Beranda / Romansa / Cinta Satu Malam / Bab 141 - Bab 150

Semua Bab Cinta Satu Malam: Bab 141 - Bab 150

321 Bab

Rengekan Bima

Bima masih menangis di depan pintu, ia sangat ingin bersama sang ayah, Kirana memeluk dan menggendongnya masuk ke dalam rumah, di sampingnya sudah ada Luna dan tuan Handoko yang mengiringi masuk rumah, sebelumbya mereka sudah memerintahkan kepda anak buah untuk mengurung Dabi Wijaya kembali agar tidak membuat ulah. "Sayang sabar ya minggu depan kita akan bersatu bersama dengan ayahmu, besok mama janji akan mengantarmu ke tempat ayah," ucap Kirana sambil mengelus rambut putranya. "Sayang sini biar kakek buyut gendong kamu, biarkan mama ganti baju dulu," ucap tuan Handoko. Bima dalam sekejap ada pada gendongan sang kakek buyut, mereka bercengkrama di ruang keluarga di temani Luna juga, mereka menghibur Bima yang ingin ikut pulang ke kediaman Alexander. "Apakah hatimu sudah tenang Biam, jika sudah tenang ayo nenek suapi kamu makan," Luna membawakan sepiring makanan untuk cucu keponakannya itu.&n
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

Gaun Kenangan

Di sudut desa terpencil di asrama karyawan milik Sandra, perkebunan buan yang luas dan memperkerjaakan banyak penduduk desa, diantara ada tiga wanita yang sengaja di asingkan dari kota untuk bekerja kasar memetik buah untuk mempertanggung jawabkan kejahatannya di masa lalu, nereka masih di rumah yang di sebut asrama untuk karyawan kebun. "Kenapa kalian masih berada di sini, cepat ambil keranjang kalian dan pergi ke kebun untuk memetik buah," ucap kepala pekerja. "Heh kamu sampai kapan akan somhong dan berani membentakku seperti itu, lihat berita di televisi itu adalah putriku, sebentar lagi dia akan menjemputku dan aku akan membalasmu," menunjuk berita yang menyiarkan lamaran kirana di televisi. Plakk! Sevuah tamparan mendarat di wanota tua yang sombong itu, dia jatuh tersungjur ke lantai dengan keras, Tania langsung berlari menghampiri ibunya. "Ibu apa kamu tidak apa-apa, kamu wanita rendahan berani
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-17
Baca selengkapnya

Cantiknya Kirana

Sabian terpukau oleh kecantikan Kirana saat memakai gaun peninggalan sang ibunda, apalagi dia bertingkah centil manja di hadapannya, ingin sekali Sabian mencium Kirana tetapi Bima tidak boleh melihatnya yang begitu antusias ingin mencecap bibir lembut Kirana, Sabian harus menahan untuk tidak melakukan itu. "Ibu dari anakku ini memang cantik sekali," Sabian mencubit pipi tembem Kirana. "Aku memang cantik sedari lahir," Kirana melembarkan senyuman. Kirana usai mencoba gaun peninggalan ibunda Sabian dan meletakkan kembali ke tempat asalnya, mereka bertiga menuju ruang kerja tuan Alexander tapi tak menemukan beliau. "Kemana ayah ya, kok tidak ada di ruangannya," ucap Sabian sambil melihat sekeliling ruang kerjanya. "Tuan muda kedua, tuan besar ada di ruang makan, beliau meminta anda untuk segera menemaninya makan," ucap Santi yang di utus memanggil Sabian dan Kirana. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-18
Baca selengkapnya

Jadilah Ayah Hebat

Tuan Alexander mengajak Sabian menuju ruang kerja, mereka berdua mengrobrol ringan tentang pernikahan yang akan di laksanakan oleh Sabian putranya. "Ayo kita ke ruang kerjaku saja, aku harus membicarakan masalah ini padamu," ucap Tuan Alexander seraya berjalan meninggalkan ruang makan. "Baik ayah, aku akan menemanimu mengobrol," ucap Sabian yang membuntuti ayahnya berjalan. Sabian dan tuan Alexander meninggalkan ruang makan menuju ruang kerja untuk mengobrol sebentar sebelum Sabian kembali ke kantor, tuan Alexander duduk di bersandar di kursinya. "Sabian ayah tidak akan berbicara panjang lebar, ayah hanya akan menasehatimu sedikit," ucap tuan Alexander kepada putra keduanya. "Aku akan mendengarkan ayah berbicara menasehatiku, dan semoga saja Sabian bisa mempraktekkan apa yang ayah nasehatkan kepadaku," ucap Sabian yang duduk di samping ayahnya. Tuan alexander
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-18
Baca selengkapnya

Rahasia

Sabian masih menyembunyikan tempat apa yang akan di kunjungi bersama dengan sang anak dan wanita pujaammya, mereka akan ke suatu tempat dimana Sabian datang ketika hatinya sedang rapuh. "Rahasia, pokoknya tempat yang paling indah dimana kita bisa menikmati udara yang segar," ucap Sabian sambil menempelkan telunjuk di mulutnya. "Ah ayah aku sudah tak Sabar ingin kesana, ayo cepat aku sungguh tak sabar," ucap Bima yang ingin segera ke tempat yang di katakan ayahnya. Sabian tertawa melihat tingkah Bima kecil, sungguh bocah kecil yang bersemangat, Sabian dan Kirana berpamitan kepada tuan Alexander karena hari sudah sangat siang. "Ayah kami pamit pulang dulu ya, Kirana akan tetap sering mengunjungi ayah ketika sudah menikah nanti, maafkan aku yag mungkin belum bisa berbakti," ucap Kirana sambil bersalaman dengan calon mertuanya. Sabian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

