Anggi dan Raka mendengarkan cerita Raven dengan cermat dan terlihat sangat marah. Tapi mereka tidak menyela sedikitpun apapun yang Raven katakan hingga laki-laki itu selesai bercerita.
“Jadi ini alasan Haryo tiba-tiba saja meminta pernikahan tanpa membuktikan kamu dan Nana melakukan hal yang tidak baik?” Raka yang petama berbicara. Raven mengangguk dan Anggi mulai mengerti tentang semua kecurigaanya.
“Tapi mama yakin Nana tidak tahu apapun. Pokoknya papa sama Raven nggak boleh hakimi Nana atau mama akan marah.” Ucap Anggi membela. Dia sudah sayang sekali pada Nana karena menantunya itu mewujudkan impian Anggi untuk memiliki anak gadis yang manis dan baik hati. Dia pokoknya tidak rela jika putri kesayangannya itu sampai terluka.
“Mana mungkin kami begitu mah, papa tahu Nana tidak tahu apapun dan dia mungkin sekarang sedang menanggung beban rasa bersalah. Kamu harus terus disampingnya Ven!” Ucap Raka yang diangguki oleh putranya
Haryo menjelaskan dengan detai mengenai perjanjian yang bertahun-tahun lalau dia sepakatai dengan keluarga Aditya Suherman. Sebuah perjanjian yang tercipta karena saat itu Nana sedang sakit dan membutuhkan biaya banyak sehingga keluarga Adit memberikan pinjaman dan menjadikan Nana sebagai imbalan. Bram menginginkan Nana yang manis menjadi calon menantunya. Laki-laki itu merasa bahwa Nana adalah orang yang tepat untuk bersanding bersama putra semata wayangnya itu. Dalam keadaan terdesak Haryo menyetujuinya.Awalnya Haryo merasa tidak ada masalah dengan semua perjanjian itu. Sekalipun awalnya dia melihat Nana tidak bisa dekat dengan Adit karena laki-laki itu jutek, tapi Haryo pikir cinta bisa ditanam seiring berjalannya waktu. Haryo bahkan sangat menjaga putrinya, terutama dari laki-laki lain karena dia merasa bertanggungjawab untuk menjaga Nana karena dia sudah di jodohkan dengan seorang laki-laki. Tapi tiga bulan lalu, ketika Haryo dapat tugas ke luar kota dia melihat Adit di
Warning!! 21+Tapi rupanya malam ini hingga pagi tidak terjadi apapun. Raven hanya memeluk Nana dengan hangat, mengusap rambutnya dengan lembut hingga Nana terlelap. Nana tahu laki-laki itu sudah ingin tapi Raven tidak egois, dia menunggu Nana siap. Dia menunggu perasaan Nana lebih baik. Dia menunggu Nana menjadi lebih tenang. Hingga pagi ini Nana terbangun dan merasakan kehangatan luar biasa di hatinya. Dia merasa beruntung sekali karena berakhir dengan Raven yang menghargainya bukan dengan Adit yang kasar. Maka sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mencintai suaminya itu bukan?Untuk pertama kali dalam pernikahan mereka, Nana memberanikan diri untuk mengecup pipi Raven. Mendekatkan wajahnya pelan-pelan ketika Raven masih terlelap, kemudian menempelkan bibirnya di pipi Raven pelan sekali tapi laki-laki itu ternyata sudah bangun. Raven tersenyum tipis, kemudian tiba-tiba menarik Nana berguling di kasur dengan dia berada di atas tubuh gadis itu. Wajah Nana merah sekal
Ketika Nana membuka mata hari sudah siang, matahari terlihat sudah tinggi. Gadis itu sedikit kaget karena kesiangan. Raven juga sudah tidak ada di sampingnya. Dan kemudian tersadar bahwa tidak ada selembar kainpun yang melekat di tubuhnya membuat Nana memerah malu mengingat percintaan mereka semalam. Dia sudah tidak suci lagi, sudah bukan gadis ingusan lagi tapi sudah menjadi seorang istri sesungguhnya. Dan dia merasa malu sekali pada mertuanya karena hari ini dia bangun siang. Mungkin saja orang-orang sudah sibuk ke sana ke sini tapi dia malah baru bangun.Nana menarik selimutnya menutupi dadanya yang polos, mencari bajunya yang mungkin berjatuhan di bawah ranjang tapi sepertinya sudah di rapihkan oleh Raven. Nana memutuskan melilitkan selimutnya dan hendak turun menuju kamar mandi ketika Raven masuk dan tersenyum padanya. Wajah Nana memerah. Dia masih malu gara-gara kejadian semalam, merasa tidak nyaman di bagian yang dimasuki Raven semalam, mungkin akan terasa sakit jika d
