Home / Romansa / MR. CINDERELLA (INDONESIA) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MR. CINDERELLA (INDONESIA): Chapter 61 - Chapter 70

110 Chapters

Part 61

Cinta ... Cinta ... Cinta ...Nama itu yang kini selalu selalu menggema di dalam kepala. Wajah si jelita itu yang kini selalu terbayang di pelupuk mata. Bisa selalu bersama dalam suka dan duka mendampingi gadis itu adalah keinginan terbesarnya.Pram tak memungkiri, Cinta memang sudah membuat dunianya kini lebih berwarna dan penuh gairah. Tulusnya rasa cinta yang telah gadis itu tunjukkan membuat ketidakpercayaan diri karena keadaannya perlahan menghilang. Hingga Pram tak kuasa lagi memendam keinginan untuk segera mengikatnya dalam satu ikatan suci bernama Pernikahan.Setelah melewati satu malam yang panjang untuk merenung dan memastikan langkah selanjutnya untuk menggapai keinginannya itu, dibantu dengan diskusi menenangkan bersama Bu Ocha yang menyambut dengan antusias keinginannya itu, akhirnya Pram memutuskan untuk bicara dengan Cinta pagi ini juga.Dengan langkah mantap Pram menuju apartement Cinta. Bersama rasa rindu yang menggebu, dia lekas memasukk
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Part 62

“Bu Cinta, saya mau bicara sesuatu,” ijin Pram dengan raut serius setelah menyudahi sarapannya dan menyesap segelas air mineral.“Sebelum kamu bicara, aku duluan yang bicara. Diam di tempat kamu. Jangan kemana-mana.” Cinta menyelak cepat seraya beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan Pram yang hanya menatap punggungnya ketika sudah melesat masuk ke dalam kamar.Cinta kembali lagi ke teras balkon, namun tidak ke kursinya. Dia berdiri tepat di hadapan Pram, dengan sebuah kotak berlapis kulit berwarna hitam di genggaman.Tanpa Pram duga, Cinta berlutut di depannya sambil menguak penutup kotak hitam itu yang dia sodorkan ke hadapan Pram.Spontan Pram beranjak dan meraih bahu Cinta, mengangkat tubuh gadisnya dari lantai untuk berdiri sejajar dengannya.“Bu Cin, apa-apaan ini?” Pram terperangah menatap lurus bola mata Cinta dengan gugup dan bingung.“Pram, kamu mau, kan ... jadi suami aku?”
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Part 63

Dengan berbekal tekad kuat dan keputusan yang sudah bulat, Pram memarkirkan motornya di halaman rumah mewah milik keluarga Pak Abraham.Sesuai janjinya, malam ini tepat di pukul tujuh Pram sudah berada di rumah itu untuk menemui Pak Abraham dan bicara sesuatu yang penting dengan pria itu.Sebelum menjajaki teras, sekilas Pram melirik mobil CRV putih yang biasa dia kendarai untuk mengantar Cinta setiap hari, terparkir rapi di depan pintu garasi. Berarti Cinta sudah tiba di rumah itu lebih dulu.Sekilas senyum kecil terbit di bibirnya, mengingat seharian tadi dia menghabiskan waktu bersama Cinta dengan berbincang-bincang mengenai banyak hal yang menyangkut rencana Pram selanjutnya. Diakhiri dengan ciuman hangat dan pelukan mesra sebelum dia pulang untuk mempersiapkan diri menemui Pak Abraham dan Ibu Viola.Tak lama pintu rumah pun terbuka ketika Pram menekan bel satu kali saja dan seorang asisten rumah tangga mempersilahkannya untuk masuk dan menunggu di ru
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Part 64

