Beranda / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab ELEGI WANITA KEDUA: Bab 231 - Bab 240

303 Bab

SELLA MENEMUI SANTI

Adrian pun melangkah gontai menuju mobilnya. Dari ambang pintu Sella terus memperhatikannya dengan gurat kesedihan yang sama. Dia bisa ikut merasakan apa yang dialami oleh lelaki tampan itu."Aku akan bantu kamu Adrian mencari Amelia. Kamu layak bahagia setelah selama ini kamu hidup dalam kesendirian!" Dari dalam mobil Adrian melambaikan tangan. Dia tersenyum pahit yang terpaksa. Sejenak Adrian menarik napas panjang. Lalu menarik tuas persneling dan mobil mulai melaju lambat meninggalkan rumah Sella. Ada rasa ingin kembali.  Adrian merasa tidak sanggup, jika tanpa ada Amelia di sisinya. Namun entah mengapa semuanya berubah begitu cepat. Sosok wanita cantik itu, seakan telah membawa pergi separuh hatinya.Masih teringat saat pertama kali pertemuan dengan Amelia. Senyum mengembang di ujung bibir Adrian. Saat mengenang masa itu. Sesaat siluet bersama Amelia terus melintas. Tak bisa dia ingkari."Aku butuh dia!"Huhhhh!B
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-07
Baca selengkapnya

SALAH

"Hai, Tante!"Seketika dia mendongak dan terkejut. Melihat Sella yang tersenyum padanya."Kamu Sell? Tumben amat nih?" Raut wajah Santi seketika berubah. Dia yakin ada hal penting yang ingin disampaikan Sella padanya. "Kamu sendirian?""Iya, Te. Emang mau ke sini sama siapa?""Kali aja sama cowok dekil itu!""Raffian, Tante. Biar dekil dia mencintai aku dengan tulus Tante. Dan aku bahagia jalan sama dia."Santi hanya melengos mendengar perkataan Sella. Yang menurutnya tak sesuai dengan pemikiran dia, Santi pun tak ingin berdebat dengan gadis ini."Ada apa kamu ke sini?""Enggak boleh aku main, Tan?""Boleh, dong. Tapi, tumben banget gitu loh."Sella menanggapi dengan senyum tipis."Sebenarnya aku hanya ingin bertanya sama Tante. Apa Tante tau kalau Adrian enggak jadi menikah?""Serius?" tanya Santi terbeliak."Masa sih Tante enggak tau? Aku enggak percaya deh.""Serius aku baru dengar k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-08
Baca selengkapnya

MENCARI MELINDA

"Apa kamu pernah tahu apa kebahagian itu, San?"Seketika pertanyaan itu membuat Santi terhenyak. "Ke-kenapa kamu menanyakan hal ini sama aku? Bukannya itu yang menjadi tujuan kamu dari dulu. Bahwa kamu menginginkan hubungan mereka buyar. Dan, sekarang kamu mendapatkannya.""Ternyata aku salah! Aku salah menilai semuanya. Aku salah!" desis Romy."Itu bukan jadi urusan aku Rom! Aku hanya menampung dan memberi semangat pada dirimu. Iya 'kan? Tapi, aku tak mau dijadikan orang yang bersalah dalam hal ini!""Kau sialan!""Ehmmm ... kamu ini aneh. Kenapa marahnya sama aku? Cari aja tuh Amelia yang sudah minggat dari rumah Adrian. Jangan bilang info aku ini, enggak berharga sama sekali.""Ja-jadi, dia tak menikah sama Adrian?""Ehmmmm, sepertinya sih enggak. Ending yang sangat kamu harapkan, Rom! Akhirnya terjadi juga 'kan? Berbahagialah, bukan malah nyalahin aku!"Tanpa berkata apa-apa lagi. Romy menutup telepon dari Sant
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-10
Baca selengkapnya