Raven terdiam menatap raut wajah Peter yang sangat tidak ramah padanya. Raven tahu pasti ini ada hubungan dengan apa yang Raka lakukan pada Bunga. “Lepaskan Bunga!” Ucap Peter membuat Raven terkekeh dengan tidak ramah juga.“Kalau gue belum melepaskannya untuk apa gue nikah.” Jawab Raven dengan Nada tidak bersahabat.“Bokap lo lukai Bunga.”“Bunga terlebih dulu lukai istri gue.” Peter terlihat diam ketika Raven mengatakan Bunga juga melukai Nana.“Nnggak mungkin! Bunga bukan orang kaya gitu, lo kenal dia dari lama Ven, Bunga bukan orang yang kasar dengan orang lain. Lo gak usah fitnah dia begitu sekalipun lo udah dapet yang batru.” Ucap Peter tidak percaya. Jika Raven tidak melihat sendiri luka di wajah Nana dan ditambah bukti Jayden sebagai saksi, mungkin Raven juga tidak akan percaya. Selama ini sekalipun sering merepotkan karena manja, Bunga bukan jenis orang yang akan melukai orang lain ketik
Warning!! 21+Raven bangun pagi dengan bahagia. Dilihatnya Nana masih terlelap di sampingnya dan tampak kelelhan. kondisi kamar berantakan, baju berserakan dan seprei acak-acakan. Semalam Raven memang menyentuh Nana lagi habis-habisan. Dia sepertinya mulai kecanduan kegiatan itu. Dan merasa senang juga karena Nana juga tampak menikmatinya walaupun masih malu-malu.Sebelumnya Raven tidak pernah memikirkan tentang masa depan pernikahan. Tapi semenjak Nana hadir, mimpinya yang dulu berisi sebagian besar tentang perusahaan dan menjadi kekasih Bunga, berubah drastis. Raven ingin segera memiliki anak sekarang. Dengan wajah perpaduan antara dirinya dan Nana. Pasti menggemaskan jika setiap dia pulang bekerja ada yang berlari terseok-seok minta di peluk olehnya sambil meneriakan ayah. Raven bahkan sudah segera memikirkan rumah ketika hendak menikah dengan Nana dulu. Benar-bemar rumah bukan apartemen. Raven ingin keluarga kecilnya hidup di linghkungan yang lebih baik.Tap
Raven datang menemui Haryo di kantor polisi. Sedikit prihatin melihat kondisi ayah mertuanya itu. Tapi Haryo tetap tersenyum menyambutnya, tidak terlihat menyesal sama sekali. Haryo malah terlihat lebih lega dibanding ekspresinya sebelum Raven menikahi Nana.“Bagi orang tua, anak adalah segalanya. Mungkin kejadian yang menimpa ayah bisa memberimu pelajaran berharga Ven, bahwa orang tua akan melakukan segalanya untuk melindungi anaknya. Ayah tidak pernah menyesali keputusan ayah menikahkanmu dengan Nana sekalipun ayah harus berakhir disini.” Ucap Haryo tulus. Raven mengangguk, sedikit murung dimata Haryo tapi sebenarnya memang seperti itu ekspresinya jika sedang berpikir.“Raven akan berusaha untuk membantu ayah keluar dari sini.” Ucap Raven pelan.“Ayah dan Bunda sudah merundingkan ini. Lindungi Nana saja Ven, tidak masalah ayah berada disini. Memang ini resiko yang sudah ayah pertimbangkan sejak awal.” Jawab Haryo sabar. Juju