Oksigen. Pram membutuhkan oksigen lebih banyak untuk asupan darah yang mengalir ke setiap sel otaknya. Dia menarik napas dalam-dalam seraya menenangkan organ jantungnya yang sedari tadi tak mau berhenti berguncang kencang di dalam dada.Sekali lagi dia menarik napas panjang dan perlahan mengembuskannya sambil menegakkan badan. Lalu, setelah merasa tenang dan mengamati Pak Abraham dan Bu Viola menatapnya dalam, tampak sedang menunggunya membuka suara, Pram merasa inilah kesempatannya untuk bicara.“Sekali lagi saya mohon maaf. Pengunduran diri saya ini bukan karena masalah video atau pun gosip yang beredar sekarang. Juga bukan karena Bu Cinta bikin masalah dengan saya. Tapi ini karena alasan pribadi saya. Saya.... “ Pram menjeda, jantungnya mulai berulah, dia memejamkan mata, lalu mengembuskan kembali napasnya dengan panjang.“Saya suka sama putri Bapak dan Ibu. Saya jatuh cinta sama Bu Cinta.” Dengan susah payah Pram menuntaskan kalimatny
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Part 65

MR CINDERELLA PART 62 Pramudya. Sepulang pertemuannya dengan kedua orang tua Cinta, Pram tak langsung kembali ke rumah. Dia berkendara tak tentu arah, untuk menenangkan pikiran dan hati yang berkecamuk tak karuan.Ketika melewati daerah Menteng, dia melajukan motornya perlahan, lantaran ingatannya tiba-tiba saja kembali pada saat bersama Cinta makan sate di pinggir jalan itu sewaktu pulang dari resepsi pernikahan Hani beberapa bulan lalu.Kemudian dia putuskan memarkir motornya di tepi trotoar pinggir pintu taman Suropati, lalu menempatkan dirinya di salah satu bangku taman kota itu.Kepulan asap putih dan halus menari-nari di atas kepala setelah dia hembuskan panjang dan perlahan ke arah atas. Tak dia pedulikan pandangannya pada bulan purnama yang tengah menyaksikan kegalauannya terhalang oleh kabut halus itu.Bersama asap putih ampas nikotin itu dia berharap kegundahannya akan mereda. Tapi ternyata tidak juga. G
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

Part 66

Cinta. Ingin pergi jauh!Aku jenuh!Jenuh dengan duniaku!Jenuh dengan rutinitasku!Lelah dengan pekerjaanku yang menyita nyaris dua puluh empat jam hariku!Bosan selalu berpura-pura berperan menjadi orang lain!Bosan dengan puja-puji penuh kepalsuan demi kebanggan diri!Bosan dengan hiruk pikuknya infotainment dan media sosial yang selalu mengumandangkan namaku, yang sebagian besar isinya hanya berupa kontroversi, alih-alih prestasi. Padahal sudah sedemikian lelahnya aku memberi yang terbaik demi dedikasiku pada dunia entertainment selama lebih dari lima tahun ini!Bosaaaaaan!!!!Berulang kali Cinta memekik kalimat-kalimat itu di dalam hati. Karena dia tak sanggup berteriak lagi, seakan lidahnya sudah terkunci. Hanya air mata yang mengiringi.Dia juga manusia biasa yang punya rasa lelah. Rutinitas dengan setumpuk jadwal yang menggulungnya setiap hari membuatnya bagaikan robot yang sudah di pr
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

Part 67

Hampir dua jam lamanya Cinta dirias oleh dua orang make up artist yang bergenre sama dengan Sabrina. Riasan wajah yang nyaris sempurna dengan kesan smokey eye yang sangat natural dan elegant. Ditambah dengan rambut panjangnya yang lurus licin dan melambai sangat seksi ketika tertiup angin dari pintu balkon yang terbuka.Sejujurnya hari ini dia sangat lelah. Walaupun seharian kemarin tak berkegiatan apapun karena Sabrina sengaja mengosongkan jadwalnya agar Cinta bisa menenangkan diri dan beristirahat. Itu pun atas paksaan sang ayah dengan mengurungnya di kamar, seperti seorang narapidana di dalam penjara. Semata-mata karena tak ingin Cinta nekad kabur dari rumah untuk menemui Pram. Namun karena jadwal syuting yang tak bisa Cinta abaikan, sang ayah akhirnya mengijinkannya keluar, tapi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.Sesaat Cinta menghela napas panjang mengingat kemarin malam dia dipertemukan oleh ayahnya dengan seorang pria bertubuh tinggi besar dengan wajah ho
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