Kala Sabian Kesepian

Sabian tersenyum mempersilahkan Bima dan Kirana masuk ke tempat yang di rahasiakan olehnya, setiap Sabian merasa hatinya hampa, banyak pikiran dan dia tidak tahu harus mengeluarkan keluh kesahnya pada siapa, di sinilah Sabian menyendiri dan menyegarkan pikirannya kembali. "Ini tempat biasa aku menyendiri, kala hati susah dan pikiran kacau aku selalu datang ke sini sendirian, menghirup udara segar dan melihat bintang di langit kala malam hari membuatku merasa tenang," Sabian duduk di sofa dan merebahkan badanya. "Ayah jadi ini adalah tempat persembunyianmu kala sedang bersedih?" Bima duduk di samping ayahnya. Sabian merangkul Bima, ia menceritakan apa saja yang dia lakukan saat menyendiri di tempat ini, karena hari belum gelap maka mereka belum bisa menikmati indahnya bintang gemerlap di atas langit, Kirana masih menikmati hijaunya rumput dan pepohonan yang ada di sekeliling tempat persembunyian Sabian. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

Janji Bima

Kirana dan Sabian sudah berjanji akan mengabulkan permintaan Bima, tanpa di mintapun sebenarnya mereka akan tetap menyayangi putra yang lahir pertama dari buah cinta kedua orang tuanya, kini Bima yang harus berjanji kepada kedua orang tuanya.   "Janji apa yang harus aku penuhi ma?" Bima sangat penasaran.   "Beberapa hari kedepan ayah dan mama akan sibuk dengan beberapa persiapan pernikahan," ucap Kirana.   Kirana memberi pengertian mungkin akan banyak menghabiskan waktu di luar rumah, mengurus surat nikah, mengecek kesiapan ijab kabul dan lain sebagainya, Kirana berharap kepada Bima agar tidak merasa di acuhkan, mungkin orang tuanya akan sering menitipkan Bima ke paman atau kakeknya sementara mereka mengusur persiapan menikah.   "Sayang ayah harap kamu bisa mengerti beberapa hari ini mungkin ayah dan mama akan sering meninggalkan kamu bersama paman dan kakek, maafkan ayah dan mama yang harus segera m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

Bintang yang Bertabur

Sabian menggelengkan kepala saat sang putra bertanya apakah mereka akan menginap di tempat persembunyian ayahnya, ia penasaran dengan bintang yang bertabur di angkasa, kalau di desa dia bisa melihat ke atas langit langsung tapi, di kota apakah indahnya sama seperti apa yang ada di desa?. "Tidak, karena masih ada beberapa hal yang harus ayah dan mama urus," ucap Sahara. "Padahal aku hanya ingin melohat bintang yang bertabur di angkasa bersama ayah dan mama," ucap Bima sambil bertingkah manja. Kirana memasang wajah penuh harap kepada Sabian agar bisa memperlihatkan bintang yang bertabur di angkasa untuk putra kesayangannya ini, daripada dia penasaran merengek dan penuh drama di kemudian hari lebih baik memberikan apa yang ia minta sekarang. "Jangan menatapku seperti itu, kita tidak akan menginap tapi malam ini kita melihat bintang bertaburan di langit setelah itu kita pulang," ucap Sabian mengelus ramb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

Siap Menikah

 Sabian lupa kapan pastinya ia menemukan tempat rahasia yang dia tunjukkan pada Bima dan Kirana, saat itu pikiran Sabian sangat kacau, tekanan besar yang dia hadapi dan tidak adanya seseorang yang mampu menghiburmya membuatnya berkeliling kota tanpa tujuan dan akhirnya menemukan tempat yang sekarang selalu dia datangi kala sedih."Ayah lupa kapan pastinya, untuk pertanyaan apakah ayah pernah membawa seseorang datang kesini jawabannya sudah pasti tidak pernah," ucap Sabian dengan cepat."Berarti Bima dan mama adalah orang pertama yang diajak ayah mengunjubgi tempat ini?" Bima bertanya lagi pada ayahnya.Sabian membenarkan apa yang di tanyakan oleh Bima, karena mereka berdua adalah orang spesial di hati Sabian, orang yang mampu mengubah hati yang dingin menjadi hangat, dari yang semula tidak berpikir dalam bertindak menjadi selalu berpikir di setiap langkah yang di ambil."Iya sayangku, kalian adalah orang yang sangat berpengaru
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-21
Baca selengkapnya

Mengurus Surat Nikah.

Sabdra kebetulan baru saja mendapatkan informasi tentang tiga wanita pengacau yang dia kirim ke desa girpasang guna bekerja di perkebunan buahnya. "Kebetulan sekali aku baru saja mendapatkan informasi tentang mereka ayah," ucap Sandra yang duduk di sofa kamarnya bersama sang ayah. "Informasi apa Sandra?" ucap tuan Alexander dengan antusias dengan kabar para wanita pengacau yang bisa saja membuat ulah di pesta pernikahan putra keduanya. Sandra mengabarkan bahwa sepasang ibu dan anak itu mungkin bertengkar atau bisa saja ada hal lain yang menyebabkan rumah mereka berantakan, saat kepala karyawan memanggil mereka, ibu Tania mengatakan bahwa seseorang yang ada di layar kaca adalah saudari mereka. "Mereka membuat ulah di asrama, kalau menangkap laporan dari kepala karyawanku, mereka melihat berita lamaran Sabian dan Kirana, yah mungkin saja mereka tak terima," ucap Sandra. "Kenapa ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
33
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status