“Bu Cinta, saya mau bicara sesuatu,” ijin Pram dengan raut serius setelah menyudahi sarapannya dan menyesap segelas air mineral.“Sebelum kamu bicara, aku duluan yang bicara. Diam di tempat kamu. Jangan kemana-mana.” Cinta menyelak cepat seraya beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan Pram yang hanya menatap punggungnya ketika sudah melesat masuk ke dalam kamar.Cinta kembali lagi ke teras balkon, namun tidak ke kursinya. Dia berdiri tepat di hadapan Pram, dengan sebuah kotak berlapis kulit berwarna hitam di genggaman.Tanpa Pram duga, Cinta berlutut di depannya sambil menguak penutup kotak hitam itu yang dia sodorkan ke hadapan Pram.Spontan Pram beranjak dan meraih bahu Cinta, mengangkat tubuh gadisnya dari lantai untuk berdiri sejajar dengannya.“Bu Cin, apa-apaan ini?” Pram terperangah menatap lurus bola mata Cinta dengan gugup dan bingung.“Pram, kamu mau, kan ... jadi suami aku?”
Last Updated : 2021-09-10 Read more