Raven terus merenungi apa yang terjadi dengan keluarga mertuanya sembari menunggu kopi dari Nana. Haryo terlihat sangat ikklas menerima semuanya tapi bagi Raven ini sangat tidak adil. Keluarga Adit terasa sangat keterlaluan yang justru membuat Raven curiga. Ada apa dengan Nana? Kenapa mereka begitu menginginkan Nana padahal banyak sekali wanita di luar sana. Adit sendiri tidak terlihat seperti cinta mati dengan Nana. Lalu kenapa harus Nana?“Mas, ini kopinya.” Ucap Nana lembut membuat Raven sedikit terlonjak kaget. Dia bahkan tidak sadar Nana masuk ke dalam ruangannya karena terlalu asyik berpikir.“Terimakasih.” Balas Raven dengan senyuman manis. Tepat ketika Nana berbalik hendak pergi, Raven menarik pinggang ramping istrinya itu dan membuat Nana duduk di pangkuannya. Menghirup aroma Nana dalam-dalam sambil tersenyum bahagia.“Mas, lepasin Nana! Mama udah nunggu di dapur.” Cicit wanita itu sambil berusaha melepaskan diri tapi
Ada yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata jika itu tentang cinta. Bahkan Raven sendiri kadang tidak mengerti kenapa kehadiran Nana bisa merubah hampir sebagian besar cara hidupnya. Raven jadi lebih pengertian, lebih ingin berjuang, lebih ingin melakukan yang terbaik. Raven ingin selalu terlihat sempurna di mata Nana, karena ketakutan akan kehilangan begitu besar. Kehadiran Nana di hidupnya, membuat Raven berkesimpulan bahwa rasa sukanya pada Bunga dulu, bukanlah cinta yang sesungguhnya.Raven sedang duduk bersama Miko ketika tiba-tiba saja Bunga datang. Terlihat masih ada bekas luka di wajahnya seperti milik Nana.“Ven bisa bicara sebentar?” Tanya wanita itu terlihat murung.“Gue lagi kerja Nga.” Tolak Raven halus. Memang dia sedang membicarakan pekerjaan bersama Miko.“Sebentar doang Ven, aku Cuma mau bicara sebentar doang.” Ucap Bunga memohon. Tiba-tiba merasakan sakit teramat sangat di hatinya mendengar Raven m
Sejak kehadiran Vena di rumah, semua orang harus rela mengucapkan selamat tinggal pada ketentraman dan kedamaian. Pertama karena anak kecil itu sangat cengeng dan kedua karena anak itu tidak suka jika tidak digendong. Selain itu orang favoritnya adalah Jayden. Dia terpaksa menjadi korban hingga tangannya pegal dan punggungnya sakit setiap hari karena Vena akan menangis jika lepas dari gendongannya ketika sudah nyaman. Sebenarnya Jayden bisa saja tidak menggendong Vena agar tidak terjebak dalam kelelahan, Tapi dia juga tidak tahan jika sehari saja tidak menggendong keponakan lucunya itu.Lalu setelah umurnya genap setahun, yang menjadi favoritnya gantian Raven. Vena benar-benar tidak bisa ditinggal oleh Raven pergi jika ketahuan. Karena itu Nana akan mengajak Vena jalan-jalan sebentar ke luar agar Raven bisa berangkat kerja. Anggi benar-benar menghentikan segala kegiatannya di luar kecuali Rumah Sakit semenjak kehadiran Vena di rumah. Nana sendiri tetap melanjutkan kuliahnya s
Menjelang minggu-minggu terakhir kehamilan Nana, Raven mulai mempersiapkan pekerjaanya agar bisa segera di kerjakan di rumah saja. Raven tidak ingin kehilangan moment paling penting sebagai seorang ayah dan seorang suami hanya gara-gara pekerjaan saja. Raven ingin berada di samping Nana ketika istri kecilnya itu melahirkan nanti.Anggi dan Raka juga sudah mewanti-wanti kepada Raven agar lebih siaga di rumah. Raka bahkan sudah mengomel karena sampai sekarang Raven masih saja berangkat ke kantor padahal kehamilan Nana sudah besar. Raven bukan bermaksud kejam, dia hanya berusa untuk bertanggung jawab baik itu usrusan kantor maupun urusan keluarga. Hari ini Raven benar-benar mengerjakan semua pekerjaan yang harus di selesaikannya sampai tuntas, dia juga menyerahkan beberapa hal penting pada Fitri dan sebagian lagi di pegang oleh Raka sehingga besok dia sudah bisa bekerja dari rumah dan menemani Nana hingga melahirkan kelak.Dokter bilang, sekitar tiga minggu lagi Nana akan