PENCARIAN ROMY

"Ehhh, Mas Romny. Ada apa ya? Kok kelihatan kayak serius gitu.""Iya, Pak. Ini penting sekali buat saya.;""Soal apa ini Mas Romy.""Apa Pak Rusdi tahu nomer HP Mbak Melinda?"Lelaki itu mengangguk cepat."Saya bisa minta Pak?""Sebentar ya Mas. Saya ambil Hp dulu!" Kemudian lelaki itu langsung emngirimkan nomer kontak Melinda pada Romy."Terima kasih ya, Pak.""Sama-sama Mas."Saat itu juga, Romy menelepon nomer yang baru saja diberi. Jantungnya berdetak cukup kencang. Dari raut wajahnya terlihat dia gamang. Namun tak ada pilihan lain.Cukup lama Romy menunggu. Tetap saja belum diangkat juga."Apa karena nomer tak dikenal ya?" Romy bergumam sembari mencoba menelepon Melinda lagi. Sampai akhirnya telepon Romy diangkat juga."Hallo!" Suara wanita terdengar dari seberang telepon."Ehhh ... ha-hallo!""Siapa ya ini?""Aku ... Romy, Melinda."Sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-11
Baca selengkapnya

DI MANA KEBERADAAN SALSA (?)

"Sepertinya Santi pasti mengetahui cerita tentang Melinda ini. Aku yakin Santi bisa membantuku." Bergegas Romy naik ke lantai tiga. Dia mengambil ponsel yang berada di saku kemeja. Lalu langsung menelepon Santi. Dia pun tahu pasti Santi masih kesal atas sikapnya barusan. Tepat dugaan Romy. Dia tak mengangkat teleponnya. "Aku akan telpon kamu terus, San! Sampai kamu angkat!" Pertama, kedua, kelima, kesepuluh, hingga panggilan kelima belas. Barulah Santi mengangkat. "Kamu gila ya, Rom!" Suara Santi terdengar keras menghardik Romy. "Apa maksud kamu kayak gini?" "Kenapa juga kamu enggak angkat telepon aku?" "Bukannya tadi jutek sama aku. Malaslah sama kamu!" "Dengerin aku dulu! Aku pengen bicara." "Ogah!" "Please lah, San." "Mau bicarain apalagi ... ha?" "Santi! Tolonglah aku. Kali ini saja." Cukup lama Santi terdiam. Dia tak langsung membe
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-13
Baca selengkapnya

KEDATANGAN MAMA DAN PAPA

"Banyak sekali pertanyaan kamu. Aku enggak tau mau jawab apa, San. Yang jelas aku ingin bertemu Salsa dan Amelia! Dan kamu harus mau membantu aku, San!" Sontak kalimat itu membuat Santi tertawa terbahak-bahak. Seolah sedang mengejek Romy yang terlihat plin-plan. "Kamu ini sama kayak orang yang jilat lagi air ludah kau!""Aku banyak salah pada mereka berdua. Terutama sama Amelia. Dan itu semua karena kamu!""Haaahhh! Kenapa kamu menyalahkan aku? Aneh kamu ini!""Ya, kamu yang bikin aku sampai terprovokasi seperti waktu itu."Kembali Santi menyeringai tipis."Lagi ... lagi, kamu salahin aku. Niat kamu ke sini emang mau salahin aku atau bagaiamana Rom?""Maaf, aku lagi enggak ingin berdebat atau bertengkar sama kamu."Sesaat Romy terdiam. Kepalanya tertunduk menatap keramik lantai. Dalam pikiran Romy, ingin sekali bisa menemukan Salsa dan Amelia."Kalau keluargaku tahu kepergian Salsa karena perbuatan aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-16
Baca selengkapnya

CURIGA

"Aku akan bilang Salsa pergi wisata sama teman-teman senam. Yah ... itu pilihan tepat. Aku sementara harus sembunyikan permasalahan yang ada ini."Setelah kamar Salsa rapi dan bersih, Romy dengan langkah gontai menuju kamar. Dia terduduk di tepian ranjang. Dengan tatap mata tertuju pada cermin."Aku memang brengsek! Aku yang brengsek!"Romy berulang kali memaki dirinya sendiri. Sesekali menjambak rambutnya dan berteriak sepuasnya. Menyalahkan atas semua keadaan yang membuat dirinya terpuruk seperti saat ini.Perlahan dia melepas kancing kemeja satu persatu. Berganti dengan kaos oblong dan celana pendek. Sejenak Romy menghela napas panjang. Ingin melepaskan semua permasalahan yang ada dalam kepala.Lalu Romy keluar kamar menuju dapur. Entah mengapa dia merindukan kopi susu buatan Salsa. Yang biasa dia hidangkan untuk Romy. "Mungkin minuman hangat bisa buat pikiran aku sedikit tenang," bisiknya lirih.Kembali terkenang betapa dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-16
Baca selengkapnya

