa yang Raka lakukan pada Bunga. “Lepaskan Bunga!” Ucap Peter membuat Raven terkekeh dengan tidak ramah juga.“Kalau gue belum melepaskannya untuk apa gue nikah.” Jawab Raven dengan Nada tidak bersahabat.“Bokap lo lukai Bunga.”“Bunga terlebih dulu lukai istri gue.” Peter terlihat diam ketika Raven mengatakan Bunga juga melukai Nana.“Nnggak mungkin! Bunga bukan orang kaya gitu, lo kenal dia dari lama Ven, Bunga bukan orang yang kasar dengan orang lain. Lo gak usah fitnah dia begitu sekalipun lo udah dapet yang batru.” Ucap Peter tidak percaya. Jika Raven tidak melihat sendiri luka di wajah Nana dan ditambah bukti Jayden sebagai saksi, mungkin Raven juga tidak akan percaya. Selama ini sekalipun sering merepotkan karena manja, Bunga bukan jenis orang yang akan melukai orang lain ketik
Read more

BAB 30

Warning!! 21+Raven bangun pagi dengan bahagia. Dilihatnya Nana masih terlelap di sampingnya dan tampak kelelhan. kondisi kamar berantakan, baju berserakan dan seprei acak-acakan. Semalam Raven memang menyentuh Nana lagi habis-habisan. Dia sepertinya mulai kecanduan kegiatan itu. Dan merasa senang juga karena Nana juga tampak menikmatinya walaupun masih malu-malu.Sebelumnya Raven tidak pernah memikirkan tentang masa depan pernikahan. Tapi semenjak Nana hadir, mimpinya yang dulu berisi sebagian besar tentang perusahaan dan menjadi kekasih Bunga, berubah drastis. Raven ingin segera memiliki anak sekarang. Dengan wajah perpaduan antara dirinya dan Nana. Pasti menggemaskan jika setiap dia pulang bekerja ada yang berlari terseok-seok minta di peluk olehnya sambil meneriakan ayah. Raven bahkan sudah segera memikirkan rumah ketika hendak menikah dengan Nana dulu. Benar-bemar rumah bukan apartemen. Raven ingin keluarga kecilnya hidup di linghkungan yang lebih baik.Tap
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status