Beranda / Romansa / Victim of Revenge / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Victim of Revenge: Bab 31 - Bab 40

165 Bab

Regret

"Kau habis darimana? Aku mencarimu sedari tadi."Terkekeh seraya mengambil minuman itu yang di sodorkan Celine. "Aku ada urusan sebentar, tadi."Celine menganggukkan kepalanya, paham. Orang terpandang seperti Dave memang memiliki banyak kolega. Apalagi, di tempat seperti ini."Ah, iya. Tadi, orang tuaku ingin bertemu denganmu. Ayo!" Seketika saja, permasalahan yang sempat membelenggu otaknya kembali menguap dan hilang entah kemana. Rasanya masih sama seperti dulu, sentuhan Celine berpengaruh hebat pada tubuhnya. Tak apa, jika gadis itu belum sepenuhnya menghilangkan Garvin di hatinya, tapi yang terpenting ia harus membuat sepenuhnya melupakan.***Chloe terbangun di tengah malam karena sebuah bisikan. Bisikan itu terdengar begitu nyaring di telinganya, membuatnya terkejut namun hanya sejenak, tapi keterkejutannya semakin lebih sebab kedua matanya bertemu tatap dengan mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-05
Baca selengkapnya

Switching fatigue

Waktu mengarah pada pukul setengah satu dini hari. Dave mengintip di balik celah pintu kamar Chloe yang terbuka sedikit. Lampu ruangan itu padam yang berarti Chloe sudah terlelap. Dave melangkah masuk, ia baru saja kembali dari pesta keluarga Stewart, hanya pulang saja tanpa pamitan. Bahkan, ia kabur di tengah acara yang belum selesai. Meninggalkan Celine begitu saja yang tengah mengambil dessert. Dave tidak bisa terlalu lama bersama Celine, hatinya sedang berantakan. Pembicaraan dengan Garvin mengenai Chloe kembali terngiang dan itu membuat suasana hatinya hancur seketika. Malam ini, Dave merasa ada sesuatu yang berbeda di dalam dirinya. Jika biasanya, ia akan senang melihat wajah pucat pasi Garvin karena apa yang ia katakan. Maka, lain halnya dengan kali ini. Pria itu merasa begitu bersalah, kesalahan yang entah di tunjukkan pada siapa namun perasaan itu menggerogoti hatinya dan Dave merasa enggan bertemu Celine.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-05
Baca selengkapnya

It's confusing

Waktu mengarah pada pukul enam pagi ketika sinar mentari pagi di atas sana memasuki celah jendela milik kamar seorang gadis cantik bernama Chloe Moretz Lautner. Kilau sinar mentari itu terasa begitu hangat menerpa tubuhnya yang polos dan mengusik kelopak cantik matanya, membuat sang empunya mau tak mau harus mengerang dan mencoba perlahan membuka dua mata indahnya. Setelah, matanya sudah berhasil membiasakan dengan cahaya, Chloe perlahan menggerakkan tubuhnya tapi terhalang oleh sebuah lengan yang jauh lebih besar dari lengannya yang kini melingkari tubuhnya. Dan juga, sesuatu di selatan terasa begitu nyeri dan ngilu, seperti habis tertimpa oleh sesuatu yang berat hingga membuatnya sulit bergerak.Namun, begitu ia mengingat apa yang membuat semua ini terjadi, semburat merah muncul memenuhi wajah Chloe, tiba-tiba saja senyumnya merekah. Otaknya kembali terngiang pada kejadian semalam, ia baru saja bercinta dengan Arthur. Chloe akan pergi, pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Time problem

"Semalam, apa kita bercinta lagi?" Dave menaikkan satu alisnya. Sesaat ia tersadar, rupanya Chloe tidak ingat persetubuhan itu, kalau begitu ia juga lupa semalam menangis karena kesakitan."Kenapa? Apa kau berharap orang lain yang menyetubuhimu?"Chloe merunduk lalu menggeleng pelan. "Tidak, kurasa kau begitu lembut sampai aku pikir itu bukan kau dan pelukanmu membuatku nyaman sepanjang malam." Hari ini, Chloe sedang mellow atau memang Dave yang tersentuh dengan perkataan itu. Kenapa hatinya merasa tersentuh, sampai-sampai kembali menarik tubuh Chloe ke dalam pelukannya. Cukup lama, sampai sesuatu yang basah menembus kemejanya. Jika, biasanya Dave akan marah dan memaki, kali ini ia hanya melepasnya pelan lalu meraih wajah Chloe dan menghapus air mata yang kembali mengalir dari pelupuk matanya. "Aku sangat benci dengan gadis cengeng, berhenti menangis dan cepat turun." Desis Dave, ia benci tiba-tiba melih
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Back In The Past

Dave memasukkan ponselnya kedalam saku celana setelah mengirimkan pesan pada Celine, bahwa nanti ia akan datang ke rumah sakit, ikut merayakan penyambutan untuk kakaknya dan sekaligus ingin minta maaf karena kemarin menghilang begitu saja di tengah pesta. Membayangkan akan bertemu dengan Celine membuat hati Dave berbunga, terlebih lagi jika gadis itu akan merajuk. Celine sangat tidak suka jika seseorang pergi tanpa ijin dan semalam Dave melakukannya. Dari kecil tumbuh bersama dengan Celine, membuat Dave lebih mengenal sosok gadis itu ketimbang dirinya sendiri. Aku tunggu kau di sini, Dave. See you!Dave menyunggingkan senyumnya melihat balasan dari Celine. Lambat laun, Celine pasti sudah berada dalam genggamannya dan menghapus nama Garvin dari hatinya. Ya, pasti. Ini hanya masalah waktu dan batas kesabaran.***Kembali ke masa lalu di saat keadaan belum serumit ini dan kehidupan berjalan seperti mimpi anak-an
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Coercion and Grin