Raven tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki seorang anak membuat hari-harinya berubah drastis. Pertama dia jadi tidak betah berada di kantor lama-lama. Lebih tidak betah dibanding ketika dia menikahi Nana. Kedua dia jadi merasa selalu was-was, sehingga menambah jumlah orang yang dia suruh mengawasi Nana. Dan yang paling berubah adalah dia jadi sangat sensitif dengan berbagai macam wewangian. Untuk hal yang satu ini, Raven bahkan sampai membuat peraturan bahwa karyawannya tidak boleh memakai parfum ketika meeting dengannya.Anggi dan Raka saja selalu dia protes jika pagi-pagi sudah wangi sekali. Awalnya kedua orang tua Raven itu merasa sedikit aneh dengan sifat Raven itu tapi sekarang sudah paham dan malah tertawa geli. Rupanya bayi yang di kandung Nana sangat adil, tidak hanya membuat ibunya merasakan penderitaan mual muntah saja tapi juga menyiksa ayahnya agar tidak tahan mencium berbagai wewangian. Raven akan mual dan muntah jika mencium wangi yang tidak dia sukai. Dan
Semenjak Nana hamil, Raven mulai tidak tenang berada di kantor. Hampir setiap sepuluh menit sekali dia akan mengirim pesan pada istrinya itu atau sedikit menyusahkan Laras jika Nana sedang di kampus. Raven merasa jam di kantor setiap hari jadi lebih panjang padahal sebenarnya sama saja.Sejauh ini belum ada permintaan aneh dari istrinya yang membuat Raven kesulitab. Nana hanya lebih sensitif kadang menangis tanpa sebab yang jelas. Atau kadang suka marah-marah dengan menggemaskan. Sejauh ini hanya tentang mood Nana saja yang berubah.Tapi sehari yang lalu, Laras melaporkan sesuatu yang mengejutkan. Dia bilang Nana mendorong kakak kelas yang mengganggu hingga terjatuh dengan keras ke tembok dan dia tidak merasa bersalah. Nana bukan orang yang seperti itu, apa kehamilan mempengaruhi hal itu? Raven sendiri sejujurnya masih belum mau percaya tapi Laras untuk apa berbohong bukan?“Ven, ngalamun aja? Nih berkas yang papa pengen kamu lihat.” Raka tiba-tiba s
Raven tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya ketika mengetahui bahwa istrinya yang kini sudah tumbuh dewasa itu sedang mengandung anaknya. Seisi rumah langsung bersuka cita membuat ruang gerak Nana seketika berkurang. Nana tidak boleh ke dapur, tidak boleh mngerjakan hal berat pokoknya tidak boleh mngerjakan pekerjaan rumah apapun. Dan ketika berita itu sampai ke telinga keluarga Nana pun mereka langsung bergembira sekali. Haryo, Yuli dan Miko datang dan menginap beberapa hari untuk menemani Nana dan membuat gadis itu merasa senang sekali karena keluarganya berkumpul.Dan Nana mulai menyadari bahwa kehamilan ternyata tidak mudah. Nana mual dan muntah hebat pada awalnya sampai tidak bisa makan apapun dan membuat Raven panik sekali. Untung saja Anggi adalah seorang dokter yang bisa menenangkan keluarganya megenai kondisi Nana.Tapi Raven berubah jadi lebih romantis menurut Nana. Seperti sekarang ketika Nana bangun, maka secangkir teh mint dan biskuit per