MENUNGGU KEDATANGAN SALSA

"Kok diam sih Rom?""Ohhh, sorry Ma. Efek masih ngantuk nih."Mereka terus tertuju pada sang anak yang terlihat aneh dan berbeda di mata keduanya."Kamu Mama lihat agak aneh sih Rom? Bukan karena ngantuk ini. Tapi, enggak fokus. Tau enggak sih kamu?""Iya, Ma. Maaf, Romy semalam kurang tidur aja.""Memangnya si Salsa sampai berapa hari wisatanya?" ulang si Papa."Ehhh, seminggu Pa.""Apa? Kok lama banget begitu si Rom? Lagian kok kamu kasih aja dia berangkat. Harusnya tuh kamu larang dia ikutan. Mama takutnya dia terjerumus pergaulan yang enggak baik," seloroh si Mama."Bener kata Mama kamu!" tegas Hartono."Ya, aku enggak mau kekang Salsa aja, Ma. Nanti dia malah tersiksa lagi. Biar bisa buat refreshing juga 'kan, Ma?"Keduanya kembali terdiam. Seraya membenarkan pemikiran Romy. "Mama sama Papa istrihat dulu! Biar Romy pesanin makanan di online aja.""Kamu libur?""Ya ijin aja, Ma. Meli
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-16
Baca selengkapnya

MENEMUI MELINDA

"Ada apa Ma?" bisik sang suami."Entahlah, Pa! Aku merasa Romy lagi dalam suatu masalah yang berat.""Bagaimana kalau kepulangan kita ke Semarang tunggu sampai Salsa datang?"Maya memalingkan muka. Hingga menatap wajah suaminya. Lalu manggut-manggut."Sepertinya Papa benar. Kita tunggu sampai Salsa datang. Biar kita enggak was-was melihat mereka berdua.""Iya, Ma."Romy berjalan ke arah mereka."Ayok, Pa, Ma! Kita sarapan dulu!"Mereka berdua mengikuti langkah Romy menuju meja makan. Dia menyiapkan piring dan mangkok."Telur asinnya yang enggak ada Pa. Tapi, Romy minta tambahan daging empalnya.""Wahhh, ini kelihatan enak Rom. Baunya sedep banget ya, Pa?""Iya, Ma." Hartono langsung menyuapkan nasi ke mulutnya. Dia begitu menikmati makanan favoritnya itu.  "Kamu sengaja meliburkan diri atau gimana, Rom?""Memang sengaja libur, Pa.""Apa enggak ada proyek yang lagi jalan?""Ada, Pa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-16
Baca selengkapnya

AKANKAH KEMBALI (?)

Sekilas Romy melihat ke lantai dua. Dia merasa ada seseorang yang tengah memperhatikan dirinya."Kayak ada yang barusan lihat. Tapi, siapa?"Dalam waktu yang bersamaan. Di dalam rumah. Melinda memanggil Salsa untuk turun."Kamu lihat 'kan?""Iya. Aku lihat, Lind. Tapi, maksud dia apa?""Sepertinya dia mencari kamu. Makanya dia pengen ketemu aku.""Mencari aku?"Melinda manggut-manggut. "Dari pada Romy nekat. Aku baiknya temui dia. Kamu sembunyi aja di kamar.""I-iya, Lind."Segera Melinda menyuruh pelayannya untuk membuka pintu."Suruh tamunya masuk, Eka!""Baik, Mbak."Langkah wanita muda itu tergopoh menuju pagar. Lalu dia membuka kunci dan mempersilakan Romy masuk ke rumah."Mari, Mas! Ikuti saya!""Ya, makasih Mbak."Di ruang tamu Melinda sudah duduk menunggu Romy. Sesekali dia mengusap perutnya yang semakin membuncit.Romy yang melangkah masuk langsung te
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status