Setibanya, Dave dirumah sakit. Pria itu langsung menemukan Celine yang tengah duduk di balik meja seraya menopang dagu. Sepertinya, acara penyambutan Zea sudah selesai, karena Dave lebih dulu pergi ke kantornya, melakukan pertemuan pagi dengan beberapa kolega bisnisnya."Hey, kau melamun?" Dave menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Celine, yang kini nampak terkejut. "Ah, tidak. Hanya kelelahan saja." Celine tersenyum, bermaksud meyakinkan Dave dengan perkataannya.Tapi, seribu sayang. Dave tidak mudah dibohongi. Apalagi, ini Celine, gadis yang sangat ia kenal melebihi dirinya sendiri. "Kau tidak pandai berbohong, Celine. Katakan saja, apa yang sedang kau pikirkan?"Mengulum bibirnya lalu memandang Dave lekat-lekat. Ingin hati mengatakan yang sebenarnya tapi ia juga tidak ingin menyinggung perasaan pria itu. Tapi, ini sudah kepalang tanggung dengan alasan ia baik-baik saja. Dave s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Have in its own way

"Nancy."Gadis kurus dengan pita merah itu tengah berjalan seraya fokus memandang pada buku sketsa kini menoleh, mengernyit ketika melihat Garvin berlari tergesa ke arahnya. Ia menutup sejenak bukunya. "Ada apa?" tanya Nancy ketika pemuda Lautner itu sudah di depannya. "Apa kau melihat Chloe? Aku sudah mencarinya sejak tadi, tapi tidak ketemu." Garvin bertanya seraya menyeka keringat yang bercucuran si sekitaran pelipis. "Tidak, kita beda jurusan. Bukankah, ini sudah tugasmu? Kenapa kau bertanya padaku?" ketus Nancy yang kentara sekali menunjukkan rasa tidak sukanya pada Garvin."Ada masalah di kantor, jadi aku harus mengurusnya sebentar. Setelah aku kembali, dia belum keluar padahal sudah jam setengah tiga." "Apa?" Dan, mata Nancy seketika membola, melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan sontak saja mulutnya menganga. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Life is full of surprises

"Sejujurnya, aku tidak pernah menyangka jika kita akan berpisah selama ini. Aku pikir, kita akan hidup menua bersama." Kontan saja, Celine menghentikan tawanya. Meski begitu, ia juga turut merasakan hal yang sama. "Mungkin, jika tidak ada dia. Semua tidak akan serumit ini." Dave merunduk selepas mengatakan itu. Sedangkan, Celine yang sudah tahu mengarah kemana pembicaraan ini hanya mampu membisu, membiarkan Dave menumpahkan segala isi hatinya yang selama ini ia pendam. "Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena takdir tidak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan. Dan, aku percaya jika sampai detik ini rasa itu tidak berubah, masih tertuju pada sosok gadis yang sama. Mungkin, ini saatnya Tuhan menjawab segala doaku yang ingin bersamanya. Apa kesempatan itu ada?"Dave menoleh, dan kedua matanya bertubrukan dengan iris mata Celine, seolah saling berbicara melalui tatapan mata.&
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

First Lie

Arthur memandangi Chloe yang berbaring di atas tempat tidurnya, menggeliat seraya mengeluh kepanasan dan tangannya beberapa kali terlihat berusaha mencoba menyentuh bagian selatannya. Namun, karena tangannya di ikat oleh Arthur, maka Chloe hanya mampu mengerang. Sebenarnya, Arthur tidak akan mungkin setega ini jika Chloe tidak berusaha menolak apa yang ia tawarkan sebab dengan hanya itu Arthur dapat merasakan jika Chloe miliknya. Toh, kalaupun ia merebutnya dari Dave sudah dipastikan jika ia kalah telak. Sedari dulu, Dave memang bedebah licik. "Dave." Chloe mendesah panjang, sungguh tersiksa dengan keadaan yang seperti ini, tapi Dave tak kunjung menyentuhnya. Tidak biasanya dan kenapa Chloe begitu berkabut akan nafsu. Chloe sangat ingin disentuh dan secepatnya bercinta dengan Dave, sekarang."Wow." Arthur terkagum pada hasil kerja dari obat perangsang yang di beri Maxy, sahabatnya itu memang paling bisa diandalkan. Arthu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya

Attempted murder?

"Kau tidak tuli, 'kan? Jawab sekarang gadis murahan! Apa ada seseorang yang baru saja mencium mu?!" Sakitnya bukan main, meski anggapan Dave pada dirinya memang seperti itu, tapi tidak sekalipun ia menyebutkannya dengan kasar begitu, kedua mata Chloe memanas tentu saja. Ya Tuhan, haruskah Dave berbicara sekasar itu? Rasanya, lebih sakit dibandingkan dua milik pria menembus dirinya. Tak lama, tamparan keras mengenai pipi mulus Chloe hingga meninggalkan memar merah yang membuat bulir bening mengalir dari pelupuk matanya. "Aku menyuruhmu untuk menjawabku! Bukan malah menangis seperti ini."Mata Chloe terpejam, merasakan deru napas Dave yang mengenai wajahnya. Terdengar memburu dan tidak beraturan. Oh, jangan lupakan sorot mata tajam yang sebentar lagi akan membunuhnya."Katakan padaku, Chlie! Siapa seseorang yang berani-beraninya menciumu atau kau sendiri yang suka rela memberikan tub
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status