Hallo teman-teman pembaca. Kenalkan saya Desti penulis kisah manis ini yang semoga saja mampu menghibur kalian semua. Kisah ini saya akhiri di bab 54 setelah mengantarkan Nana dan Raven pada kebahagiaan yang mereka harapkan. Tapi semua belum benar-benar berakhir karena akan ada beberapa ekstra part bonus berisi keseruan pasangan gemas ini dalam menantikan buah hati. Terimakasih pada teman-teman yang bersedia menunggu cerita ini setiap hari sedikit demi sedikit hingga akhirnya selesai. Terimakasih untuk setiap komentar kalian baik di review maupun di setiap bab yang membuatku seperti merasa lebih bersemangat ketika membacanya. Terimakasih buat kalian yang mencintai Raven dan Nana dengan tulus. Terimakasih karena mau memaklumi segala kekuranganku yang masih banyak ini. Tidak ada kisah yang sempurna, layaknya sebuah kehidupan. Tapi terimakasih banyak karena cinta kalian pada karya ini, menyempurnakan kebahagiaanku. Aku bukan penulis hebat, kesalahanku masih ribuan atau
Semua lebih Ringan untuk Nana lewati setelah langkah baru yang berhasil dia mulai. Kehidupan kampusnya menjadi sangat menyenangkan dan kehidupannya menjadi istri seorang CEO juga tidak kalah menyenangkan. Raven mulai berani mengajak Nana menemaninya pada acara-acara penting di kantor maupun acara penting di tempat kolega-koleganya. Seluruh staf kantor Raven juga sudah mengenal Nana sebagai istri boss yang baik hati dan sangat lembut.Anggi dan Raka lega sekali karena akhirnya Nana terlihat tidak lagi tertekan berada di samping Raven. Haryo, Yuli dan Miko merasa bersyukur sekali karena princess mereka yang polos dan masih belum mengerti banyak hal kini lebih terlihat bahagia dalam menjalani perannya sebagai istri dan mahasiswa. Seminggu sekali, Nana dan Raven akan menginap di rumah Haryo mengobati rindu Nana. Kerja sama Miko dan Raven juga berjalan dengan sangat lancar. Perusahaan Miko kini sudah berkembang semakin pesat dan memiliki banyak cabang atas dukungan Raven. Begitupu
"Kita nggak pulang ke rumah mas?” Tanya Nana melihat bahwa jalan yang Raven lalui berbeda.“Temenin mas Meeting dulu yah Na, nggak formal banget kok Cuma sama temen-temen mas aja. Sekalian mas kenalin kamu kan, walaupun beberapa diantara mereka ada yang datang di pernikahan.” Ucap Raven membuat Nana terdiam sambil merasakan gemuruh di dadanya. Tapi bukankah ini saatnya dia mempraktekan semua wejangan Laras? Jika Nana terus takut maka sampai kapan dia bisa berbaur dengan teman-teman Raven?Gadis itu menghembuskan napas kemudian tersenyum. “Oke mas, tapi baju Nana nggak jadi masalah kan?” Tanya gadis itu terlihat Ringan membuat Raven sedikit kaget karena dia pikir Nana akan sedikit mengeluarkan drama ketakutan.“Nggak masalah kok, mas aja santai kan?” Tutur Raven sambil mengeluarkan senyuman yang menurut Nana selalu yang paling indah.“Oke deh, nanti Nana ikut meetingnya juga apa Nana nunggu dimana gitu?&rdquo
Raven makin uring-uringan karena memakai baju apapun Nana terlihat begitu cantik. Bahkan memakai kemeja kebesaran dan celana jins saja Nana malah terlihat seperti artis Korea. Sudah seminggu istrinya itu kuliah dan setiap hari selalu terjadi perdebatan mengenai pemilihan baju.Anggi tersenyum geli melihat putranya mulai terusik karena tidak mau membagikan kecantikan istrinya itu. “Udah dong Ven, Nana itu anak yang baik. Dia nggak mungkin macam-macam di kampus. Kamu tuh jangan cemburuan kelewatan gitu dong.” Tegur Anggi di ruang keluarga. Hari ini Raven libur ke kantor tapi Nana harus tetap kulian. Raven hanya ada meeting saja nanti siang sambil menjemput Nana pulang kuliah.“Mama nggak tahu aja sih, baru hari pertama aja udah ada cowok yang nempel. Raven pengen ajakin ribut jadinya.” Jawab Raven kesal. Anggi malah ketawa.“Ya kan Nana memang cantik, wajar saja kalau ada cowok yang deketin. Yang penting kan Nana tidak merespon Ven. M