Part 68

Dari tempatnya berdiri, di samping gerbang besar berpagar tinggi, di balik batang pohon akasia yang berdaun rindang, Pram terpaku menatap sosok Cinta yang sedikit kepayahan menyingkap bagian bawah gaun, tengah melangkah cepat menuju ke arahnya.Tak ada yang mampu melukiskan bagaimana indahnya pertemuan dua insan yang saling mencinta, yang kini terpaksa harus berjauhan lantaran jurang perbedaan yang membentang.Jarak mereka tak kurang dari tiga langkah saja. Jarak yang cukup dekat untuk mempersilahkan bola mata Cinta menatap Pram begitu lekat.Jarak yang mampu memberi kesempatan untuk Cinta mengagumi penampilan sosok tinggi tegap Pram yang berbalut kemeja biru dan celana jeans itu.Jarak yang membuat hati Cinta berkembang berkali lipat menikmati lesung pipi Pram yang tercetak bersama senyuman yang sangat dia rindukan.Dengan jantung berpacu kencang, bukan karena takut ketahuan Bastian, namun lebih karena menjumpai sang kekasih hati, Cinta mengikis j
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

Part 69

Pramudya. Perlahan kelopak matanya terbuka, walaupun masih terasa sangat berat karena pengar yang melanda begitu hebat. Sesaat dia memicing dan mengerjap lemah demi menyesuaikan cahaya yang menusuk tajam di bola matanya.Bau obat-obatan seketika menyengat indera penciuman. Aroma khas ruang perawatan rumah sakit itu seakan mampu membangkitkan kesadarannya, walaupun belum sepenuhnya sempurna.Semua yang berada di sekitarnya serba putih, ada juga nuansa hijau muda di beberapa bagian ketika netranya sudah terkuak lebar.Pram tak ingat bagaimana dia bisa berada di ruang perawatan ini dan sudah berapa lama tak sadarkan diri. Akan tetapi benaknya masih mampu memutar kembali rekaman peristiwa yang dia alami. Peristiwa yang membuatnya terkulai tak berdaya. Pengeroyokan tiga lawan satu yang melumpuhkannya tanpa ampun.“Bu Cinta .... “ desisnya berat karena tenggorokan yang tercekat.Lantas terdengar bunyi geseran kursi di seb
last updateLast Updated : 2021-09-14
Read more

Part 70

 Pramudya.Satu minggu berada di ruang perawatan rumah sakit, kondisi Pram tampak semakin membaik. Luka-luka di wajah sudah mulai mengering, hanya meninggalkan bekas yang masih mencetak warna kebiruan di bawah mata dan sedikit di sudut bibir.Tulang rusuk yang patah belum sepenuhnya pulih, namun dia mulai mampu menggerakan tubuh dengan perlahan untuk meregangkan persendian yang sempat kaku dengan berbagai pengobatan dan anestesi yang diberikan.Sebuah keberuntungan bagi Pram, karena Bu Ocha dengan keihklasan dan begitu perhatian mendampinginya selama masa perawatan. Dengan tekun dan penuh kasih sayang, Bu Ocha merawat Pram hingga dia pun rela tidur di sofa untuk menemani Pram hampir dua puluh empat jam.Yang menjadi konsentrasinya saat ini adalah Pram menjalani perawatan dan pengobatan semaksimal mungkin agar segera sembuh total dan pulih seperti sedia kala.Sepanjang hidup, baru kali ini Pram merasa diperhatikan sedemikian dalam layak
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status